Puisi-Puisi Hendri
Balada Secangkir Kopi
Ada bayang-bayangmu
Pada secangkir kopi
Tersenyum manis
Menyatu dengan dedaknya
Hangat dan nikmat
Ada ciumanmu
Saat seruput pertama
Disajikan oleh pagi
Dan aku membayangkan rasa
Seperti kita bersetubuh dengan gula
Kopi adalah bait-bait puisi
Tempat berlabuh para pujangga
Kemudian diungkapkan lewat kata-kata
Dan aku memahaminya
Tentang kopi. Tentang cinta
Kota Serang, 22 Januari 2022
Lagu Malam
Lekuk-lekuk indah di tubuhmu
Telah kupintal menjadi lagu
Irama erangan dan bisikan
Masih tersimpan dalam khayalan
Hujan masih setia membasahi bumi
Waktu pun larut
Bersama lenguh azan subuh
Bertalu mengiring simfoni pagi
Dan suaramu masih tertinggal
Di kamar yang dulu pernah bergetar
Hujan akan membawamu kembali
Melantunkan irama kenikmatan
Kota Serang, 2 Desember 2021
Menunggumu
Berapa lama aku menghitung
Detak jam. Duduk di antara sunyi
Membeku dalam kaku. Pilu
Aku seolah terjerat oleh waktu
Di bibir subuh yang jauh
Tubuh sudah hampir rapuh
Kusaksikan tembok ruangan
Seperti menceritakan orang-orang sakit
Kursi-kursi yang pernah mencatat luka
Hampir lima jam aku dipasung
Di bawah suhu dingin yang mengapung
Dan cuaca tak menggema di ujung mega
Sudahlah Hendri. Cintamu kembali dejavu
Jangan kau paksakan hatimu untuk berlayar
Karena perasaan adalah selera
Ber-uzlah bersama Tuhanmu
Dalam zikir dan ayat-ayat cinta
Insyaallah cintamu seindah bintang di surga
Kota Serang, 13 Januari 2022
Berkawin dengan Puisi
Aku tulis puisi ini pada daun
pada batu, dan pada alis matamu
Kuleburkan kau ke dalam
hamparan sunyi
Bersama kertas
kusapa khayalan, imaji, dan bahasa
Namamu kurangkai dari hujan
menyusup ke dalam ruang-ruang dingin
Kau begitu cantik dengan metafora
personifikasi, dan hiperbola
Walau kau tak mencintaiku
setidaknya tubuhmu bisa kunikmati
dalam bentuk puisi
Kota Serang, 12 Januari 2022
____
Penulis
Hendri, alumnnus FKIP Diksatrasia Untirta 2005. Kini mengajar sebagai guru Bahasa Indonesia di SMPN 6 Kota Serang.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com