Puisi Kurnia Hidayati
Janabijana
Menjauhi janabijana ratusan kilometer usai langkah terompah
Memulai dengan gelisah. Pertama kalinya, beringsut menjauhi dekap ibu dan ayah
Tergurat sketsa rindu
sepanjang perjalanan
Acapkali terhirup aroma masakan, kloneng gelas piring serta, siulan teko tua terbatuk-batuk
dan berteriak, tak sabar memekik tanya
Kau mau ke mana?
Ke kota lain ibu, menulis sejarah baru
Menjauhi janabijana, jarum jam terus berputar merupa jentera imajinasi
Dalam kepala. sepotong hatiku tertinggal di kamar,
Barangkali ia masih meringkuk di atas tilam
Mendengar dongeng nabi dan pahlawan dari ayah
Tatkala lampu dipadamkan tepat jam sembilan malam
Namun, selalu ada binar sepasang mata yang tertangkap
Di tiap-tiap cerita yang dibacakan
Aku yang kanak-kanak selalu menulis segala alur cerita dalam lembar kenanganku
Serupa jurutulis tanpa kertas dan pena
yang hanya bisa mengingatnya saja
Kapan akan pulang?
Secepatnya, jawabku.
Aku yakin, janabija selalu akan menanti
Merentangkan tangannya
Kapan pun aku akan tiba mencecap masakan ibu dan mendengar lagi segala cerita
Batang, 28 Desember 2021
Liang Lahat
Haruskah kukatakan
Betapa rakus ia
Melumat dan menelan
Sekujur badan
Pada si kecil yang terisak kehilangan bapak
Tiada iba pada ibu dan anak
"Selamat datang perpisahan," sambutnya.
Menerangkan bahwa siapa yang merantau telah kembali.
Terpagut dari tempatnya pergi
Pada yang berbangga ia berkata
Bukankah dunia cuma segaris
Senyum dan tangis?
selebihnya kekal dalam rumit
Alam penantian
Perhitungan neraca
Surga neraka
Batang, 19 Maret 2020
Keranda
Tanpa roda ia tiba, mencekau debar dada
Tudung hijaunya terkulai, meningkahi kerangka
Besi yang berjajar bercerita betapa dekat nyawa dan ajalnya
Kendati tangis berlepas dari mata
Namun mati adalah sepasti-pastinya ketiadaan
Menghantui, mengintai jadi baris misteri
Tanpa roda ia berjalan, beringsut mendekat pelan-pelan
Tak ada lagi lambai tangan
Pada harta dan handai taulan
Sebab ia berbaju mendung
Memagut baringan tubuh seseorang
Usai terlepasnya usia dari hayat
Bersama kenang-kenangan
Batang, 14 Maret 2020
_____
Penulis
Kurnia Hidayati, lahir di Batang Jawa Tengah, 1 Juni. Guru di SMPN 6 Batang. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di media massa lokal dan nasional. Buku puisi tunggalnya berjudul Senandika Pemantik Api terbit tahun 2015. Pernah menjadi peserta didik di Asqa Imagination School (AIS) angkatan 23.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com