Oleh Rahmatulloh
Memiliki ketenteraman hati, ketenangan pikiran, dan juga kesehatan baik secara jasmani maupun secara rohani tentu menjadi keinginan setiap insan. Hati yang tenteram tentunya membuat pikiran lebih tenang hingga menjadikan tubuh lebih kuat dan sehat. Banyak hal yang dilakukan setiap diri manusia untuk menemukan hal itu semua. Tentunya hati yang tentram, pikiran yang tenang dan tubuh bisa didapatkan dengan melakukan hal-hal positif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari tentunya akan ditemukan banyak hal yang kita rasakan baik secara positif seperti mendapat penghargaan, mendapatkan hasil yang diinginkan, bertemu dengan kawan yang selalu mendukung dan lain sebagainya yang menjadikan kita lebih bersemangat dan termotivasi dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Namun terkadang kita juga dihampiri dengan hal-hal lain seperti kekecewaan, kegagalan, dan masih banyak lagi yang dapat menurunkan kesemangatan kita hingga menjadi kegundahan dalam hati dan menjadi beban pikiran.
Banyak cara yang dilakukan setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya. Tentu kita sebagai seorang muslim pasti memilih cara-cara yang positif dalam menghadapi setiap problematika yang ada. Salah satu upaya untuk menjadikan hati lebih tenteram dan tenang ialah mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Raad ayat 28:
اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Dalam surat Ar-Raad ayat 28 Allah Swt. memberikan penjelasan kepada orang-orang yang beriman manakala sedang dalam kegundahan hati, kegelisahan, serta ketidaktenangan maka dengan mengingat-Nya akan timbul ketenangan, ketenteraman serta, kedamaian dalam hati. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk bisa lebih dekat dengan Allah. Dengan zikir, salat, serta membaca Al-Qur’an tentu menjadi upaya yang dapat kita lakukan untuk menjalin hubungan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Tidak sedikit ayat maupun hadis yang menjelaskan tentang keutamaan mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kitab Sahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.
Kitab suci Al-Qur'an sebagai sumber hukum Islam tentu memberikan berbagai kemudahan untuk dipelajari oleh setiap insan. Menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup ialah sebuah keharusan bagi kita semua sebagai Muslim, sehingga dalam hadis di atas disebutkan bahwa sebaik-baik dari diri kita ialah yang mampu mempelajari Al-Qur'an, mulai dari membaca dengan fasih dan tartil serta mampu memahami makna dari setiap ayat yang kita baca. Terlebih lagi sebaik-baik dari diri kita ialah bukan hanya mampu membaca dan menghafal, melainkan dapat mengajarkan serta mengaplikasikan apa yang telah kita baca dan kita pahami dalam isi kandungan dalam kitab suci Al-Qur'an tersebut.
Mengharapkan ketenteraman hati dan kegembiraan jiwa tidak akan tercapai manakala kita menjauh dari Al-Qur'an. Lantas yang akan menjadi pertanyaan adalah seberapa dekat kita dengannya, seberapa sering kita membukanya, seberapa sering kita membaca dan memahaminya, serta menghafalnya? dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 9 Allah Swt. berfirman,
إِنَّ هَذَا ا لْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ا لْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS 17:9).
Keberadaan Al-Qur'an sebagai petunjuk kepada jalan yang lurus serta kabar gembira bagi orang-orang mukmin memberikan bukti bahwa tidak ada kerugian sedikitpun yang dirasakan bagi seorang mukmin dalam mempelajari, mengajarkan, serta mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan kita sehari-hari. Keberadaan Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Muslim yang paling terakhir diturunkan dari kitab-kitab sebelumnya, yakni kitab Jabur yang diturunkan kepada Nabi Daud As., kitab Taurat kepada Nabi Musa As., serta kitab Injil kepada Nabi Isa As., menjadikan kitab penyempurna bagi kitab-kitab yang sebelumnya diturunkan. Tentu kita sebagai Muslim memiliki kewajiban untuk mengimani kitab-kitab Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَ الْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya” (QS An-Nisa: 136).
Dalam surat An-Nisa ayat 136 Allah menerangkan manakala kita sebagai seorang yang beriman maka tetaplah untuk mengimani Allah, Rasul Allah, dan juga kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan kitab-kitab sebelumnya. Sejatinya ketika kita beriman kepada kitab suci Al-Qur'an tentu kita mempercayai tentang keberadaannya, mempercayai setiap apa yang ada di dalamnya, serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga akan timbul ketenangan hati ketenteraman pikiran, dan obat bagi kegelisahan dan kekhawatiran.
اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ
Wallahu a’lam bishawab.
Rahmatulloh, pengajar di Ponpes Darussalam Pipitan.
____
redaksingewiyak@gmail.com