Oleh Encep Abdullah
Ditolak cinta si doi, itu biasa. Ditolak cinta redaktur media massa, awas jangan sampai kau mati rasa. Bahaya!
Pertama kali saya kirim tulisan ke koran menurut riwayat per-email-an sih pada 2009. Mungkin sudah berkali-kali saya sampaikan baik dalam tulisan maupun di YouTube saya. Atau Anda bisa beli buku proses kreatif saya Cara Menuang Air Teko ke Dalam Gelas yang terbitkan oleh Langit Arbitter pada 2019.
Meskipun barangkali terjadi pengulangan, tak apa. Anggap saja sesuatu yang pernah disampaikan dan disampaikan lagi adalah bagian dari zikir. Namun, mempelajari sesuatu yang belum pernah kau dapatkan adalah bagian dari pengalaman dan ilmu pengetahuan. Aih, kok saya malah jadi Pak Kiai.
Baik, inilah karya pertama yang saya kirim ke media massa.
__
Subjek: Cerpen Cinta
Kepada
budaya_fbanten@yahoo.com
5 Okt 2009 jam 11.12
Gara-Gara Cinta
#
Kriiiiiing........... Kriiiiiing............ Kriiiiiing........... .!!!
Alarm berwarna silver berbentuk lingkaran berdering diatas meja belajar Riki. Riki pun terbangun sambil mengusap-usap matanya yang sipit dan melihat arah jarum jam yang berdering.
Yang paling parah dari kiriman karya ini adalah saya kirim di badan email Fajar Banten (kini Kabar Banten). Hari ini baru saya buka lagi setelah hampir genap dua belas tahun. Cecak di tembok melirik HP saya, ketawa cekikikan. Sialan!
Koran Fajar Banten bagi saya sudah menjadi bagian sejarah kepenulisan saya. Banyak rekam jejak puisi awal-awal saya di sana. Yang paling berkesan adalah saat pertama kali memegang koran berisi puisi saya sendiri, yaitu pada Senin, 12 Oktober 2009. Puisi pertama yang dimuat berjudul “Mawar”.
Mawar itu mengisap angin dalam perutku
Meniupkan remang cahaya
Merahnya memberanikan diri tuk menghampiriku
Bawakan sebutir harapan tuk aku miliki
...
Mei, 2009
Jujur, saya sendiri tidak paham artinya apa. Saya asal menulis saja. Saya yakin Anda tidak suka dengan puisi ini. Tapi, dulu saya suka, serius. Dan, yang aneh dari puisi ini, setelah saya telusuri, dokumennya tidak ada di menu kiriman email. Loh, kapan saya mengirim? Siapa yang mengirim? Sampai detik ini puisi ini masih jadi “arwah” penasaran. Puisi ini saya bingkai dan saya pajang di tembok agar saya tahu bahwa pada tanggal itulah saya dilahirkan menjadi penulis koran.
Awal-awal puber menulis, saya lebih intens berkenalan dengan media-media lokal. Selain Fajar Banten, saya sering kirim tulisan ke Radar Banten. Saat itu, Radar Banten membuka banyak kolom penulis saban Minggu: resensi, puisi, cerpen, esai. Per puisi berhonor 15 ribu, kalau dimuat 10 biji, ya 150 ribu. Honor cerpen, resensi, dan esai kalau tidak salah 50 ribu atau 75 ribu. Wah, asoy sekali zaman kuliah, duit segini lumayan gede. Anehnya, kok honornya masih sama ya dengan media hari ini sejak dua belas tahun lalu itu: 50 ribu. Tapi, rasanya kok tetap sama, ya. Kok, bisa?
Email yang paling saya kenang sampai saat ini, dan menurut saya sangat "lejen", bahkan di kalangan para penulis Banten, adalah email kanghaban2001@yahoo.com. Alamat yang begitu akrab di telinga dan nyaman di dalam dada. I love you Kang Haban. Sampai saat ini, Kang Haban masih menjadi misteri seperti puisi "Mawar" saya. Kalau ada yang tahu sosok aslinya, kabari saya ya, boleh WA saya 087771480255.
Sejak 2009 hingga sekarang--meski kerap kali saya menggunakan nama pena-- saya tetap setia menggunakan email encepabdullah@rocketmail.com. Email ini khusus saya pakai untuk karier kepenulisan saya sehingga isinya tidak terganggu dengan kepentingan apa pun. Di tengah kopopuleran Gmail saat ini, saya kagum dengan diri saya sendiri yang masih aktif menggunakan email ini. Penjaga gawang per-email-an media massa koran, pasti tidak asing dengan email ini. Terutama koran Pikiran Rakyat, Riau Pos, dan Kompas. Dari ketiga media ini, tentu Kompas yang tak pernah terpikat dengan ketampanan saya. Sumpah, apa sih maunya? Saya sudah berdandan berkali kali di depan kaca, berpakaian necis, kece, cool, tapi tetap ia tak jatuh cinta. Ia menolak saya berkali-kali. Meskipun begitu saya tetap cinta. Pokoknya CINTA!
Biar Anda percaya, baik. Saya berikan daftar penolakan Kompas atas cinta saya yang begitu dalam.
__
Pengembalian Artikel Kompas
opini@kompas.co.id
Kepada
encepabdullah@rocketmail.com
27 Jan 2011 jam 15.34
Jakarta, 27 Januari 2011
Yth. Sdr. ENCEP ABDULLAH (Encep (Pujangga) Abdullah) (Aray Pujangga)
-
Disertai salam dan hormat,
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 24 November 2010 Redaksi Kompas telah menerima cerpen Anda berjudul "Catatan Langit Dan Angka 12" yang dikirimkan dengan Email/Internet. Terimakasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
Namun setelah kami membaca, kami menilai cerpen tersebut tidak sesuai untuk Kompas. Maka bersama surat ini kami kirimkan kembali cerpen Anda.
Hormat kami,
Redaktur Desk Non Berita
Myrna Ratna
Krtiteria umum untuk cerpen Kompas, maksimal 10.000 karakter termasuk spasi atau 8 halaman kuarto
Pada 27 Jan 2011, sepuluh tahun yang lalu, pertama kalinya cinta saya ditolak. Tapi, saya tidak pernah menyerah. Saya tembak lagi, ditolak lagi, ditembak lagi, ditolak lagi, lagi dan lagi. Kalau tidak percaya, Anda boleh lihat (saya persingkat saja biar tidak terlalu panjang)!
__
Re: Resensi Buku Esai Sitok Srengenge
11 Jul 2012 jam 11.33
Kami, di Sekretariat Redaksi Desk Opini Harian Kompas telah menerima kiriman email Saudara. Namun, kami tidak menemukan artikel yang saudara maksud di attachment. Mohon email dikirim ulang disertai dengan artikel yang saudara tulis. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
__
22 Okt 2012 jam 11.33
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 3 Oktober 2012 Redaksi Kompas telah menerima naskah resensi Anda berjudul "Resensi: Estetika Bahasa Dalam La Rangku". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
29 Apr 2013 jam 15.20
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 12 Desember 2012 Redaksi Kompas telah menerima cerpen Anda berjudul "Lelaki Ompol" yang dikirimkan dengan Email/Internet. Terimakasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
Namun setelah kami membaca, kami menilai cerpen tersebut tidak sesuai untuk Kompas. Maka bersama surat ini kami kirimkan kembali cerpen Anda.
__
12 Des 2013 jam 09.44
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 11 November 2013 Redaksi Kompas telah menerima naskah resensi Anda berjudul "Resensi: Yoga Bahasa Rendra: Puisiku Adalah Sujudku". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
Namun setelah kami membaca, kami menilai resensi tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Dengan Alasan :
√ kurang kritis dalam menimbang buku
Perlu kami informasikan bahwa Kompas mengutamakan tulisan dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Asli, bukan jiplakan/saduran/terjemahan dan belum pernah dimuat dalam penerbitan lain.
2. Cara penyajian tidak berkepanjangan tapi padat, singkat, mudah ditangkap, gaya enak dibaca. Panjang resensi maksimal 4 halaman kuarto spasi ganda atau 800 kata format MS Word.
3. Menyertakan fotokopi/scan kulit buku, jumlah halaman dan harga buku.
__
16 Sep 2014 jam 14.09
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 6 September 2014 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Telanjur Telentang". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
16 Des 2014 jam 10.32
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 4 Desember 2014 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Wakwaw". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
6 Mar 2015 jam 09.44
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 24 Februari 2015 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Terobosan Baru UN 2015, Perlukah?". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
6 Apr 2015 jam 15.15
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 27 Maret 2015 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Tertib Berbahasa". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
9 Apr 2015 jam 11.21
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 2 April 2015 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Pertamini". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
10 Apr 2015 jam 16.15
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 27 Februari 2015 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Menyoal Koin Australia dan Hukuman Mati". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
__
16 Apr 2015 jam 14.54
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 13 Februari 2015 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Hari Valentine: Antara Cinta Platonik Dan Berahi". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
Setelah membaca dan mempelajari substansi yang diuraikan di dalamnya, akhirnya kami menilai ARTIKEL tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Pertimbangan kami,
√ momen telah lewat
Harapan kami, Anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas, dengan topik atau tema tulisan yang aktual dan relevan dengan persoalan dalam masyarakat, disajikan secara lebih menarik.
Untuk kelengkapan administrasi, bila mengirimkan tulisan mohon disertakan pas foto (Abaikan bila sudah pernah kirim). Terima kasih.
__
12 Jul 2017 jam 15.11
Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 27 Juni 2017 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Mandi Basah". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.
Setelah membaca dan mempelajari substansi yang diuraikan di dalamnya, akhirnya kami menilai ARTIKEL tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Pertimbangan kami,
√ kurang cocok untuk halaman opini kompas
Harapan kami, Anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas, dengan topik atau tema tulisan yang aktual dan relevan dengan persoalan dalam masyarakat, disajikan secara lebih menarik.
Untuk kelengkapan administrasi, bila mengirimkan tulisan mohon disertakan pas foto (Abaikan bila sudah pernah kirim). Terima kasih.
C A T A T A N :
Kriteria umum untuk ARTIKEL Kompas :
1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain .
2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang actual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komuninas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.
8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.
9. Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup singkat (termasuk nomor telepon / HP), nama Bank dan nomor rekening (abaikan bila sudah pernah kirim).
10. Alamat e-mail opini@kompas.co.id
Inilah tahun terakhir saya kirim karya ke Kompas. Saya sudah lelah. Saya berhenti pada 2017.
Namun, ada satu email yang cukup membahagiakan saya pada 2015. Saking penasarannya pengin dimuat di Kompas, saya ikut Workshop Cerpen Kompas yang diadakan di Bandung. Saat itu saya terpilih menjadi salah satu peserta yang lolos itu. Tentu saya setelah saya kirim cerpen yang bagus. Email balasan saat itu dari panitia.
__
Matdon
9/5/2015
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI WORKSHOP CERPEN KOMPAS
Salam Hormat, Dari 182 orang yang mengirim Cerpen untuk mengikuti Workshsop Cerpen Kompas 2015, terpilih 30 orang yang berhak mengikuti Workshop tersebut ….
Kalau ada rekan yang membaca tulisan ini dan kita satu angkatan di sana, salam jumpa kembali. Saya masih ada. Saya masih tetap menulis meskipun bukan untuk Kompas. Meski ditolak berkali-kali, apalagi bukan cerpen yang saya kirim, saya tidak merasa bersalah. Dan, saya merasa perjuangan saya menjadi cerpenis Kompas terlalu minim. Yang saya kirim kebanyakan esai kebahasaan yang mungkin memang sudut pandang dan cara penyajiannya belum memenuhi kriteria. Tapi, dari kegiatan Workshop Cerpen Kompas 2015 di Bandung ini, setidaknya membayar rasa penasaran saya. Bahkan di sana karya saya langsung dikomentari oleh Bli Putu Fajar Arcana. Dia tidak suka paragraf percobaan cerita saya. Seperti yang sudah saya tulis pada tulisan sebelum ini: ia enek membacanya, tepatnya mendengarkan saya membaca cerita saya sendiri.
Di sini, bahkan saya baru tahu kalau orang yang saya ajak ngobrol sebelum acara dimulai adalah sang Redaktur Sastra Kompas, anjay, saya malu sekali karena sok keren di hadapan beliau. Setelah pertemuan itu, ia mengistimewakan kami. Bila selepas ini kami menulis cerpen dan dikirim ke Kompas, ia akan utamakan membaca karya kami dulu ketimbang karya orang lain. Wah, ini tawaran yang sangat menggiurkan. Setelah saya coba sekali-dua kali, tetap saja, Kompas menolak cinta saya. Saya memang bukan jodohnya.
Kalau Anda pengin tahu, seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, ada dua media yang setia menemani perjalan isi dompet saya: Pikiran Rakyat dan Riau Pos. Saya memang bukan spesialis penulis cerita, saya ini ternyata tukang ngoceh masalah bahasa.
Memang, tidak semua email saya dibalas oleh Pikiran Rakyat, bahkan hanya sekali-dua kali saja, dan itu pun tidak terlacak atau terlewat balasan-balasan itu. Tapi, saya selalu yakin sembilan puluh persen tulisan saya dimuat. Mungkin tidak seperti sekarang, yang kadang rekan saya dari sana, Pak Imam, memberi kabar terlebih dahulu via WA sebelum pemuatan. Pun di Riau Pos, meskipun harus mengantre lama sekali, saya tetap setia menunggu.
Hampir dua tahun ini, saya sudah tak pernah lagi berkirim karya ke sana. Saya rindu sebenarnya. Tapi, entah kenapa, saya malah mandek. Malah, saya diminta langsung untuk mengisi kolom lagi di Pikiran Rakyat. Lalu, kenapa saya merasa sulit sekali. Semoga saya bisa memulainya kembali.
Berikut perjalanan encepabdullah@rocketmail.com berkawan dengan email Pikiran Rakyat dan Riau Pos.
__
Re: Cerpen dan Puisi
26 Jan 2011 jam 18.22
Yth. Pembaca Pikiran Rakyat,
Terima kasih, email Anda sudah kami terima. Namun, jika email tersebut berupa:
1. Artikel/opini untuk harian, mohon mengirim ulang ke alamat
opini@pikiran-rakyat.com.
2. Artikel/opini budaya, mohon mengirim ulang ke alamat
khazanah@pikiran-rakyat.com.
3. Artikel/opini ilmiah populer/teknologi, mohon mengirim ulang ke
alamat cakrawala@pikiran-rakyat.com.
4. Artikel/opini kampus, mohon mengirim ulang ke alamat
kampus@pikiran-rakyat.com
5. Artikel/opini belia, mohon mengirim ulang ke alamat belia@pikiran-rakyat.com.
6. Surat pembaca (dilengkapi dengan scan kartu identitas), mohon
mengirim ulang ke alamat suratpembaca@pikiran-rakyat.com.
Terima kasih,
Redaksi
__
Bahasa Pekanbaru
9 Jan 2014 jam 15.23
Kami, tim Alinea dari Balai Bahasa Prov. Riau. Tulisan Bapak sudah kami terima dan kami baca. Kami berpendapat ide Bapak layak kami terbitkan. Walaupun demikian, kami perlu menyunting (terutama ejaan) dan menambahkan beberapa informasi sejenis, karena tulisan Bapak hanya terdiri atas 454 kata. Isi tulisan Bapak kurang 40 % dari persyaratan kami. Kami berterima kasih atas perhatian dan partisipasi Bapak untuk pembaca "Alinea". Mudah-mudahan untuk masa yang akan datang, kami sudah dapat langsung memuat tulisan Bapak tanpa perlu penyuntingan dan penambahan berarti, semoga.
__
Re: BAHASA BEGAL
Bahasa Pekanbaru
20 Mar 2015 jam 20.42
Tulisan Mas Encep, direncanakan terbit Ahad 22 Maret 2015. Tajuknya kami ubah menjadi "Bengal". Semoga berkenan. Terima kasih karena Mas Encep rajin mengirimkan naskah untuk Alinea. Terima kasih juga telah menjadi pembaca setia Alinea. Salam.
__
Re: Kolom Bahasa: DOSA TERINDAH
Bahasa Pekanbaru
1 Jul 2016 jam 06.11
Saya kirimkan honor tulisan untuk judul tulisan ini ke rek. bapak hari ini. (Jumat, 1 Juli 2016) sebanyak Rp. 285.000. Kalau sudah diterima, mohon dikonfirmasi sms ke hp saya 0813 6575 xxxx (Irwanto).
Terima kasih. Salam.
__
Re: BIKINI
Bahasa Pekanbaru
17 Sep 2016 jam 10.31
Tulisan Bapak bertajuk "Bikini" direncanakan akan terbit Ahad, 18 September 2016. Silakan dilihat. Mohon maaf, honor dari Riau Pos mohon Bapak tagih sendiri. Nomor rekening Bapak sudah kami sertakan dalam tulisan Bapak itu. Terima kasih. Salam.
__
Re: SEKOLAH, BAHASA IBU, DAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Pekanbaru
14 Mei 2017 jam 20.56
Naskah Bapak untuk Kolom Alinea Harian Riau Pos akan dimuat pada tanggal 21 Mei 2017. Kami baru bisa memuat tulisan Bapak untuk tanggal tersebut karena banyaknya naskah yang masuk ke Redaksi Alinea. Terima kasih atas partisipasi Bapak menulis untuk Kolom Alinea. Kami menunggu tulisan Bapak selanjutnya seputar bahasa dan sastra. Panjang tulisan 800-900 kata, kirimkan foto diri dalam file terpisah dengan naskah. Terima kasih.
__
Re: KAMAR MANDI DAN MIMPI BASAH
Bahasa Pekanbaru
29 Agu 2017 jam 15.33
Terima kasih atas partisipasi Bapak mengirimkan tulisan untuk Kolom Alinea. Insyaallah tulisan ini akan dimuat pada tanggal 22 Oktober 2017. Mohon maaf atas keterlambatan pemuatan karena banyaknya naskah yang masuk ke Redaksi Alinea. Mohon maaf, kami minta Pak Encep mengirimkan foto diri pada file tersendiri (tidak dilekatkan pada file naskah) agar pemuatan tulisan Bapak disertai foto diri. Kami tunggu. Terima kasih.
Salam kreatif
__
Re: Surat Penarikan Naskah
Bahasa Pekanbaru
29 Agu 2017 jam 16.22
Terima kasih atas pemberitahuannya, kami menunggu naskah Bapak yang lain. Salam kreatif
__
Re: CERITA TENTANG ANE
Bahasa Pekanbaru
25 Okt 2018 jam 14.59
Terima kasih atas tulisan yang dikirimkan. Menurut kami tulisan ini memenuhi "selera" Alinea. Hanya saja untuk pemuatan di Harian Riau Pos harus antre karena banyak sekali naskah yang masuk. Jadwal pemuatan sudah terisi hingga bulan Februari 2019. Jika Bapak bisa menunggu akan kami masukkan ke jadwal setelah melalui proses penyuntingan. Jika keberatan, tulisan ini bisa ditarik kembali. Terima kasih.
__
Re: CERITA TENTANG ANE
Bahasa Pekanbaru
28 Des 2018 jam 14.02
Pak Encep yang baik, insyaallah tulisan Bapak yang berjudul "Cerita Tentang Ane" akan dimuat pada tanggal 20 Januari. Terima kasih.
Itulah email cinta yang tiada henti dari Riau Pos, khususnya Redaksi Alinea.
Selebihnya saya sertakan balasan email dari media lain yang juga menjadi saksi sejarah pemuatan, penolakan, atau penarikan tulisan saya.
__
Re: Resensi Esai Sitok Srengenge
sekretariat@republika.co.id
11 Jul 2012 jam 18.46
MOHON MAAF, RUBRIK RESENSI BUKU (PUSTAKA) KHUSUS BUAT REDAKSI, TKS WSLM
__
Re: Penarikan cerpen
cerpenmi@mediaindonesia.com
30 Jul 2013 jam 09.26
Kedoya, Jakarta Barat
Terima kasih atas informasi yang telah Anda berikan. Semoga tetap bisa
mengirimkan karya terbaik ke redaksi Cerpen MI. Terima kasih.
Saleum boedaja
-Cerpen MI-
__
Pemuatan artikel Bidasan Bahasa OK, Fix!
bahasa@mediaindonesia.com
17 Okt 2014 jam 18.39
Bersama ini kami memberitahukan bahwa artikel yang Anda kirimkan, berjudul OK, Fix!, kami muat di rubrik Bidasan Bahasa edisi Minggu, 19 Oktober2014.
Karena format rubrik hanya dapat menampung sekitar 440 kata (hanya isi, tidak termasuk judul, nama penulis, dll), tulisan Anda kami edit agar termuat. Mohon hal ini dimaklumi.
Atas pemuatan artikel tersebut, kami akan memproses pembayaran honorarium tulisan Anda dalam waktu sekitar 14 hari. Honorarium sebesar Rp500 ribu (dipotong pajak menjadi sekitar Rp470 ribu) akan dikirimkan ke rekening atas nama Anda yang telah Anda sediakan.
Apabila Anda hendak mengirim artikel lain untuk Bidasan Bahasa, kami beri tahukan bahwa seiring dengan perubahan tata letak koran Media Indonesia, panjang naskah (hanya isi, tidak termasuk judul, nama penulis, dll) untuk rubrik tersebut ialah 440 kata dengan format .doc.
Kami ucapkan terima kasih atas kiriman naskah dan kerja sama Anda.
Dony
Redaktur Bahasa Media Indonesia
__
Re: PADA
Laras Bahasa KBPL
10 Okt 2016 jam 09.44
Terima kasih, naskah Anda sudah kami terima. Akan tetapi, naskah Anda belum belum memenuhi kriteria yang sudah kami tetapkan.
Tulisan membahas masalah kebahasaan (diutamakan yang mengangkat tema kekinian, teori kebahasaan hanya digunakan untuk memperkuat argumen)
-tulisan terdiri atas pendahuluan, masalah, dan solusi yang ditawarkan
-tulisan terdiri atas 600 s.d.700 kata
-tulisan disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terima kasih, salam!
__
Re: Metonimia Absurd
Rubrik Perenggan
25 Agu 2016 jam 08.44
Terima Kasih Bapak atas kiriman artikelnya, mohon dikirim foto diri secepatnya.
__
Re: Puisi-puisi Encep Abdullah
Pustaka Littera
4 Agu 2018 jam 22.45
Redaksi Litera telah menyiarkan puisi-puisi saudara di portal ini.
Mohon maaf jika redaksi belum bisa memberi honorarium karena keterbatasan.
Sebagai apresiasi, redaksi akan melakukan seleksi ulang pada semua karya yang siar baik cerpen atau puisi di portal ini pada akhir tahun (Per 31 Desember 2018).
Jika lolos seleksi ulang, redaksi berniat mencetaknya dalam antologi dan masih akan dipilih kembali untuk menentukan kategori puisi atau cerpen terbaik dan terpuji dan berhak mendapat penghargaan yang akan digelar pertengahan tahun depan (2019). Terima kasih dan sukses selalu
__
Re: Cerpen: SIAPA YANG MEMBANGUN MASJID?
Rubrik Bahasa Sastra dan Budaya
16 Agu 2019 jam 15.48
Terima kasih atas kiriman naskahnya, selanjutnya naskah yang masuk akan kami proses dan yang dinyatakan lolos oleh penyunting untuk dimuat pada Rubrik Bahasa, Sastra, dan Budaya di Harian Rakyat Sultra akan mendapatkan pemberitahuan melalui pos-el. Bagi yang tidak mendapatkan pemberitahuan dari redaksi dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan maka naskah tersebut ditolak.
__
Re: Puisi Encep Abdullah
Rubrik Bahasa Sastra dan Budaya
8 Okt 2019 jam 08.37
Terima kasih atas kiriman naskahnya, selanjutnya naskah yang masuk akan kami proses dan yang dinyatakan lolos oleh penyunting untuk dimuat pada Rubrik Bahasa, Sastra, dan Budaya di Harian Rakyat Sultra akan mendapatkan pemberitahuan melalui pos-el. Bagi yang tidak mendapatkan pemberitahuan dari redaksi dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan maka naskah tersebut ditolak.
__
Re: Artikel: PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA-TULIS
8 Okt 2019 jam 08.38
Terima kasih atas kiriman naskahnya, selanjutnya naskah yang masuk akan kami proses dan yang dinyatakan lolos oleh penyunting untuk dimuat pada Rubrik Bahasa, Sastra, dan Budaya di Harian Rakyat Sultra akan mendapatkan pemberitahuan melalui pos-el. Bagi yang tidak mendapatkan pemberitahuan dari redaksi dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan maka naskah tersebut ditolak.
__
Re: Puisi Encep Abdullah
Rubrik Bahasa Sastra dan Budaya
16 Okt 2019 jam 13.40
Honorarium pemuatan naskah edisi September 2019 telah kami transfer. Terima kasih.
Salam.
__
ide ide
Kepada
17 Des 2019 jam 08.59
Kepada Sdr. Encep
Puisi Anda tidak bisa kami tayangkan di ideide.id.
Terima kasih.
Demikian, semoga bisa menjadi gambaran buat Anda yang hendak masuk rimba kepenulisan di media massa atau yang mau berniat membuka ruang sastra. Ini bukan pedoman, hanya ingatan yang sungguh iseng belaka.
Anda bisa cek riwayat pemuatan karya saya sejak 2009 s.d. 2021 di sini!
Anda juga bisa baca sebagian arsip tulisan saya (blog lama hilang, ini blog baru) di sini!
Tabik.
Kiara, 14 September 2021
_______
Penulis
Encep Abdullah, penulis yang maksa bikin kolom ini khusus untuknya ngecaprak. Sebagai Dewan Redaksi, ia butuh tempat curhat yang layak, tak cukup hanya bercerita kepada rumput yang bergoyang atau kepada jaring laba-laba di kamar mandinya. Tak menutup kemungkinan, ia juga menerima curhatan penulis yang batinnya tersiksa untuk dimuat di kolom ini.
Kirim karyamu ke
redaksingewiyak@gmail.com