NGEWIYAK.com, SERANG -- Keberagaman merupakan sebuah keniscayaan untuk semua manusia. Perbedaan akan menjadi anugerah jika kita bisa saling mengasihani satu sama lain dan memberikan ruang yang aman bagi kelompok rentan.
Jurnalis dan media massa memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana kehidupan yang ramah dan aman. Dengan demikian, sangat penting untuk insan pers memiliki pemahaman ihwal keberagaman.
Melihat pentingnya posisi dan peran peran insan pers dalam menciptakan kerukunan tersebut, LPM SiGMA UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Jurnalisme Keberagaman pada Sabtu, 27 November 2021.
"Mengingat peran penting media massa, maka kita semua berharap bahwa informasi yang disajikan adalah informasi yang berdasarkan atas fakta dan ramah bagi golongan yang termarjinalkan," kata Ahmad Khudori, Pimpinan Umum LPM SiGMA, Kamis (25/11/2021)
Khudori mengatakan kegiatan Workshop Jurnalisme Keberagaman merupakan kegiatan perdana yang diselenggarakan oleh LPM SiGMA untuk merayakan hari jadi LPM SiGMA yang ke-31 tahun serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas karya jurnalistik pers mahasiswa yang ramah untuk semua orang.
"Kami mencoba membuat workshop ini sebagai upaya memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas insan pers yang ramah untuk semua orang," katanya
Kegiatan yang bertajuk "Membangun Media sebagai Ruang Aman untuk Semua orang" ini akan menghadirkan Pendiri Yayasan Pantau sekaligus penulis Buku Agama Saya Adalah Jurnalisme, Andreas Harsono dan Wahyu Nurdianto sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Times Indonesia sebagai pemateri.
Ketua Pelaksana Workshop, Anang Nasrullah menuturkan pegiat pers mahasiswa bisa belajar bersama pemateri yang sudah teruji dan berkompeten di bidang jurnalistik.
"Kita menghadirkan Mas Andreas Harsono dan Mas Wahyu sebagai pembicara, tentu mereka merupakan jurnalis yang berkompeten, kita bisa belajar dari mereka," katanya.
Nasrullah mengatakan, kegiatan workshop ini terbuka untuk semua elemen masyarakat yang ingin belajar ihwal jurnalisme keberagaman. "Siapa pun boleh ikut, kita terbuka untuk orang yang ingin belajar bareng," katanya.
Senada dengan Khudori, Pemimpin Redaksi LPM SiGMA, Dani Mukarom mengatakan bahwa Banten merupakan wilayah yang rentan terjadi konflik politik dan antarumat beragama, dengan maraknya sikap toleran yang ada di wilayah Banten itu pers mahasiswa harus mampu memulai untuk menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan toleran.
"Pers mahasiswa merupakan insan yang dinilai sebagai kelompok orang yang terdidik, kaya akan pemahaman dan pengetahuan, harus menjadi pelopor di tengah derasnya arus perilaku intoleran di Banten" katanya.
Karena menurutnya, pegiat pers mahasiswa tidak hanya sebagai penulis berita di lingkungan kampus, pers mahasiswa juga bisa menjembatani masyarakat dalam membangun kerukunan umat beragama.
"Pers mahasiswa juga harus mampu untuk menjembatani nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat atau lingkungan kampus dalam membangun kerukunan umat beragama," terangnya.
(Redaksi/Opik)