Farah Firdiarahma, seorang guru di salah satu sekolah swasta di Bogor. Perempuan kelahiran 17 Oktober 1998 ini adalah alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Serang jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD). Semasa berkuliah ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua BEM UPI Kampus Serang (2020) dan berbagai organisasi kemahasiswaan lainnya. Pada mulanya, Kak Farah (sapaan akrabnya) mulai mencintai dan menghafal Al-Qur'an semenjak taman kanak-kanak. Waktu itu ia mampu menghafalkan beberapa juz. Lebih giat lagi, ia mencoba melanjutkan hafalan Al-Qur'an saat memasuki sekolah dasar. Berkat kesungguhannya itu dalam menghafal Al-Qur'an, akhirnya ia dapat menuntaskan hafalannya. Dan di tahun 2018 ia mendapatkan tiket umroh dari Pemerintah Provinsi Banten ketika mengikuti seminar pelatihan Al-Qur'an.
Untuk mengenal lebih dekat dengan Kak Farah, redaksi berkesempatan untuk ngobrol asyik dengan perempuan penghafal Al-Qur'an ini. Berikut jawaban yang disampaikan oleh Kak Farah dengan penuh antusias.
1. Apa sih yang menjadi motivasi Kak Farah dalam menghafal Al-Qur'an?
Motivasi saya dalam menghafal Al-Quran yang pasti adalah pahala dari Allah Ta’ala. Dan juga terlalu banyak keutamaan dalam menghafal Al-Qur'an di antaranya
Pertama, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an”. (HR Muslim 804)
Kedua, derajat di akhirat sesuai dengan hafalan kita (HR Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
Ketiga, memberikan mahkota untuk orang tua di akhirat.
Yang jelas banyak sekali keutamaannya dan tidak bisa disebutkan satu per satu, juga dalil yang mendasarinya. Because of it, we have to memorize Quran karena semata mata tujuan hidup di dunia kan untuk Ibadah sama Allah Ta’ala (Ad-dzariyat 56). Realize that dunia is temporary jangan lupa sama kehidupan akhirat yang kekal untuk apa kita banyak hafal buku, tapi Qur'an nggak dihafal. Jadi, kalau bisa Qur'an dulu baru hafal yang lain.
2. Ada gak sih kendala yang Kak Farah hadapi saat menghafal Al-Qur'an?
Yang pasti ada. Kadang juga ada rasa malas. Cuma balik lagi sama prinsip kita yang takut akhirat dan juga orang tua yang sudah sangat baik sama kita. Untuk susah menghafal, alhamdulillah saya orang yang mudah dalam menghafal sesuatu jadi nggak ada kesulitan tersendiri.
3. Ada gak sih tips menghafal Al-Qur'an ala Kak Farah?
Beberapa tips dalam menghafal Al-Qur'an yang pernah aku terapkan, di antaranya
1. Niat yang lurus dan bersungguh-sungguh (kalo dasarnya niatnya kuat dan memang mau menghafal Al-Qur’an ya pasti bakalan ambisi kan, gimana sih rasanya kalo ada target yang nggak tercapai, aku pribadi sangat punya ambisi besar dalam hal tersebut, jadi rasanya harus aku capai, titik).
2. Mushaf tidak boleh ganti-ganti (akan memperkuat hafalan karena kita tahu posisi seperti baris dan halaman berapa, di atas atau di bawah)
3. Menjaga kemuliaan Al-Qur’an (jangan diletakkan sembarang tempat, nggak boleh ditindih apa pun juga)
4. Persiapan pakaian menutup aurat, mengambil wudu, mencari tempat yang nyaman untuk menghafal Al-Qur’an
5. Pemanasan, membaca seluruh ayat Al-Qur’an yang akan dihafal dengan bacaan yang tartil, bagus dan lancar dengan suara yang dapat didengar.
6. Menghafal, pusatkan konsentrasi dengan maksimal hindari pikiran-pikiran yang dapat mengganggu, baca ayat pertama dengan jelas dan tartil paling sedikit lima kali, lalu memejamkan mata dan hafalkan ayat tersebut jika bisa menghafal tanpa kesalahan ulangi hafalan tersebut lima kali.
7. Kurangi maksiat, setop dengar lagu. Focused.
8. Akan lebih mudah kalo kita bisa Bahasa Arab karena Al-Qur’an isinya cerita jadi insyallah akan paham sendirinya juga sudah familiar dengan kosakatanya.
9. Buat target hafalan.
4. Wah, keren banget Kak tipsnya. Ngomong-ngomong, bagaimana sih cara Kak Farah menjaga hafalan tersebut?
Ini adalah bagian tersulit. Kalau menghafal itu mudah maka murojaah adalah bagian tersusah, dan aku pun merasa not good enough akan hal tersebut. Tapi, di sini I just want to share my experience. Aku biasanya Murojaah per hari 3 lembar atau sangat minimal 1 lembar. Tapi seringnya 3 lembar. Dan itu sangat jauh dari kata ideal kok.
5. Nah, dari menghafal Al-Qur'an ini, Kak Farah kan pernah mendapatkan hadiah berupa umroh dari Pemerintah Provinsi Banten, boleh dong Kak Farah berbagi ceritanya?
Alhamdulillah hadiah tersebut adalah part ter-wonderful dalam hidupku, hehe. Before it, I want to say thank you banyak banyak untuk pemerintah Provinsi Banten yang sudah kasih aku kesempatan itu dan juga UPI Kampus Serang. Alhamdulillah waktu itu aku dikasih kesempatan untuk ikut seminar pelatihan Al-Qur’an dan kebetulan ada bahasan terkait hafalan Al-Qur’an dan pas banget malem-malem saat sudah mau penutupan seminar salah satu dari anggota pemerintah nanya sama peserta seminar yang terdiri dari beberapa universitas yang ada di Provinsi Banten.
"Ada yang punya hafalan Al-Qur’an tidak? Dan siap untuk di tes? Kebetulan ada kuota umroh satu orang lagi."
Awalnya aku nggak mau ngangkat tangan karena aku pribadi ngga PD sama hafalan sendiri, tapi temen-temen support “Ayo Farah, nggak apa-apa” dan aku katakan "Kesempatan nggak datang dua kali”. Hal-hal kaya gitu yang sering bikin aku semangat ngelakuin sesuatu yang menurutku di luar kemampuanku, jadilah aku angkat tangan. Dan aku dikasih satu pertanyaan ayat Al-Qur’an acak di depan peserta seminar dan beberapa pejabat pemerintah, aku disuruh untuk melanjutkan ayat tersebut. Dan biidznillah, aku bisa jawabnya dan ngelanjutin ayat tersebut. That’s it biidnzillah, aku dapat hadiah umroh karena berhasil jawab pertanyaan tersebut. Emang faktanya, kalo kita sama-sama Al-Qur’an terus, bakalan dimudahkan urusan kita apa pun itu dan yang terpenting adalah lurusin niat kita melakukan ibadah untuk Allah semata, bukan untuk rezeki lancar, atau mau suatu barang, tapi harus yakin ibadah karna Allah Ta’ala. Dengan banyak ibadah, insyallah Allah dimudahkan urusan kita.
6. Terakhir, adakah pesan yang ingin Kak Farah sampaikan untuk pembaca?
Semoga seluruh pembaca selalu dalam lindungan Allah Ta’ala. Pesanku, apa pun yang kamu cita-citakan harus bersungguh-sungguh di dalamnya. Dan kita kerap kali lupa dengan asalnya tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Jadi, manfaatkan waktu di dunia agar bermanfaat bagi orang lain, terutama di jalan-Nya.
___
(Tukang nanya: Anggu Tirta Rani)