Puisi Nurul Nasuchatul Faizah
Secangkir Damai untuk Pemuda Sepi
Pada pelupuk remang-remang
Di atas angkringan sisa kabut semalam
Mengepul sendu pemuda sepi
Matanya sayu dan bibirnya mati
Menyeduh kopi pada secangkir damai
membuat hatinya menjelma sungai-sungai
Riuh dahan membuat sejuk isi kepala
Ia bercengkerama dengan kacang terkelupas
Tersedak sebutir gula yang belum larut seperti kenangan
Kembali pada kopi ampasnya enyah pergi
Ia oleskan amatir hingga hidupnya wangi
Menghirup kewarasan dari sebatang debaran
Gresik, 03 Januari 2021
Kekacauan Hasrat Tua
Hasrat panjang menjelma diksi-diksi tua
Perlahan redup mengunjungi tanggal-tanggal duka
Pikiran berjajar menjadi semrawut oleh orang-orang ruwet
Menghendaki gelisah mengelilingi jalan kota
Menggaruk-garuk kecewa dan minum secangkir duka
Berlomba memenangkan hati para pecundang
Padahal ia sendiri akan ditendang
Sakit dirasa menjadi sarapan setiap hari
Siangnya memanen luka
Malamnya mengais sumur air mata
Gresik, 04 Januari 2021
Duka di Pelupuk Senja
Ingatkah bait-bait resah terukir dulu
Memerah rekah segala penjuru
Kau tuangkan hasrat menginap di bilik jingga
Bersumpah antara gunung dan danau
Jika kau tak kusut termakan mendung
Namun tetap kau paksa bingung
Menuju senja di balik matamu
Sudah reda tangisan di pelupuk mega
Aku tahu dari merpati jalang yang ragu agak sendu
Dukamu di perbukitan itu
Tak begitu rusuh
Namun agak lusuh
Gresik, 17 April 2021
_____
Penulis
Nurul Nasuchatul Faizah, lahir di Gresik pada tanggal 4 Mei 2001. Dia bergabung dengan sebuah komunitas kepenulisan COMPETER. Beberapa karyanya pernah dimuat di media online.
Ig: nurulnasuchatul