Riska Mahira, S.Pd. lahir di Tangerang, 2 Juni 1998. Perempuan muda ini sejak sekolah sudah terlihat gemar berorganisasi. Lantas, tak mengherankan jika Kak Riska, sewaktu masih berstatus sebagai seorang mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Serang, seakan makin menemukan dunianya kembali dalam berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Hal itu terlihat dari beberapa jejak keorganisasiannya, yaitu pernah menjadi Ketua MPK SMAN 19 Kabupaten Tangerang (2016), pernah tergabung di Unit Tari ANZni UPI Serang (2018--2019), pernah menjadi Ketua BEM UPI Serang (2020), dan sekarang menjabat sebagai Ketua Umum DPC Purna Prakarya Muda Indonesia, Kota Serang (2021--2024) sambil bekerja sebagai Manager Pilot Project Pangan Masyarakat di Yayasan Akses Pangan Indonesia.
Selain aktif di dunia organisasi, Kak Riska juga ternyata memiliki banyak catatan prestasi, loh. Sedikit di antara sederet prestasinya, ia pernah menyabet Juara 1 Lomba Media Pembelajaran PGSD FAIR (2018), Penerima Penghargaan Pemuda Berprestasi Kota Serang (2019), Penerima Penghargaan UPI Student Achievement Award (2019), Peringkat ke-7 Mahasiswa Berprestasi Universitas Pendidikan Indonesia (2021) dan menjadi Duta Pendidikan Provinsi Banten (2021).
Nah, supaya sedulur NGEWIYAK gak penasaran. Oke langsung saja kita kepoin sosok perempuan dengan sejuta mimpi dan prestasi tersebut. Cekidot!
___
1. Selama ini, Kak Riska kan banyak meraih berbagai prestasi dan penghargaan, mulai dari Duta Pemuda Prov. Banten, pernah juga menjadi Mahasiswa Berprestasi yang mewakili UPI Serang, dll. Nah, apa sih yang menjadi motivasi Kak Riska agar menjadi seseorang yang berprestasi?
Aku punya nilai yang kuamini dari dulu hingga kini, “Khoirunnass Ahsanuhun Wa ‘Anfa ahum Linnaas”, yaitu sebaik-baiknya manusia adalah yang baik budi pekertinya dan bermanfaat bagi sesama. Ketika aku mau melakukan suatu perkara apa pun, yang kulihat dulu adalah baik atau tidak, dan bermanfaat, atau mudharat.
Terlebih, aku adalah anak yang lahir dari keluarga sederhana yang gak punya privillage apa pun. Tapi aku mau buktiin, sederhananya ke diriku sendiri, bahwa aku punya "nilai" tersendiri yang buat aku mampu berprestasi meski tanpa privillage itu. Aku pengin bikin kedua orang tuaku senang dan bangga sama anak paling cantik yang mereka miliki ini. Hehe.
2. Bagaimana sih Kak Riska berproses hingga bisa berada di titik sekarang ini?
Aku adalah orang yang sangat menikmati proses. Jadi, kalau aku terlibat dalam suatu kompetisi aku suka prosesnya. Dari proses itu aku lebih mengenal diri sendiri dan lebih belajar kerja keras. Aku suka tantangan dan suka ditantangin. Eh, hehe.
Pastinya jatuh bangun, kayak lagu Megi Z, gak mudah tapi gak berarti harus mengalah sama keadaan. Yang penting kita punya tujuan, buat life plan, buat skala prioritas tentang apa yang mau digapai dan gak boleh lupa sama ngopi dan silaturahmi, karena dari situ akan banyak muncul inspirasi.
3. Dari sekian banyaknya prestasi yang pernah diraih, manakah yang paling berkesan? Dan mengapa hal itu berkesan bagi Kak Riska?
Semua berkesan, gak ada yang paling. Soalnya masing-masing ada ceritanya sendiri. Hehe.
4. Dalam hidup, pastinya pernah mengalami jatuh dan bangun. Nah, bagaimana cara Kak Riska untuk mengatasi hal tersebut?
Jatuh bangun aku, mengerjarmu…. Eh, salah ya. Haha.
Aku sering kok ikutan kompetisi tapi gak menang. Tapi ya dinikmati aja. Kalau kita gak pernah kalah, kita gak akan tahu apa artinya "kemenangan". Selama kita udah berusaha semaksimal mungkin, udah berdoa dan hal yang kita lalukan itu baik dan tentunya udah dapat ridho dari orang tua. Percaya deh, selalu ada pelajaran baru yang bisa dipetik dari setiap pengalaman kita, dari kegagalan itu kita jadi introspeksi diri dan buat diri kita lebih baik lagi.
5. Ngomong-ngomong, kan sekarang Kak Riska sedang bergelut menjadi tim ketahanan pangan. Nah, ada gak sih pengalaman menarik selama Kak Riska bergelut di bidang tersebut?
Love what you do, and do what you love. Dari tahun 2017, aku udah ikut-ikutan kegiatan relawan dan alhamdulillah konsisten hingga tahun 2021. Dan Allah menuntun aku berkarier di hal yang aku sukai. Hal yang menarik, alhamdulillah pundak aku berfungsi. Hehe.
Kadang aku terharu sama orang yang baru aku kenal, tapi mereka percaya sama aku. Mereka cerita dan gak jarang sampe nangis di pelukanku. Sekarang, jadi ngerasa punya keluarga di mana mana jadinya.
5. Di tahun 2020, Kak Riska kan pernah menjadi Ketua BEM perempuan pertama di UPI Serang. Nah, menurut sudut pandang Kak Riska, bagaimana sih peran perempuan dalam hal kepemimpinan?
By the way, kalo bahas soal kepemimpinan perempuan kayanya butuh waktu khusus sendiri. Soalnya panjang ini pembahasannya. Apa lagi aku baru saja terpilih jadi Ketua DPC Purna Prakarya Muda Indonesia Kota Serang, dan juga menjadi ketua perempuan pertama di DPC PPMI Kota Serang.
Jadi intinya aja yah, Teh. Menurutku, seorang perempuan, baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani pembangunan, mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki laki dalam pembangunan di segala bidang terutama di ruang publik. Perempuan diakui sejajar kedudukannya dengan laki-laki. Jadi, seorang perempuan menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang aneh. Buat aku, jenis kelamin bukan masalah utama. Kalau kata Uncle Ben, di film Spider-Man, “with great power comes great responsibility” selama dia mampu bertanggung jawab atas amanah itu, siapa pun, jenis kelamin apa pun, dia memiliki kesempatan.
6. Setelah semua prestasi yang telah diraih oleh Kak Riska. Ada gak sih mimpi-mimpi lain yang ingin diwujudkan?
Bisa dibilang, aku adalah "a girl with a million dreams". Hehe. Doain yah, supaya aku bisa wujudin mimpi-mimpi aku yang lain.
7. Pesan apa yang hendak Kak Riska sampaikan kepada pembaca NGEWIYAK?
Setiap diri kita itu unik dan istimewa. Kamu gak perlu meniru orang lain agar terlihat bersinar. Selama kamu "deal" dengan dirimu sendiri, percaya diri dan mau berusaha lebih untuk tujuan kamu, insyaallah berbuah hasil. Kamu gak harus jadi hebat untuk memulai. Mulailah, maka kamu akan jadi hebat.
___
(Penyaji Pertanyaan, Anggun Tirta Rani)