Syarif Agus Tajudin, lebih akrab dipanggil Aplent, merupakan konten kreator dari Serang-Banten. Selain menjadi konten kreator, Aplent juga berkegiatan sebagai relawan di Fbn. Untuk saat ini, kurang lebih 155 konten video yang diunggah di kanal YouTube-nya dengan jumlah subscriber mencapai 78 ribu. Dan kabarnya, lelaki berusia 26 tahun ini belum menikah.
Nah, langsung saja kita kepoin konten kreator yang terkenal dengan sifat humorisnya ini. Cekidot!
_______
1. Sejak kapan sih Kang Agus mulai serius menekuni sebagai seorang YouTuber? Dan mengapa memilih jadi seorang YouTuber?
Awal aktif unggah video di YouTube dan juga di sosial media seperti Facebook dan Instagram itu mulai September-November 2019. Tapi untuk e-mail YouTube-nya sudah lama dibuat Kak, semenjak saya masih sekolah.
Adapun perihal saya menjadi seorang YouTuber sih sebetulnya hal yang tidak diduga. Jadi, saat sekolah dulu, ceritanya pernah buat video cover lagu. Kebetulan, seingat saya waktu itu, di karenakan kapasitas memori handphone saya penuh dan sayang bila videonya dihapus, kemudian saya upload video tersebut ke YouTube. Eh, tau-taunya, salah satu video yang pernah saya upload itu ternyata viral pada tahun 2018. Subscribe channel pun jadi bertambah. Dari semenjak itu, saya baru mulai sering upload video sambil mempelajari aturan yang diterapkan oleh pihak YouTube.
2. Oh iya, Kang. Terkait konten yang ada di channel A Plent kan beragam jenis. Ada vlog, ada parodi, ada tutorial, ada prank, dll. Sebetulnya apa sih yang menjadi keunikan dari channel Agus Plent Kang?
Sebetulnya, awal saya buat YouTube itu sebagai wadah ekspresi saya di sosial media. Apa yang bisa saya buat dan bisa didokumentasikan lewat video, kemudian saya upload ke YouTube. Kalo soal keunikan dari channel A Plent lebih ke komedi Kak, tujuannya biar menghibur banyak orang. Keunikan lain dari A Plent juga di setiap kontennya, kalo kita perhatikan, selalu ada Jawa Serang yang ditampilkan.
3. Bagaimana sih Kang proses dalam pembuatan konten YouTube tersebut? Dan adakah kendala yang berarti dalam pembuatannya?
Kalo terkait proses pembuatan konten sih berjalan mengalir saja Kak, dengan tetap mempertimbangkan faktor selama masih "aman". Kendalanya itu, misalkan A Plent pengin banget bikin lagu versi Jawa Serang khususnya, cuma untuk cari pihak yang mau berkolaborasi dengan A Plent agak sulit Kak mencarinya.
Oh, ya, konten-konten di A Plent juga tidak sekadar upload video secara sembarangan, A Plent juga melakukan riset. Misalkan, apakah kontennya aman, apakah pernah ada yang upload dan mencari kejelasan sumbernya.
4. Sebagai seorang YouTuber, pastinya kan sudah punya banyak penonton/penggemar. Cerita dong Kang, keseruan apa yang pernah Kang Agus alami dan temukan?
Pastinya, ketika kita bisa membuat orang tertawa itu suatu hal yang istimewa bagi Aplent, karena membuat orang tertawa itu tidaklah mudah ya Kak. Terus keseruan yang pernah Aplent temui ini ada di keluarga, jadi Aplent ini di keluarga dikenal sebagai orang yang sangat pendiam dan juga cuek, kalau di rumah itu jarang banget ngobrol. Cuma di sosial media Aplent ini dikenal dengan humornya, kalo kata orang Serang mah petangtang-petengteng tapi kalau di rumah sangat pendiam. Pernah waktu itu orang tua bilang gini, "Mama galau nih, coba sih hibur jangan diem aja" dalam hati waduh gimana ya ngehiburnya. Kalau di publik itu pernah satu kejadian ketemu orang yang Aplent enggak kenal tapi dia tahu Aplent, tiba-tiba dia langsung duduk terus sok kenal gitu ngobrol-ngobrol, nemuin kejadian kayak gitu kadang Aplent juga merasa canggung. Dan banyak hal unik lainnya, kayak pernah juga pas kondangan biasanya kita yang minta foto bareng sama pengantin, ini malah kebalikannya, pengantin yang pengen foto bareng kita.
5. Kita juga kepo perihal lagu Jaseng "Gedang Gelem" ciptaan Kang Agus Plent. Inspirasi penciptaan lagu tersebut dari mana sih Kang?
Sebenernya lagu gedang gelem ini lagu yang pada saat itu viral di wilayah saya khususnya. Jadi waktu itu kalau ada orang lewat kita bilang "hey mampir nih, gedang gelem" kayak gitu, maksudnya mah nawarin. Jadi makanan apa pun yang ada di situ bilangnya "gedang gelem". Nah, dari situ Aplent bikin lah lagu "gedang gelem" dengan konsep Jaseng. Kayak lagu yang lainnya juga sama Kak, semisal lagu "Pantai Gope" kan waktu itu tempat tersebut viral banyak pengunjung jadi coba Aplent bikin lagu untuk mengenalkan destinasi wisata Pantai Gope lewat lagu. "Sarboah" juga sama. Terus terkait inspirasi penciptaan lagu Jaseng itu Agus lebih mengkiblat ke Mas Toton Grintul (almarhum) jadi Agus ngefans banget sama beliau dan lagu-lagunya. Cuma, untuk lagu Jaseng beliau sebenarnya lebih ke arah serius ya, untuk lagu Jaseng Agus sendiri lebih ke versi komedi.
6. Dan biasanya ketika kita meng-upload suatu konten tak terlepas dari komentar, entah itu komentar positif atau negatif oleh para penonton. Nah, bagaimana sih Kang Agus menanggapi komentar tersebut?
Untuk tanggapan netizen terhadap konten Agus kayak di komentar baik atau buruknya, yang Agus rasa sih alhamduillah kebanyakan baiknya daripada netizen yang kontranya, cuma pasti ada aja komentar-komentar yang negatifnya. Nah, senengnya ketika Aplent mendapatkan komentar negatif tersebut, pernah ada komentar seperti "ini lagu enggak berfaedah amat" bukannya dihapus malah saya pin komentarnya untuk memancing orang lebih penasaran lagi. Dengan komentar negatif juga jadi pembelajaran bagi Aplent agar ke depannya bisa lebih baik lagi dalam membuat konten.
7. Hal apa yang hendak Kang Agus sampaikan untuk para generasi milenial di era digital ini Kang?
Pesan untuk generasi millenial di era digital ini khususnya untuk pengguna media sosial entah itu YouTube, Facebook, WhatsApp, maupun Instagram dan juga Twitter yang basic-nya publik, pergunakanlah sosial mediamu menjadi usahamu dan menjadi mesin uangmu, jadi jangan salah menggunakan sosial media.
____
(Penyaji Pertanyaan: Anggun Tirta Rani)