Rahma Azmina, memiliki nama pena Raaz Al-Humaira. Lahir di Serang, 2 November 2005. Kini Kak Rahma tengah bersekolah di MAN 1 Lebak kelas X IPA. Selain aktif menulis, Kak Rahma juga jago menari dan menguasai bela diri karate. Selain itu, ia juga pernah menyandang juara favorit flash fiction yang diselenggarakan oleh kelas menulis Rumah Dunia dan Laz Harfa. Dan di tahun 2021 Kak Rahma menerbitkan kumpulan cerpen yang berjudul Harta Karun Kertas.
Nah, agar dulur NGEWIYAK kenal lebih dekat dengan Kak Rahma, langsung saja kita kepoin yuk!
_______
1. Sebagai pembuka, aku jadi kepo nih kak perihal nama pena Raaz Al-Humaira, itu terinspirasi dari mana dan artinya apa ya Kak?
Jujur, Raaz itu sebenarnya singkatan dari Rahma Azmin, sedangkan untuk nama Al-Humaira punya arti kemerah-merahan. Nah, Rahma biasanya suka memerah gitu mukanya. Muka orang merah biasanya karena malu, sedangkan Rahma karena selepas olahraga.
2. Awal mula Kak Rahma bisa tertarik, menyukai, dan kemudian akhirnya mau belajar menulis cerpen itu timbul dari mana?
Dari kecil Rahma suka nulis diary Kak. Ditambah lagi, suka banget baca dongeng. Sejak SMP, Rahma ikut kelas menulis di Rumah Dunia. Awalnya belajar doang Kak, belum mulai nulis. Mulai nulis pas dapet tantangan dari Kak Salam. Rahma nyerahin tulisan, terus Kak Salam bilang Rahma ada bakat. Jadi, Rahma semakin tertarik untuk nulis terlebih lagi cernak. Rahma juga pengen membangun sifat teladan untuk anak-anak Kak. Soalnya kata Kak Salam sekarang ini cernak jarang.
3. Oh iya, bagaimana sih proses kreatif penulisan kumpulan cerpen Kak Rahma yang terhimpun dalam buku Harta Karun Kertas itu?
Untuk antologi cerpen, kebanyakan fiksi Kak. Tapi ada juga yang inspirasinya dari teman. Rahma ikut kegiatan karate Kak. Nah, di situ Rahma melihat ada anak karate yang terbatas (tunarungu) hingga pakai alat bantu dengar. Hebatnya beliau nggak patah semangat dengan keterbatasannya. Rahma pengen angkat kisahnya dan menjadi inspirasi untuk orang lain. Oh iya, seperti yang dibilang sebelumnya, di setiap cerpen selalu ada pesan moral Kak.
4. Oh, iya. Selain menulis cerpen, apakah nanti ke depannya Kak Rahma punya keinginan membuat buku dengan genre yang lain?
Sebenarnya Rahma pengen Kak, dan sekarang-sekarang ini lagi belajar esai. Doain ya Kak. Semoga berhasil dan dapat menguasainya.
5. Amin, semangat Kak untuk belajar esainya, hehe. Oh iya, denger-denger Kak Rahma pernah meraih juara favorit flash fiction yang diselenggarakan oleh kelas menulis Rumah Dunia dan Laz Harfa Banten, ya. Boleh Kak Rahma berbagi pengalaman menariknya kepada pembaca NGEWIYAK, untuk meraih prestasi tersebut proses yang harus dilalui Kak Rahma itu seperti apa ya?
Rahma ikut lomba flash fiction pas SMP Kak, kelas 9. Jujur, Rahma ngerasa enggak PD. Soalnya lomba flash fiction itu nasional Kak, jadi pesertanya ada anak kuliah. Yang daftar (komen melalui YouTube) rata-rata anak kuliahan Kak. Tapi, Rahma pengen mencoba. Rahma saat itu ngirim bukan hanya satu naskah, karena memang enggak dibatasi berapa jumlah karya yang dikirim. Rahma sebenarnya nggak nyangka bisa dapet juara favorit, bahkan saat denger pengumuman, Rahma sampai nangis, terharu.
6. Terakhir, pesan apa yang pengin Kak Rahma sampaikan kepada pembaca setia NGEWIYAK?
Ternyata yang kita kira nggak mungkin, jika usaha jadi mungkin. Sesulit apa pun, mau saingannya anak kuliah atau yang lebih senior dari kita, nggak menjamin kita nggak bisa melampaui mereka. Yuk, keluar dari zona nyaman, cari banyak pengalaman. Ikuti setiap lomba, bukan untuk menang-kalah, tetapi untuk pengalaman. Dan jangan patah semangat, terus berusaha walaupun lelah memang. Saat lelah, istirahat sejenak, tapi bukan untuk selamanya. Oh iya, ada salah satu kata dari Om Gong yang selalu teringat Jika ingin sukses, lakukan yang nggak dilakuin orang lain." Maksudnya, saat yang lain sibuk dengan masa-masa remaja, kita sibukkan diri dengan kegiatan positif. Seperti menulis, seminar, dan kegiatan lainnya sebagai planning ke depannya. Jika kita mempersiapkan masa depan dari sekarang, kemungkinan sukses ada. Karena, berada satu langkah di depan yang lain.
(Penyaji pertanyaan: Anggun Tirta Rani)