Puisi Winarni Dwi Lestari
Ketupat
Anyamkanlah!
untukku dua helai janur
kau sayat dari rumpun ayat
jauh di pucuk-pucuk nyiur
kau lafadz di setiap malam yang iktikaf.
anyaman yang begitu rapat
hingga sanggup menutup setiap celah cacat
jalinan yang tak putus terus mengikat.
anyamlah menjadi sebentuk hati
untuk kutampung bulir-bulir nafs
sebelum kau rebus selama mungkin
selama gelincir butir-butir dzikir
tak putus kau dawam di sepertiga malam.
rasa laparmu menenggelamkanku dalam
lautan sabar hingga lebur
dalam tungku puasa.
anyamlah untuk kukenakan
dalam pesta perjamuan
sebelum mata pisau itu menyayat
dan menguraikan hingga
kurela telanjang melepas semesta khilaf
memutih dalam sepiring saji
bersama opor dan sambal goreng hati.
Karawang, 2014--2022
Lepet
'lebar' sudah rasa lapar
setelah terbuka ikatan janur
yang terulur sebagai 'sejatining' nur
menutup rapat setiap cela dan alpa.
lihat,
betapa lengket kau dan aku terikat
satu rahim setelah segala khilaf
lebur dalam pengakuan 'lepat'.
peluk erat lembut kelapa parut
tertuang di kepala kita, menyepuh
terpenetrasi menjadi santan
selembut santun pada pinisepuh.
tabur sejumput garam sebagai
penyeimbang rasa agar putihnya
terlabur ke dalam hati dan pikir.
kita tersaji dalam sepiring lepet
yang dihantarkan ke sanak tetangga
luber sebagai sedekah dalam 'ngalap' berkah.
Kudus, 2022
Balik
lautan kardus telah kembali
berjejalan di jalan-jalan
setelah ditumpahkannya seluruh isi kepala
juga diputusnya tali-temali di kakinya
mengulum sejumput tanah di rahim
juga merajut sehelai uban dari ibu
agar tak lupa aroma ketiak dan belaian itu
saat kembali ke rimba batu
demi mengisi kepala dengan mimpi-mimpi baru
dan menjalin lagi tali pengikat kaki.
aku pun kembali
mengisi kepalaku dengan batu
setelah menggadaikan mimpi dan selarik puisi
pada tukang loak itu: waktu
Karawang, 2014--2022
______
Penulis
Winarni Dwi Lestari, lahir di Tuban. Kini tinggal di Karawang, Jawa Barat. Saat ini menekuni usaha properti. Studi terakhir Sarjana Univ Telkom. Puisi pernah dimuat di media cetak maupun online. Pecinta puisi dan masih terus belajar menulis puisi.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com