NGEWIYAK.com, LABUAN -- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristekdikti) menyelenggarakan Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) di Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Jum'at, 15 Juli 2022 s.d Minggu, 17 Juli 2022.
Kegiatan tersebut mengusung tema Pengembangan Desa Inovasi Eko-Agrowisata Berbasis Ketahanan Pangan. Tahun ini merupakan periode ketiga program ini berjalan dengan produk berbeda yang dihasilkan setiap tahunnya.
"Kita sudah bekerja sama selama tiga tahun di desa ini. Tahun ini, kami akan mengembangkan produk hasil pengolahan limbah non-organik yang akan dijadikan produk-produk kreatif, seperti pot tanaman dari limbah kain, ecobreaks dari limbah plastik dan botol plastik untuk pengganti bata atau bambu, membuat saung kreatif, dan cenderamata khas desa ini yang dibuat dari limbah non-organik itu. Produk-produk tersebut bisa jadi souvenir dan pendukung pengembangan pariwisata di desa ini," ujar Dr. Heni Pujiastuti, M.Pd. selaku Ketua PPMUPT sekaligus Wakil Dekan II FKIP Untirta dalam pembukaan kegiatan.
Kegiatan utama program ini adalah pengembangan Home Industry Eko-Agriwisata yang memanfaatkan limbah non-organik menjadi produk-produk kreatif untuk pengembangan pariwisata Desa Banyubiru. Hari pertama, dilaksanakan pembukaan dan sosialisasi kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Banyu Biru, pemerintah desa, mahasiswa, tim PPMUPT lainnya. Kemudian kegiatan dilanjutkan melalui pendampingan program dalam pembuatan produk bersama masyarakat Desa Banyubiru.
Menurut masyarakat Desa Banyubiru, kegiatan ini sangat positif dan memberikan sudut pandang baru terkait pengembangan pariwisata di desa. Mengingat limbah non-organik menjadi masalah utama di setiap tempat pariwisata, gagasan mengelola limbah non-organik menjadi produk-produk kreatif bisa dijadikan solusi dalam mengembangkan pariwisata desa, sekaligus mengurangi volume limbah non-organik yang mengganggu keindahan dan kenyamanan tempat pariwisata.
"Nantinya gagasan membuat produk kreatif dari limbah non-organik bisa dikembangkan dan dikelola desa. Produknya bisa dijual untuk oleh-oleh pengunjung yang datang ke tempat ini. Selain mengurangi tumpukan sampah, ini bisa jadi mengangkat perekonomian masyarakat," tutur Dr. Rudi Haryadi, M.Pfis. selaku Anggota PPMUPT sekaligus dosen Pendidikan Fisika FKIP Untirta.
Berbagai produk yang telah dihasilkan melalui kegiatan ini selanjutnya diserahkan kepada masyarakat yang secara formal diterima oleh perangkat Desa Banyubiru. Adapun beberapa produk lainnya diserahkan kepada masyarakat secara langsung saat pendampingan berlangsung.
"Desa Banyubiru ini masuk sebagai desa prioritas pariwisata daerah. Kami selaku akademisi Untirta memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi mengembangkan desa ini sebagai upaya implementasi dari tugas Tridharma kami yaitu mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Jadi, kami tidak hanya sibuk dengan memberikan perkulihan kepada mahasiswa saja di kampus," ujar Dr. Heni Pujiastuti, M.Pd. selaku Ketua PPMUPT sekaligus Wakil Dekan II FKIP Untirta.
"Alhamdulillah, program kegiatan PPMUPT yang diadakan oleh Untirta di Desa Banyubiru Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang sangat bermanfaat dan membantu masyarakat untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah non-organik dari rumah tangga sehingga masyarakat mampu membuat berbagai kerajinan tangan dari limbah tersebut, seperti gantungan kunci, tas dari plastik bekas kopi, dan pot bunga dari kain bekas yang sudah tidak terpakai. Terima kasih kepada pihak Untirta yang sudah menyelenggarakan program untuk masyarakat Desa Banyubiru. Semoga ke depan masih banyak program lain yang dapat dilaksanakan di desa kami untuk membantu meningkatkan kreativitas dan membantu mengangkat perekonomian masyarakat Desa Banyubiru," tutup Sarjaya selaku Kasi Pemerintahan Desa Banyu Biru yang terus mendampingi tim PPMUPT dalam melaksanakan seluruh program kegiatan di Desa Banyubiru.
(Redaksi)