Puisi Ibna Asnawi
Kuah Bawang Merah
Segera setelah bawang merah
secokelat lantai tanah dapur
air separuh gayung dibubuh,
menenangkan desing
riuh-rendah sebelanga:
geletar pedih di dekap rumah
Semur Tahu
Tahu semu kecap sore ini
selesai kau semur,
gelembung cokelat kecil-kecil
makin gemuruh
memintamu masak esok lagi
asap mendidih-membubung
mengirim aroma lapar,
tetapi runtun kau berdoa semoga:
kental bawang merah-bawang putih,
kemiri-ketumbar
sedapatnya melunasi retih tahu
sepanjang penggorengan
dengan selera melimbur
dari ricik pandang suamimu
Aroma Wedang Jahe
Kuingin tulus semerbak jahe
tunak mendekatkanmu pada pagi
kabut dingin dini hari di pori telingamu
mengembun ke ranting-bunga cangkirmu
untuk itu aku, senantiasa mengaduk kasih
seiring butir-butir gula menguning,
dan wangi tiga iris jahe
membentur batinku
Memasak Cumi
Di pekat lubuk cumi
serbuk kemiri
menghayati diri
rancung amis
melapisi wajan
habis dientas rempah
kemiri jadi wangi lalu
tak lagi bulat
tidak pula bubuk
seluruh kental kuah
kukuh dipeluk cinta kemiri
Poka' Saripu
I/
Air separuh dandang
beriak kecil-kecil,
seikat daun serai
diayun-ayun lemah
II/
Ke ceruk aroma
gula lahang memberai
warna, berbagi manis
III/
lalu uap berkabar hangat
mesti telah merah
air seisi dandang
______
Penulis
Ibna Asnawi, lahir di Sumenep Madura. Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com