Puisi Isbedy Stiawan ZS
Kepada Rindu
Kepada rindu yang tak kutahu
rupanya, akan kulukis di langit
yang pucat. kubuat seperti pelukis
menghidupi rekaan lalu bisa
bercengkerama
di langit yang berat oleh air itu
kusematkan gelisah yang buncah
kuterakan mata dari hati basahku
agar rindurindu mengerti setiap
yang merasakan
karena rindu
kepada rindu yang tidak kutahu
terbuat dari apa, akan kutipukan
ruh dari segala yang merasa rindu
Hanya Saat Hujan
Barangkali hanya saat hujan
kau datang sebagai kenangan
membawaku pada silam
antara temaram dan terang
antara riang dan mencekam
mungkin hanya pada hujan
aku bisa mengingatmu
dan kukenang segala kasmaran
dan patah hatiku
segala cumbu dan kegaduhan
saling lumat ataupun ancaman
ya, barangkali waktu hujan
dan kepada hujan
yang indah dan kelam
bisa kukenang
ihwal...
2022
Lilin yang Menyala dan Ditiup
: Ginda Yurnalis
Lilin yang menyala di antara jamuan
lalu ditiup. biarkan api padam, tapi
akan kekal di hati. telah menyuarkan
perjalanan lalu, mencahayakan yang
akan datang,
perjalanan berliku, tanjakan,
dan ngarai. batubatu itu di telapak
menjadi tanda, bahwa langkah
telah jauh dilalui. matahari akan
menemani: "Tuhan menyertai,
Tuhan selalu menjaga...."
biarlah lilin itu menyala dan padam
tapi ia akan menerangi hati
Rajabasa 3 Juli 2022
Kota Ini Juga Kita Berkunjung
kota ini juga -- seperti pada
malammalam sebelumnya -- kita
berkunjung. wajah kita basah
oleh cahaya. berwarnawarna
kau masih ingin bercerita
ihwal kota yang sempat sunyi?
jalanjalan lengang. kita bisa
berpacu cepat, begitu longgar
kita banyak melempar kata
ke jalan, dipungut para pejalan
tapi kita lupa apa yang telah
diucapkan - bahkan sesekali
berdebat - karena perjalanan
merayap; wajah berpeluh
mungkin kita pun lupa
bahwa pernah terkurung
berbulanbulan. menulis
waktu yang gugur
2022
Ia Simpan Gemuruh di Dalam
Laut hanya menampakkan wajahnya
ia berombak, kadang mengempas
tapi juga seakan tenang; lembut
ataupun tersenyum bagi pelayar
ia simpan gemuruh di dalam, hatinya
kecamuk; kadang menjadi badai
akan melumat
_______
Penulis
Isbedy Stiawan ZS lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di sana. Buku puisi terbarunya, Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang, Nuwo Badik dari Percakapan dan Perjalanan, Masuk ke Tubuh Anakanak (Pustaka Jaya), dan sedang mengantre di Penerbit Basabasi Yogyakarta buku Biografi Kota dan Kita.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com