Puisi Syafiq Rahman
Suara Epi Semakin Menyaring
Suatu malam, cintaku menjadi serigala yang mendamba bulan purnama
melepas lengking harap dan mimpi-mimpi yang masih menggangu
Suara Epi semakin nyaring
Mencipta bising
Lalu dalam tubuhku
Bertengkar suara-suara kerinduan.
Yogyakarta, 2022
Sajak untuk Epi
Aku lebih suka mencintaimu pada angin
yang menjadikan abu-abu di jendela
kehilangan makna ingin
Selama ini ia tertidur,
terdampar melihat mimpi buruk
dan nasib seorang penulis
yang diam-diam memendam tangis.
Engkau selalu tersenyum di atas lukaku,
menganggap cinta hanyalah sampah
tempat kaca-kaca pecah
kau harus belajar kepada hujan
bahwa setiap impian
takkan tumbang oleh ledakan.
Aku lebih suka mencintaimu pada jarak
yang menjadikan rindu tak bisa bergerak
selebihnya ia merekam jejak
bahwa kecantikanmu kerap aku tulis dalam sajak-sajak.
Cafe LKIS, 2022
Padamulah Aku Berlabuh
Pi, ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat senyummu
ketika buku-buku kubaca tak ada tanda
bahwa kecantikanmu adalah luka,
melaikan huruf-hurufnya jatuh di dada membentuk satu nama, cinta.
Bermimpilah aku menjadi payung
tempat kamu berlindung
Selama ini aku selalu tabah
mendengar gerimis yang betul-betul membuat hatiku kacau
Sejak kapan ada gelombang riuh menerjemah kau sebagai hujan
Sejenak, dalam ingatan aku tetap meratap menyimpan beribu harap
"Dihadapmu kubacakan sajak kepedihan"
Pi, kini aku sudah tak kuat menanggung
menolak perasaan ini tumbuh
Pada akhirnya padamulah aku berlabuh.
Yogyakarta, 2022
Di Keningmu Kukecup Harapan
Pi, Izinkan aku meminjam namamu
untuk kuserahkan pada Tuhan,
tanpa kata tidak
kau harus patuh pada kehendak
Lihatlah Pi, para penyair merakit bait
sekaligus merangkum doa
dengan tabah kau dihadirkan sebagai kata dalam pikir
darimu aku paham, mencintaimu adalah sabda dzikir
Dalam kepala kau lahir sebagai pengetahuan,
hingga aku bisa menerjemah utuh kenang
di keningmu kukecup harapan
Yogyakarta, 2022
Aku Mencintaimu
Pi, Aku mencintaimu tanpa seperti
Sebab kau terlalu indah untuk disandingkan
Langit dan laut turut melipat kesedihan
Pi, aku mencintaimu
Itu sebabnya kelakianku ada.
Yogyakarta, 2022
________
Penulis
Syafiq Rahman, seorang pengarang yang lahir di Sumenep, Madura. Merupakan mahasiswa UIN Suka (Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Menulis cerpen, puisi, dan esai. Bergiat di komunitas Majlis Sastra Mata Pena (MSMP).
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com