Oleh Izzatullah Abduh, M.Pd.I.
Islam merupakan agama yang memotivasi pemeluknya untuk bekerja, bahkan hal tersebut termasuk bagian ibadah yang mulia. Disebut oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai perjuangan di jalan Allah subhanahu wata'ala.
Dalam sebuah hadits yang dinilai shahih derajatnya, diceritakan oleh seorang sahabat bernama Ka'b ibn 'Ujroh radiyallahu 'anhu bahwa pernah lewat seorang laki-laki di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan kala itu para sahabat pun melihat orang tersebut dalam keadaan bergairah dan bersemangat (untuk bekerja). Spontan para sehabat berkomentar, "ya Rasulullah, kalau sekiranya ia salurkan gairah dan semangat (kerjanya) tersebut untuk perjuangan di jalan Allah."
Mendengar hal itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seraya meluruskan pemahaman para sahabat bahwa sejatinya bekerja pun termasuk bagian perjuangan di jalan Allah subhanahu wata'ala.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إنْ كان خرج يسعى على ولدِه صغارًا فهو في سبيلِ اللهِ وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين فهو في سبيلِ اللهِ وإنْ كان خرج يسعى على نفسِه يعفُّها فهو في سبيلِ اللهِ
"Jika ia keluar bekerja (mengais rezeki) untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya, maka ia berada di jalan Allah, dan jika ia keluar bekerja (mengais rezeki) untuk dapat memenuhi kebutuhan orangtuanya, maka ia berada di jalan Allah, dan jika ia keluar bekerja (mengais rezeki) untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dalam rangka menjaga kehormatan diri (sehingga terhindar dari minta-minta dan mengharap belas kasih orang lain), maka ia berada di jalan Allah." (HR Thabrani, dengan derajat shahih menurut Al Albani)
Dan masih banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan bekerja, yang mana hal ini menunjukkan adanya perhatian besar dari Islam untuk kehidupan umat manusia. Bahwa hendaknya manusia itu mampu memanfaatkan potensi diri untuk bekerja. Meskipun pekerjaan itu tampak remeh, namun percayalah bahwa itu lebih baik daripada pengangguran, yang tidak melakukan apa-apa, yang hanya berpangku tangan mengharap pemberian orang lain. Padahal ia masih mampu untuk bekerja.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya, maka itu lebih baik baginya daripada dia mendatangi seseorang lalu meminta kepadanya, baik orang itu memberi atau menolak." (HR Bukhari)
Hadits ini secara gamblang memotivasi supaya kita mau bekerja, berupaya mencari penghasilan dengan usaha sendiri tanpa perlu gengsi apa pun kerja/usaha itu.
Dahulu sekaliber 'Ali ibn Abi Thalib radiyallahu 'anhu pun pernah bekerja menjadi tukang timba, menimba air untuk orang lain, dan juga beliau pernah menjadi tukang panjat pohon kurma untuk memetik kurma yang sudah layak panen. Ini menjadi pelajaran bahwa sebetulnya kalau kita mau membuka mata dan berpikir jernih, pintu pekerjaan dan usaha itu sungguh banyak sekali. Lihatlah di lapangan, tidak jarang di sana ada orang yang bekerja dengan sesuatu yang barangkali kita anggap aneh dan nyeleneh. Tetapi begitulah kenyataannya. Apa pun pekerjaan itu, selagi halal dan tidak menabrak aturan agama. Maka sungguh itu jauh lebih baik daripada menuruti gengsi, enggan bekerja, malah berpangku tangan mengemis dan mengharap belas kasih orang lain. Allahul musta'an.
Bekerja itu bukan sekadar tentang untuk mendapat penghasilan. Mencapai keuntungan. Bukan. Tapi jauh lebih daripada itu. Bekerja adalah ibadah. Sebab bekerja berarti mengimplementasikan ajaran Islam, yang mana hal ini termaktub perintahnya di dalam Al Qur'an dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaih wasallam.
{ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ ٱلنَّهَارِ مُبۡصِرَةٗ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡ }
"Dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari Rabbmu." (QS Al Isra' : 12)
{ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }
"Dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (QS Al Jumu'ah : 10)
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
"Tidaklah seseorang memakan satu makanan yang mana itu lebih baik selain daripada ketika ia makan dari hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Daud 'alaihissalam memakan makanan dari hasil usahanya sendiri." (HR Bukhari)
إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ
"Sesuatu yang paling baik untuk dimakan oleh seseorang adalah dari hasil jerih payahnya sendiri." (HR Ibnu Majah, Nasa'i, dengan derajat shahih menurut Al Albani)
Bekerja adalah ibadah. Sebab ada perintah dan anjuran untuk hal itu. Terlebih lagi dalam realita kehidupan bahwa seseorang tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan keluarganya kecuali dengan bekerja. Maka bekerja bisa menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan, yang mana dengannya maka kewajiban-kewajiban yang lain dapat terealisasikan, seperti memenuhi hak-hak istri, anak-anak, dst.
Oleh karena bekerja adalah ibadah, maka ada beberapa hal yang mesti diperhatikan supaya kita dapat meraih pahala yang sempurna di dalam bekerja, seperti berikut:
1. Tekun dalam pekerjaan (profesionalitas)
إنَّ اللهَ تعالى يُحِبُّ إذا عمِلَ أحدُكمْ عملًا أنْ يُتقِنَهُ
"Sesungguhnya Allah ta'ala mencintai apabila salah seorang dari kalian bekerja, ia menekuninya." (HR Baihaqi, dengan derajat shahih menurut Al Albani)
2. Kuat dalam bekerja, baik secara fisik maupun mental dan juga amanah dapat dipercaya
{إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَـٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡأَمِينُ }
"Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya." (QS Al Qashash : 26)
3. Pemelihara (pandai menjaga) dan berilmu (kompeten memiliki pengetahuan terhadap pekerjaan yang digeluti)
{ قَالَ ٱجۡعَلۡنِي عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلۡأَرۡضِۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٞ }
"Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan." (QS. Yusuf : 55)
Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat dan memotivasi kita untuk semakin giat dan tekun di dalam bekerja. Serta mensyukuri apa pun pekerjaan kita jalani saat ini.
{ وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ }
"Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga RasulNya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu, apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At Taubah : 105)
Barakallahu fikum jami'an.
_____
Penulis
Ust. Izzatullah Abduh, M.Pd.I., Imam Masjid Andara, Cinere dan Pengisi Kajian Kitab Tauhid Muhammad At Tamimi dan Kumpulan Hadits Qudsi Muhammad al Madani.