Puisi Muhammad Dzunnurain
Renungan Puan di Ruang Kesunyian
Dalam sekejap waktu
Kuukir tubuhku
Keadaan kian sedang ambigu
Nestapa loka dalam aksara
Memikirkan kehidupan yang dulu
Puan, jangan menjauh
Di tubuhmu detak jantung waktumu masih berdetak
Terasa dalam benakku yang berorientasi di cakrawala
Dalam ruang kesunyian
Puan, aku menunggu lagu sajakmu
Kemarin yang kamu susun
Di istana waktu
Bersama para penyair yang sedang menunggu-nunggu
Puan, terima kasih
Seiring waktu kamu selalu membimbingku
Untuk tidak selalu berkonotasi buruk
Tuan sekarang yakin bahwa penantian membutuhkan waktu
Karena waktu itu fana
Aku harus merangkai setangkai bunga untuk diabadikan di kemudian hari
Menikmati Kopi di Saat Lampu Mati
Manis;
Seperti janjimu yang tidak terkunjung terkikis
Walau hujan deras
Menghabiskan tangisan
Dari hulu hingga hilir
Pahit;
Ucapmu ketika orang mengganggumu
Dari sudut serinu pulau
Tenggelam bersama matahari
Terbit bersama purnama diiringi alunan seruling bintang kejora
Panas dan dingin;
Ketika sirnamu kehabisan energi
Melihat cahaya dari belakang pintu
Membawa seuntaian mutiara
Menghias tiara berdua
_______
Penulis
Muhammad Dzunnurain, kelahiran Kota Keris Sumenep, 30 Juni 2003. Mahasiswa biasa saja menghabiskan waktu dengan membaca. Salah satu karya puisi, opini dan esai pernah dimuat di media online dan cetak, di antaranya Majalah Sidogiri Edisi 179, Warta Ubaya Edisi 335, antologi puisi Patah (2022), Negeri Kertas (2022), Nolesa (2022), Rumah Baca Tv (2022), Rumah Literasi Sumenep (2022), Kompasiana (2022), Koran Harian Bhirawa (2022), Tiras Time (2022), Idestra (2023), Riau Sastra (2023). Bisa menghubungi langsung lewat surel muhammaddzunnurain63@gmail.com.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com