Oleh Ihya Dinul Alas
Bismillahirrahmanirrahim.
Maha Suci Allah yang sudah menciptakan apa yang ada di daratan (bumi), di lautan (air) dan di udara. Kekuasaan Allah meliputi alam jagat raya dan seluruh isinya yang berada dalam genggaman dan pengawasan-Nya. Hidup dan mati, untung dan rugi pergantiaan siang dan malam adalah sesuai dengan perintah dan ketentuan yang sudah digariskan Allah Swt.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada beberapa bulan yang sangat diistimewakan oleh Allah, dan bukan berarti bulan yang lain tidak istimewa. Bulan yang sangat diistimewakan dan penuh berkah ini adalah bulan Muharam, Rajab, Syaban, dan Ramadan. Selain bulan ada juga hari yang penuh berkah dan istimewa yakni hari Jumat. Dalam satu hari satu malam ada juga rahasia Allah dan banyak keutamaan yaitu pada sepertiga malam. Jadi dengan kata lain yang menjadi kunci rahasia Allah dalam rangka Taqorrubu Illa Allah yaitu malam hari.
Jika kita melihat fakta yang ada maka malam adalah sesuatu yang bersifat misteri bahkan terkadang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehingga hati (iman) lah yang percaya akan rahasia tersebut. Salah satu fakta dan menjadi sejarah besar umat Islam Nabi Agung Muhammad Saw. melakukan perjalan Isra Mikraj dilakukan pada malam hari dalam satu waktu perjalanan dari bumi ke bumi, dari bumi ke langit (mikhrab) menghadap Allah Swt. untuk membawa sebuah misi agung demi kedamaian dan keselamatan baik dunia maupun akhirat.
Dalam tulisan ini penulis akan memfokuskan pembahasannya tentang malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar hanya di bulan puasa, yakni bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, ampunan dan Rahmat Allah Swt. untuk hamba-Nya. Ramadan bulan terpilih dan sangat dirindukan oleh umat Islam dikarenakan dalam bulan ini terdapat satu malam yang sangat teramat luar biasa dan istimewa. Setiap muslim ingin sekali berjumpa dengan malam penuh keistimewaan tersebut. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, maka tidak heran umat Islam sangat ingin betul berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.
Pertanyaan sederhana yang akan muncul dalam benak kita adalah apa sih Lailatul Qadar itu? Bagaimana cara untuk mendapatkan malamnya? Dan kapan waktunya?
Dalam tulisan yang sederhana ini penulis akan mencoba menguraikan dengan segenap kemampuan pengetahuan yang dimiliki dan insyaallah bersandar dari hadis dan Al-Qur'an sebagai landasannya serta beberapa tulisan dari para ahli serta mazhab. Baiklah penulis akan mencoba menguraikan dari rumusan masalah yang sudah penulis utarakan di atas. Ayat dan surat yang dibaca yaitu QS Al-Qadr 97 ayat 1-5.
Pertama, secara etimologi Lailatul Qadar terdiri dari dua kata yaitu kata lailatun atau lailah yang berarti 'malam', sedangkan qadar memiliki tiga makna, pertama berarti 'mulia' atau 'kemuliaan'. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar sudah barang tentu akan hidup mulia dan meninggal dalam keadaan mulia, baik dalam pandangan manusia maupun dalam pandangan Sang Pencipta. Kedua, qadar bermakna 'sempit', malam yang disempitkan rezekinya. Maksudnya, dari beberapa manusia di bumi ini hanya beberapa kelompok saja yang mendapatkan Lailatul Qadar. Dengan kata lain tidak semua orang Islam mendapatkannya. Maksud atau makna malam yang sempit boleh jadi semua mahluk Allah bernama Malaikat turun ke bumi. Andaikata malaikat tersebut berwujud batu atau benda padat lainnya maka bumi ini penuh sesak dan berjejal oleh para malaikat yang sibuk dengan tugas yang diberikan Allah. Dan pendapat ini bersandar dari Al-Qur'an yang berbunyi
تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ
"Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan." (QS. Al-Qadr 97 ayat 4)
Malaikat diciptakan dari nur (cahaya) sehingga ketika malaikat naik ke langit matahari seakan redup karena cahaya matahari terhalangi oleh ribuan cahaya malaikat. Dapat kita simpulkan ciri malam Lailatul Qadar pada umumnya adalah pada saat siang hari yakni menjelang fajar (muncul/terbit) matahari seakan tidak bercahaya (samar) seperti keemasan ini dikarenakan ribuan bahkan miliaran cahaya malaikat menutupi matahari.
Ketiga, qadar bermakna takdir “Sesunguhnya segala sesuatu kami ciptakan dengan kadar (ketetapan, takaran atau ketentuan). Maka tidak mengherankan umat Islam berlomba-lomba agar nasib takdirnya menjadi lebih baik dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.
Selanjutnya, manusia hanya bisa berdoa dan ikhtiar agar bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan memperbanyak amalam-amalan baik salah satunya memperbaiki salat dengan cara berjamaah, meramaikan masjid dengan tadarus, itikaf di masjid, serta berbuat baik sesama tetangga, kerabat, serta keluarga. Dengan kata lain mempererat tali silaturahmi dan menjaganya serta bersedekah sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan.
Berkaitan dengan pertanyaan ke-3 kapan waktu Lailatul Qadar itu datang atau muncul? Sesuai surat Al-Qadar Allah Swt. tidak memberitahukan kepada kita dengan kata lain disembunyikan atau menjadi sebuah rahasia agar manusia berlomba lomba untuk mencari dari awal Ramadan sampai akhir Ramadan. Menurut beberapa ulama malam Lailatul Qadar itu ada dari awal Ramadan, ada yang beranggapan pada tanggal malam ganjil malam 21, 23, 27 dan 29 Ramadan. Artinya ulama melakukan hisab atau perhitungan pada malam-malam ganjil dan mayoritas umat Islam di Indonesia menganut kepercayaan malam Lailatul Qadar itu pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadan yang bersandar pada pendapat Imam Ghozali Allah Swt. memberikan gambaran datang atau munculnya malam Lailatul Qadar dalam firman-Nya.
سَلٰمٌ ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."(QS Al-Qadr 97 ayat 5)
Lailatul Qadar itu datang dari menjelang malam sampai menjelang fajar. Yang dimaksud menjelang fajar di sini adalah pada saat dikumandangkannya azan Subuh.
Sekali lagi seperti yang kita ketahui Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan, malam yang sempit dan malam keputusan (takdir) yang semua Muslim mengharapkan malam ini. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam yang penuh berkah dan rahmat serta ampunan yang begitu luas sehingga diibaratkan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Apabila kita melihat asal muasalnya turunnya surat Al-Qadar ini dalam Riwayat Attarmidzi dulu ada seorang laki-laki berjihad (perang) selama 80 tahun di mana dalam kurun waktu tersebut siang hari digunakan untuk berperang sedang malam hari mendirikan salat malam (qiyamul lail) seperti tahajud, hajat, tobat, dan salat tasbih, dan begitu setiap hari dan malamnya berlangsung selama 80 tahun. Sehingga Allah Swt. menurunkan surat Al-Qadar sebagai pengganti jihad pada zaman dahulu dan yang kedua bahwa umur umat Nabi Muhammad Saw. tidak begitu panjang seperti umur atau usia umat nabi-nabi terdahulu.
Wallahu a'lam bishawab.
________
Penulis
Ihya Dinul Alas bernama asli Mamat Safrudin Lahir pada, 7 Agustus 1982. Mengajar di SMA Asy-Syarif Ciruas dan SMA Darrurohman Walantaka Kota Serang. Akhir-akhir sering absen di kegiatan Kubah Budaya meskipun sebagai awal berdirinya komunitas yang saya banggakan bersama kelima kawan tongkrongan di DPM (depan pohon mangga) semasa kuliah.