Puisi Hendri
Ciuman
Aku pernah minum anggur
Di bibirmu. Manis dan memabukkan
Tapi candu
Kota Serang, 13 Juni 2023
Puisi dalam Gerimis
Gerimis membasahi puisiku
yang manis. Kata-kata kokoh
berdiri di setiap baris
Basah memang menghanyutkan
setiap diksi. Tenggelam dan kelam
Seorang penyair bersangkur pena
berpeluru tinta. Mengungsikan
imajinasinya ke tempat yang teduh
khawatir kehujanan apalagi sampai
kebasahan
Untungnya rombongan gaya bahasa
seperti asosiasi, metafora, dan majas lainnya
tidak lari ke mana-mana
mereka tetap asyik menyusun bahasa
di pojok kertas yang memelas
Gerimis membasahi puisiku
yang manis. Kata-kata kokoh
berdiri setiap baris
namun penyair malah kedinginan
di balik puisi yang ditulisnya
Kota Serang, 11 Juni 2023
Di Taman Pertemuan
Sudah sekian waktu
Aku menunggumu di bawah pohon kamboja
Daun-daunnya sudah berguguran
Luruh ke hamparan kursi taman
Mengepung tubuh. Menjaga ruh
Bukankah pertemuan itu
Adalah janji diksi kepada kalimat
Kesetiaan api kepada bara
Dan kepekaan embun kepada pagi
Berjam-jam tubuh yang ringkih ini
Menantimu. Berharap kau datang dengan
Segala kesempurnaan
Juga hadir menjadi kenyataan
Hanya angin sakal dan dingin
Binal duduk bersamaku. Berbincang lama
Dari senja sampai magrib tiba
Hingga malam mulai menampakan
Wajahnya. Kau tak kunjung tiba di taman
Sunyi ini. Selain pohon kamboja yang sudah
Lelah memayungi. Dan lampu taman perlahan
Meredupkan diri
"Aku pulang sajalah. Mungkin dia hanya anak
Kecil yang sedang bermain kata."
Sedangkan di kejauhan, di balik gelapnya malam
Wanita muda nan cantik mengintip sinis
Tawanya jawat. Kebahagiaan terlihat nampak
Di bawah bulan yang mulai retak
Kota Serang, 10 Juni 2023
________
Penulis
Hendri, alumnus FKIP Diksatrasia Untirta, Serang. Kini mengajar sebagai Guru Bahasa Indonesia di SMPN 6 Kota Serang.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com