NGEWIYAK.com, KOTA SERANG -- SMPN 1 Kota Serang sukses selenggarakan Workshop Literasi dengan tema "Gerakan Menumbuhkan Semangat Berliterasi pada Generasi Muda" (13/10). Kegiatan ini berlangsung dalam rangka Program Sekolah Penggerak (PSP) sekaligus memperingati Bulan Bahasa yang jatuh di bulan Oktober.
Kepala SMPN 1 Kota Serang, Bohari Muslim, M.Pd., dalam sambutan mengatakan bahwa ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh siswa, yakni kompetensi, karakter, literasi (menulis dan numerasi). Menurutnya, kemampuan literasi harus dimiliki oleh para siswa, salah satunya dengan cara terus menggali segala potensi dalam diri dengan kreativitas, khususnya menulis.
"Tunjukkan kreativitas dan kemampuan kalian dalam workshop ini. Kalian adalah orang-orang hebat. Bila kemampuan literasi seseorang baik maka akan berada pada kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Oleh karena itu tanamkan motivasi, kita songsong Indonesia seratus tahun mendatang dengan menciptakan generasi emas," ujar Kepala SMPN 1 Kota Serang.
Penanggung jawab kegiatan, Rahmat Wijaya, M.Kom., juga mengatakan bahwa kegiatan literasi ini memiliki manfaat yang sangat berharga dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif, ekspresi diri, dan komunikasi.
"Melalui keterampilan menulis, murid dapat memperluas imajinasi mereka, memahami struktur narasi, dan belajar untuk menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas. Dengan menulis, dapat memperkaya keterampilan bahasa dan kosakata, serta memungkinkan murid untuk menjadi pembaca yang lebih cerdas dan kritis," ungkapnya lagi.
Selain Rahmat, kegiatan ini juga dibantu oleh rekan guru lain, yakni Tim Sekolah Penggerak, yakni Ratu Tuti Istiwiati, S.S., M.M. dan Tutun Endah Junita, S.Pd. sehingga kegiatan berjalan sangat kompak sesuai tugas masing-masing.
Kegiatan Workshop Literasi" ini menghadirkan narasumber Encep Abdullah, penulis yang sudah malang-melintang dalam dunia kepenulisan. Encep memberikan dua materi yang dibagi menjadi dua sesi, yakni pagi "Menulis Cerpen" dan siang "Menulis Puisi".
Encep mengatakan bahwa salah satu hal penting dalam menulis cerpen adalah menulis kalimat pembukanya. Menurutnya, pembuka cerpen harus menarik dan memberikan rasa penasaran kepada pembaca sehingga bisa dibaca sampai akhir. Encep memberikan banyak contoh pembuka dari para sastrawan ternama, misalnya Seno Gumira Ajidarma ("Sepotong Senja untuk Pacarku"), Yanusa Nugroho ("Selawat Dedaunan"), dan Faisal Oddang ("Siapa Suruh Sekolah di Hari Minggu?"). Juga penulis kondang dunia, Frans Kafka ("Metamorfosis"). Dalam menulis puisi, Encep memberikan teknis menulis puisi dengan menggunakan gaya bahasa perbandingan.
"Untuk menulis puisi, banyak cara dilakukan. Pada kesempatan kali ini, kita gunakan teknis menulis puisi dengan menggunakan gaya bahasa perbandingan, yakni majas personikasi, simile, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa ini sering digunakan oleh beberapa penulis dan semoga dalam ruang kelas ini bisa berhasil," ungkap Pendiri Komunitas Menulis Pontang-Tirtayasa itu.
Kegiatan ini dihadiri oleh 62 peserta dari kelas VII s.d. IX. Para peserta begitu antusias bertanya kepada narasumber. Hasil dari kegiatan ini adalah membuat produk yakni menulis karya jadi berupa cerpen dan puisi.
(Redaksi)