Puisi Asqo L. Fatir
Berkunjung
berapa kali kita memotong
jarak yang ditinggalkan waktu,
angin berkesiur menggulingkan
debudebu berserakan
dan kita menghirup udara segar
dari dedaunan
yang digusur peradaban
menuju bercak darah
masih terkenang tulangtulang
yang kau jadikan seruling,
nadanada minor
dan kalbu yang pecah
di benteng surosowan
kini, aku mengunjungimu
melalui celah perbukitan
dan lembahlembah terjal
merunut jiwa dalam kebekuan
Sampan Perjalanan
kusadari engkau adalah sampan perjalananku
pelabuhan kecil sendiri di tepi pulau, menantikanmu dalam setiap tarikan napasku
dan benihbenih pasir yang terbakar, mengusungku kembali padamu
kulihat sorot matamu, yang melemparkan kata lebih banyak dari berudu di musim hujan. ruh dan keajaiban bagiku yang memburu kata-kata
engkau mengeram tawa anakanak, dan bernyanyi pada ombak
kurebahkan diriku bersama reruntuhan doa yang tertuju padamu
mengertilah, berkawan dengan penyair adalah ide gila, mereka lebih banyak meregas kata dan direndam air mata tanpamu
maka izinkanlah aku menggaris matamu dengan beribu cahaya. sebab kutahu, arus pantai ‘kan menabur garam di hatimu
________
Penulis
Asqo L. Fatir yang bernama asli Ahmad Asqolani, lahir di Serang 28 Maret 1996. Alumnus FKIP Universitas Banten Jaya. Mengikuti kelas menulis Rumah Dunia angkatan 28 bersama Gol A Gong dan Majelis Puisi Rumah Dunia asuhan Toto St Radik, pun Kelas Menulis Benny Arnas. Karyanya tersebar di koran lokal dan nasional. Pernah menjadi peserta terpilih dalam Pertemuan Penyair Nusantara X, Pertemuan Penyair ASEAN, Temu Penyair Asia Tenggara I dan II, Bengkulu Writers Festival, dan lain-lain.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com