Oleh Ust. Izzatullah Abduh, M.Pd.
Wahai suami, wahai istri!
Ketika Adam diciptakan dan ditempatkan di dalam surga, beliau merasa kesepian dan merasa ada yang kurang, padahal beliau dikelilingi beragam kenikmatan di surga. Sdehingga akhirnya, Allah hadirkan untuk beliau seorang kekasih bernama Hawa.
Secara tabi'atnya manusia merindukan adanya pasangan dalam hidup. Dengannya berbagi kasih-cinta, berbagi suka-duka, berbagi canda-tawa, dan seterusnya. Pasangan adalah pelengkap nikmat-nikmat yang ada dalam hidup. Sehingga tak heran jika kehadiran pasangan dalam hidup dijadikan oleh Allah menjadi bagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya.
{ وَخَلَقۡنَـٰكُمۡ أَزۡوَ ٰجࣰا }
"Dan Kami menciptakan kalian secara berpasang-pasangan." (QS. An-Naba : 8)
{ وَمِن كُلِّ شَیۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَیۡنِ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ }
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasang agar kalian mengingat (tanda kebesaran Allah)." (QS. Adz-Dzariyat : 49)
{ وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِۦۤ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰجࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّقَوۡمࣲ یَتَفَكَّرُونَ }
"Dan diantara tanda-tanda kebesaran Allah, bahwa Allah menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri agar kamu cenderung merasa tenteram kepadanya, dan Allah jadikan di antaramu cinta dan kasih. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Rum : 21)
Oleh karena kehadiran pasangan termasuk bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, maka hendaknya setiap kita mengikuti rambu-rambu syari'at dan tuntunan agama di dalam mengikat tali kasih, tali cinta dengan pasangan hidup kita, yaitu dengan jalan pernikahan.
Nabi shallallahu 'alaih wasallam bersabda,
لم ير للمتحابين مثل النكاح
"Tidak ada solusi bagi dua kekasih yang saling cinta selain daripada (mengikatnya) dengan pernikahan." (HR. Ibnu Majah)
Ketika sudah sah terikat dengan pernikahan, sudah terjalin dan terbangun hubungan rumahtangga. Maka tidak ada fondasi yang paling kuat selain daripada keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Suami-istri hendaknya saling tolong menolong dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
{ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ }
"Dan saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan." (QS. Al-Maidah : 2)
{ مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ }
"Siapa yang beramal shalih baik laki-laki ataupun perempuan dan ia dalam keadaan beriman, maka sungguh benar-benar Kami akan memberikan kehidupan yang thayyibah (penuh berkah) untuknya. Dan sungguh benar-benar akan Kami berikan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nahl : 97)
Dan ketika sudah terjalin dan terbangun hubungan rumahtangga. Maka hadirkanlah keromantisan dengan canda jenaka bersama pasangan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
تُلَاعِبُهَا وتُلَاعِبُكَ
"Engkau mencandainya dan dia mencandaimu." (HR. Bukhari)
Dan juga keromantisan dalam ibadah.
رحِمَ اللَّهُ رجلًا قامَ مِن اللَّيلِ فصلَّى وأيقظَ امرأتَه ، فإن أبَتْ نضحَ في وجهِها الماءَ ، رحِمَ اللَّهُ امرأةً قامَت مِن اللَّيلِ وصلَّتْ وأيقظَتْ زَوجَها فإن أبَى نضَحَتْ في وجهِه الماءَ
"Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam, lalu shalat, kemudian membangunkan istrinya. Apabila istrinya enggan, maka ia cipratkan air ke wajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun di waktu malam, lalu shalat, kemudian membangunkan suaminya. Apabila suaminya enggan, maka ia cipratkan air ke wajahnya." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah)
Apabila rumah tangga berasaskan iman dan takwa, maka niscaya rumah tangga yang seperti ini akan selalu mendapat keberkahan dan pertolongan dari Allah subhanahu wata'ala.
{ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ }
"Dan kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, sungguh Kami akan bukakan untuknya pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf : 96)
وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا (2) وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ
وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ یُسۡرࣰا (4) وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یُكَفِّرۡ عَنۡهُ سَیِّـَٔاتِهِۦ وَیُعۡظِمۡ لَهُۥۤ أَجۡرًا (5)
"Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah berikan jalan keluar untuknya (dari setiap masalah) dan Allah berikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.
Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan segala urusannya menjadi mudah.
Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah hapuskan dosa-dosanya dan Allah besarkan pahalanya." (QS. Ath-Thalaq : 2-5)
Dan merupakan hal penting dalam rumah tangga, hendaknya masing-masing pasangan mengerti akan hak dan kewajiban antara satu dengan yang lainnya;
Untukmu wahai suami,
{وَأَخَذۡنَ مِنكُم مِّیثَـٰقًا غَلِیظࣰا }
"Dan istri mengambil janji setia yang kuat darimu." (QS. An-Nisa : 21)
Maka bertakwalah kepada Allah dan ingatlah pesan Hasan al Bashri rahimahullah ketika ditanya oleh seseorang, "dengan siapakah aku menikahkan puteriku?!"
Beliau menjawab, "dengan orang yang bertakwa,
فإن أحبها أكرمها، و إن أبغضها لم يظلمها
Jika ia senang terhadap istrinya, niscaya ia akan memuliakannya, dan jika ia marah terhadap istrinya, niscaya ia tidak menzhaliminya."
Perlakukanlah istrimu dengan lemah lembut dan tunaikanlah haknya atasmu.
وعن معاوية بن حيدة رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُول الله، مَا حق زَوجَةِ أَحَدِنَا عَلَيهِ؟ قَالَ: ((أنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طعِمْتَ، وَتَكْسُوهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ، وَلا تَضْرِبِ الوَجْهَ، وَلا تُقَبِّحْ، وَلا تَهْجُرْ إلا في البَيْتِ)).
Dari Mu'awiyah ibn Haidah radiyalllahu 'anhu, beliau bertanya kepada Rasulullah,
"Wahai Rasulullah, apakah hak istri yang harus ditunaikan oleh kita?"
Beliau bersabda,
"Engkau memberinya makanan sebagaimana engkau makan, engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian, dan janganlah memukul wajah, dan janganlah menjelek-jelekannya, dan jangan mendiaminya (bersikap dingin) kecuali hanya di dalam rumah." (HR. Abu Daud)
Dalam riwayat yang lain,
ألا وَحَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ أنْ تُحْسِنُوا إِلَيْهِنَّ في كِسْوَتِهنَّ وَطَعَامِهنَّ
"Ketahuilah, hak istri atasmu adalah kamu memberikan pakaian dan makanan yang terbaik kepadanya." (HR Tirmidzi)
Dan merupakan barometer kebaikan lelaki sejati adalah dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istrinya.
((أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَانًا أحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وخِيَارُكُمْ خياركم لِنِسَائِهِمْ))
"Mukmin yang sempurna imannya adalah ia yang paling bagus akhlaqnya. Dan orang yang paling terbaik diantara kalian adalah dia yang paling terbaik kepada istrinya." (HR. Tirmidzi)
Oleh karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat.
((اسْتَوْصُوا بالنِّساءِ خَيْرًا؛ فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلعٍ، وَإنَّ أعْوَجَ مَا في الضِّلَعِ أعْلاهُ، فَإنْ ذَهَبتَ تُقيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإنْ تَرَكْتَهُ، لَمْ يَزَلْ أعْوجَ، فَاسْتَوصُوا بالنِّساءِ))
"Berlaku baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya ia diciptakan dari tulang rusuk, dan sungguh bagian yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau berupaya meluruskannya, engkau mematahkannya. Dan apabila engkau membiarkannya, maka begitulah keadaannya bengkok. Maka berlaku baiklah kepada wanita." (HR. Bukhari,-Muslim)
Dan ingatlah bahwa istrimu bukanlah bidadari yang lepas dari kekhilafan dan kesalahan. Namun bukan berarti menjadi alasan untuk membenci dan memusuhinya.
لا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
"Tidaklah pantas seorang suami membenci istrinya. Jika memang ada perangai yang tidak disukai darinya, maka pasti ada perangai lain yang disenangi darinya." (HR. Muslim)
{ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰۤ أَن تَكۡرَهُوا۟ شَیۡـࣰٔا وَیَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِیهِ خَیۡرࣰا كَثِیرࣰا }
"Dan pergauilah istri dengan cara yang terbaik. Jikapun kamu tidak menyukainya, maka boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah jadikan pada sesuatu tersebut kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa : 19)
Dan kemudian untukmu wahai istri!
Ketika Ayahanda sudah menyerahkanmu kepada suamimu, maka ketahuilah bahwa kini yang menjadi syurga dan nerakamu adalah suamimu. Nabi shallallahu 'alaih wasallam bersabda kepada seorang wanita,
فانظري أين أنت منه، فإنما هو جنتك ونارك
"Maka perhatikanlah! Di mana posisimu dari suamimu. Karena sesungguhnya ia adalah surgamu dan nerakamu." (HR. Ahmad)
Menjadi sebabmu masuk surga ketika suami meridhoimu. Dan menjadi sebabmu masuk neraka ketika suami murka kepadamu.
Dan ingatlah wahai istri, bahwa engkau tidak dianggap memenuhi hak Allah sehingga engkau memenuhi hak suamimu.
( لو كنت أمرا أحدا أن يسجد لغير الله لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها،
والذي نفس محمد بيده، لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها )
"Kalau sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, sungguh aku pasti perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.
Dan demi Dzat yang mana jiwa Muhammad berada di genggamnya, tidaklah seorang istri memenuhi hak Rabbnya, sehingga ia memenuhi hak suaminya." (HR. Ibnu Majah)
Di antara hak suami yang paling urgen adalah memberikan pelayanan kepadanya setiap saat kapan pun dia butuh. Karena hal ini dapat menyelamatkan suami dari dari pelampiasan hasrat ke jalan yang haram.
((إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امرَأتَهُ إِلَى فرَاشِهِ فَلَمْ تَأتِهِ، فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا، لَعَنَتْهَا المَلائِكَةُ حَتَّى تُصْبحَ)).
"Apabila suami mengajak istrinya ke ranjang, kemudian istri tidak mau. Suami pun bermalam dalam keadaan marah kepadanya. Maka Malaikat melaknati sang istri hingga waktu pagi." (HR. Bukhari)
Dalam riwayat yang lain,
((إلا كَانَ الَّذِي في السَّمَاء سَاخطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنها)).
"Yang ada di langit murka kepadanya, sehingga suaminya kembali ridho."
Maka kesampingkanlah segala kepentingan apa pun apabila suami sudah mengajak untuk berhubungan intim.
((إِذَا دَعَا الرَّجُلُ زَوْجَتهُ لحَاجَتِهِ فَلْتَأتِهِ وَإنْ كَانَتْ عَلَى التَّنُور))
"Apabila suami mengajak istrinya untuk memenuhi kebutuhan (hasratnya), maka hendaklah ia memenuhinya, meskipun ia sedang berada di dapur (masak)." (HR. Tirmidzi, Nasa'i)
Dan wahai istri, janganlah pernah terbetik ada keinginan atau bahkan sengaja ingin menyakiti hati suami. Sebab istrinya dari kalangan bidadari akan mendoakan keburukan atasmu.
( لا تؤذي امرأة زوجها في الدنيا إلا قالت زوجته من الحور العين، لا تؤذيه قاتلك الله فإنما هو عندك دخيل يوشك أن يفارقك إلينا )
"Tidaklah seorang istri di dunia ini menyakiti suaminya, melainkan istrinya dari kalangan bidadari berkata, 'janganlah engkau sakiti ia, semoga Allah memerangimu, sesungguhnya ia hanyalah persinggahan yang akan segera meninggalkanmu (dan datang) ke kami'. " (HR. Tirmidzi)
Maka jadilah wanita ahli surga yang disebut oleh Nabi ketika beliau bersabda,
: ( ألا أخبركم بنسائكم في الجنة؟!
ودود ولود إذا غضبت أو أسئ إليها أو غضب زوجها قالت: هذه يدي في يدك لا أكتحل بغمض – أي لا أنام – حتى ترضي )
"Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita ahli surga. Yaitu ia yang penyayang lagi subur (rahimnya), yang apabila ia marah atau tersakiti atau suaminya marah, ia berkata (kepada suaminya), 'ini tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa terpejam (tidur) sehingga engkau ridho (kepadaku)'." (HR. Thabrani)
Terakhir wahai istri,
Jadilah perhiasan, simpanan harta terbaik untuk suamimu, yaitu dengan menjadikan dirimu sebagai wanita yang shalihah,
((الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا المَرْأَةُ الصَّالِحَةُ))
"Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah." (HR. Muslim)
Imam Al Qurthubi rahimahullah menerangkan bahwa istri yang shalihah ditafsirkan dalam riwayat lain dengan sifat,
((التي إذا نظر إليها سرته، وإذا أمرها أطاعته، وإذا غاب عنها حفظته في نفسِهَا وماله))
"(Istri yang shalihah) adalah ia yang apabila suami memandangnya, ia menyenangkan, dan apabila suami memerintahnya, ia menaatinya, dan apabila suami sedang pergi, ia menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya."
Suami-istri keduanya saling memiliki hak dan kewajiban. Semakin berusaha memenuhi satu sama lain akan hak dan kewajiban tersebut, maka semakin terciptalah kerukunan dalam rumahtangga. Sebaliknya apabila satu sama lain saling mengabaikan hak dan kewajiban, maka rumahtangga ibarat telur yang berada di atas tanduk.
Bonus sebagai penutup, wahai suami-istri!
Jangan pernah lupa ketika memadu kasih, bahwa di sana ada doa yang harus dibaca.
باسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطانَ، وجَنِّبِ الشَّيْطانَ ما رَزَقْتَنا
"Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah aku dari syaithan, dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau rizkikan untuk kami (berupa anak keturunan)." (HR. Bukhari-Muslim)
Kata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila seorang suami mendatangi istrinya membaca doa ini, lalu Allah takdirkan dari keduanya lahir anak keturunan. Maka anak keturunannya tidak akan diganggu oleh syaithan.
Allah akan beri penjagaan sehingga anak keturunannya tidak mudah terhasut dan terbujuk rayu akan bisikan-bisikan buruk syaithan.
Demikian, semoga bermanfaat.
Barakallahu fikum.
________
Penulis
Izzatullah Abduh, M.Pd., Pengisi Kajian Kitab At-Tazkiyah Masjid Ar-Rauf Green Andara Residence,
Depok.