Puisi Imam Budiman
Melahirkan Kaidah Semantik
dalam Tiga Cabang Terpisah
Ilmu Bayan
yang terkembang di kepala menjelma
kebun bunga di liuk lidah para pendoa.
ihwal yang tersimpan—juga sembunyi
bagai sepasang perumpamaan mencari
hubungan dan pembenaran di baris ini.
ia menyerupakan dan diserupakan
berlainan rupa dalam rukun klasik
mencari kesamaan sifat yang baik.
meski harus tersisihkan
atau terbuang sama sekali.
Ilmu Ma’ani
lantaran sebuah kondisi dan penekanan
yang memaksanya percaya kepada ilusi
ia nyaris terjebak kepada muslihat jahat.
suatu perintah atau larangan—sekadar
panggilan yang redam dari kebisingan.
menyesuaikan satu hal kepada hal lain
—tetapi, makna mengedipkan mata.
Ilmu Badi’
bagaimana sebentang pukau dirumuskan
kepada diksi—rumpun lafaz, juga bunyi.
yang memenuhi isi kepala dan kitab suci.
dua yang kembar tetapi berlainan watak
dia yang serupa menjelma di baris akhir
—semoga masih mencintai puisi.
2023
Membaca Kaidah Gazwah di Perbatasan
[mendaras sebab]
pada awal tahun kedelapan, musim belum usai
beralih di timur al-karak, saat para bayi yang
dilahirkan di perbatasan jazirah belum tuntas
menetek dari puting susu ibunya, dua ratus ribu
serdadu bizantium dan tiga ribu pasukan muslim
bersitatap dari kejauhan ketika sungai yordan
semakin menguarkan terik dalam zirah.
al-haris bukanlah bul-bul milik sulaiman agung
yang mungkin saja segera mengepakkan sayap
menghindar saat tajam pedang milik syurahbil
menyentuh lehernya. adakah kejahatan paling
keji selain menghabisi nyawa seorang
tak bersenjata, tak berdaya, dalam
sebuah upaya diplomasi?
[mendaras akibat]
berapa harga keduabelah tangan, jafar tak sempat
menghitung lubang di dada serta menggotong
kedua tangannya yang tanggal kepada tuhan.
sepasang sayap terpasang menggantikannya.
apakah kerja penyair hanya menulis puisi
ibnu rawahah menjawab dengan sekian
luka tusukan tombak dan panah,
sabetan pedang, serta tetes darah
yang tumbuh menjadi saksi
di tanah pertempuran.
bagaimana cinta anak kepada ayahnya, zaid melepas
nasab karena titah ilah, lalu di tahun yang rumit itu
ia menyerahkan sepenuh diri dalam pekik takbir
serta ringkik kuda terakhir, mati berbahagia
dan mulia sebagai seorang martir.
2023
________
Penulis
Imam Budiman, kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur. Biografi singkat tentang dirinya termaktub dalam buku: Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017); Ensiklopedia Penulis Sastra Indonesia di Provinsi Banten (Kantor Bahasa Banten, 2020); dan Leksikon Penyair Kalimantan Selatan 1930–2020 (Tahura Media, 2020).
Beberapa karyanya tersebar di berbagai media cetak nasional seperti: Tempo, Media Indonesia, Republika, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Nusa Bali, Majalah Sastra Kandaga, dll. Pemenang terbaik pertama dalam sayembara cerita pendek pada perhelatan Aruh Sastra 2015 dan Sabana Pustaka 2016.
Pada tahun 2017 mendapat Penghargaan Student Achievement Award, kategori buku sastra pilihan, dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta ia meraih beasiswa kuliah singkat Klinik Menulis Fiksi di Tempo Institute tahun 2018.
Buku kumpulan puisinya: Kampung Halaman (2016) serta Salik Dakaik; Mencari Anak dalam Kitab Suci (2023). Saat ini, mengabdikan diri sebagai Guru Bahasa dan Sastra Indonesia serta Ketua Tim Perpustakaan—Literasi Pesantren Madrasah Darus-Sunnah Jakarta.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com