Puisi Sultan Musa
Bertaut di Sujud
lewat mentari meredup,
kisah belum usai
lewat bulan memeluk,
tergambar jejak risau
; semua karena
kalbu belum melekat di sujud
seperti halnya memaknai
dan cahaya jiwa pun menyadarkanku
‘aku merasakan kebesaran-Mu, Tuhan’
(apa pun resahmu hamparkan sajadahmu)
2024
Memeluk (Pualam) Cahaya
cahaya memudar,
menyerupai perihal luka
resah berkecamuk,
terbelenggu emosi bertaut
pada ujung malam menjelma pualam,
mengeja lembaran do’a bernaung
; atas resah memeluk cahaya
2024
________
Penulis
Sultan Musa berasal dari Samarinda. Tulisannya tersiar diberbagai platform media online & offline. Serta karya-karyanya masuk dalam beberapa antologi bersama internasional. Seperti Antologi Puisi Penyair Dunia “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang digagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi Puisi “Cakrawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan –Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023) dan HOMAGI – International Literary Magazine. Adapun IG : @sultanmusa97
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com