Puisi Fileski
ASAP ASAP BERKEJARAN
satu mata menatap kehampaan
awan kelabu merampas kebebasan
kemajuan mencekik kewarasan
padahal
ekonomi membumbung tinggi
kebahagiaan makin tak terbeli
asap asap menelan matahari
meninggalkan kesibukan kota
yang rakus berebut mahkota
kita seperti asing di rumah sendiri
kita tersesat di kota mati
asap asap berkejaran
para orang tua ditinggalkan anaknya
baju kejayaan mulai pudar
warna ceria tak lagi terdengar
putih kerah bajunya
menyisakan bercak kesombongan
ia sudah tak punya lagi hidung
kerut di dahinya terlihat mendung
kertas kertas sengketa
semakin menggunung
asap asap berkejaran
semakin tak terbendung
2024
PULANG KE DIRI
daun daun meranggas
menepi dari musim yang tergilas
langit tampak cerah membiru
awan putih menjatuhkan bayangan
di atas sungai yang kehilangan
sungai yang mengering
dengan sepi yang melengking
di sana terlihat bebatuan terjal
yang tak lagi pandai berbual
kini dia menyepi
kini dia menepi
pohon dan perdu hanya bisa bertahan
dari kemarau yang merindukan hujan
cemara menjulang tinggi
dengan daun daunnya
menyapa senja,
dengan rentang rantingnya
yang berusaha menghalau jingga
sebuah rumah
tampak sendiri
pulang menemui
diri sendiri
2024
SEORANG IBU YANG MEMINTAL SEPI
ia menenggelamkan api dalam diri
sesekali terbangunkan sepi
terbayang wajah anaknya yang pergi
yang entah kapan kembali
mataharinya yang dulu perkasa
sudah pergi entah kemana
dibawa lari bunga bunga lainnya
rumahnya tak lagi bernyanyi
tembok dan lantainya membiru
berselimut debu
tak ada sinar matahari lain
yang bisa menyusup
di celah celah kesepiannya
dalam kamar yang membisu
entah sampai kapan ia menunggu
walau sampai di ujung waktu
ia yakin sepi akan berlalu
ia menyibukkan diri,
meski memintal sepi
ia yakin anaknya pulang
di suatu pagi yang riang
2024
2.4 MELUKIS MASA LALU
tak ada hal lain yang ia lakukan
selain melukis masa lalu
harapan ingin mengikat hati
pada pemilik malam dan pagi
yang telah membuatnya terikat jiwa
pada pandangan pertama
patah bunga dari tangkainya
tersisa hanya waktu yang membeku
ia masih melukis mawar
dan terus merasakan debar
meski tak mungkin lagi bertemu
dengan sang jawaban rindu
mawar berwarna senja itu
masih dipandangnya dengan
satu satunya kuas yang tersisa
entah apa jadinya
bila kuas itu patah berantakan
atau hilang ditelan masa depan
2024
2.5 ORANG ORANG BEREBUT MAYAT
orang orang berebut mayat
berdesak-desakan saling mengumpat
tak ada yang mau mengalah
sebanyak mungkin mereka menjarah
dalam ruang gelap
berbagai kepentingan berhimpitan
berbenturan
berantakan
semua berdoa kepada tuhan
membingungkan
semua mengatasnamakan
kebenaran
berbagai jenis pakaian
saling sikat, saling ikat
berbeda beda warna
saling mencuri suara
meludah mengumpat
halalkan segala cara untuk dapat
kaki di atas
kepala di bawah
suasana semakin gerah
tak berakhir sampai tuntas darah
atau selesai dengan bagi bagi hasil dari yang dijarah
2024
_______
Penulis
Fileski, nama asli Walidha Tanjung Files, lahir pada 21 Februari 1988, adalah seorang penulis, musikus, dan penyair Indonesia. Dikenal melalui karya puisi dan prosa, karya-karyanya pernah dimuat di Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Jawa Pos, Bangka Pos, Koran Merapi, Radar Tuban, Radar Jember, Radar Lawu, Radar Madiun, Solo Pos, Radar Surabaya, Radar Bojonegoro, Koran Haluan, Utusan Borneo (Malaysia), Radar Kediri, Radar Banyuwangi, Sinar Indonesia Baru, Rakyat Sumbar, Singgalang, Halo Jember, Suara Sarawak (Malaysia), Majalah Apajake, Elipsis, Kawaca.com, Sastramedia.com, dan berbagai media lainnya. Fileski kerap tampil di ajang sastra dengan konsep Resital Puisi. Peraih Anugerah Hescom dari e-Sastera Malaysia 2014-2015. Lima Terbaik kategori Seni Budaya GCC 2021 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Penulis Terpilih di Peta Sastra Kebangsaan, Salihara 2024. Penyair Terpilih di Mimbar Penyair (Festival Tebuireng 2024). Founder Negeri Kertas dan Teater Pilar Merah. Dapat ditemui melalui email: fileskifileski@gmail.com, Instagram @fileski, Facebook: Mas Fileski.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com