Friday, June 21, 2024

Puisi-Puisi Emi Suy

Puisi Emi Suy



Mandi Tengah Malam


aku butuh mandi keramas 

membasuh rasa cemas 

merendam didih dada yang panas 

aku juga ingin mencuci 

kepalaku dari pikiran-pikiran

yang mengandung gas 

memicu jadi bom waktu

yang akan meledak

mengeluarkan asap 

racun ganas 


2024



Belum Tumbuh Gigi 


hari-hari tumbuh tua

dan aku semakin tahu

ada saja yang menyita waktu

usia memutih di kepala 

sedangkan 

perasaan belum tumbuh gigi


2024



Noda


ia melihat noda 

di pakaian orang lain

tapi sayangnya

ia tak melihat lubang 

di baju 

yang ia kenakan 

sendiri


2024



Rindu


rindu terbuat dari 

jutaan mil jarak yang berderak

dipeluk dengan doa 

dan dieratkan oleh perasaan 


2024



Hakikat


makna perjalanan

tidak ditentukan 

seberapa panjang pendeknya 

kesedihan

seberapa banyak kenangan

yang kerap lekat dalam ingatan

untuk sekedar diceritakan

pada dinding bertelinga 


2024



Terkecoh 


pada akhirnya

katanya sebagai pendengar 

nyatanya menjadi penyebar 

tangan kiri memeluk erat

tangan kanan menghunus pisau

ia menusuk dalam-dalam

tapi sayang 

hanya terkena bayangan

 


2024



Aku Menemukanmu


kepada puisi 

aku kembalikan sunyi

kepada sunyi 

aku kembalikan diri


aku menemui diriku 

dari suara-suara bening 

di puncak malam 

paling hening


2024



Kesedihan Bulan Juni


juni terpenggal 

almanak menangis 


hening berderit

kesedihan menjerit


di balik tembok 

dicatatnya kecemasan


sambil mengutuk bara api

aku mengetuk pintu diri 


2024



Perbincangan


Tuhan,

ia butuh ruang 

untuk pulang, 

pulang pada dirinya sendiri 

merenangi kedalaman sunyi 

dalam diri


saat ia diinjak 

dilindas--dilumuri lumpur

dan dilempari batu

siapa, ada membela? 


pada semesta alam 

ia meminta 

melaju tubuhnya

sebagai kereta


2024


_______


Penulis


Emi Suy lahir di Magetan, Jawa Timur, 2 Februari. Emi telah menerbitkan lima buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Tirakat Padam Api (2011), serta trilogi Sunyi yang terdiri dari Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), dan Api Sunyi (2020), serta Ibu Menanak Nasi hingga Matang Usia Kami (2022). Puisi-puisi Emi Suy telah tergabung lebih dari 150 buku antologi bersama. Buku puisi Ayat Sunyi terpilih menjadi Juara Harapan III Buku Terbaik Perpustakaan Nasional RI Kategori Buku Puisi tahun 2019. Selain penyair dan aktivis sosial, Emi juga seorang fotografer dan karyanya pernah dipamerkan pada Pamaren Fotografi Nasional - The Power of Women - di Bandung tahun 2016.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com