Puisi Nyayu Agustina Dewi
Laki-laki Tua dan Tuberkulosis
Di luar berisik
Sepertinya hujan sedang asyik bermain bunyi
Di sebuah ruang rawat inap
Seorang laki-laki terbaring
Mulutnya terbuka
Mungkin mencari berkah gemercik
Tangan-tangan keriput ikut bersidekap seakan membujuk perut untuk mengerti
Dan, oh dia kembali menarik selimut penutup kaki
Hari-hari lembab di sini
Matahari tak pernah kemari
Bakteri asing menguap setiap inci
Sisa makanan kemarin tak sabar menanti pembersih
Jarum infus membusung
Mengejek laki-laki itu yang tak bisa pergi meninggalkannya sendiri
Lalu, langit malam dengan warna warni cahaya
Menambah gigil pada tubuh yang rontang
Oh, tuberculosis
Mengapa kau ambil kebahagiaan laki-laki tua yang renta?
Bisakah kita kompromi untuk kau pergi saja?
Palembang, 12 April 2024
Setumpuk Pakaian dan Kisah Sepotong Roti
Setumpuk pakaian dalam keranjang
Dan seorang perempuan
Duduk di sampingnya
Perempuan itu
Menatap tumpukan kusut benang dan kain panjang
Dia melihat Ayah
Ia melihat keranda
Dan di suatu siang yang hujan
Para pelayat
Berdatangan
Membawa setangkup doa
Pengantar menuju taman musim bunga
Di suatu malam yang hilang
Setumpuk pakaian kembali memetakan wajah Ayah
Memakai sarung dan peci
Ayah menjahit kancing bajunya sendiri
Lalu bersandar di atas kursi
Kata Ayah,
“Ayo ikut pergi!”
Sambil menunjuk ke arah mobil putih
Sedang Ibu bersiap mengambil kunci di balik lemari
Tiba-tiba dari kamar mandi
Anak-anak bersuara lirih
Air tujuh dupa berbisik
Pelan sekali
“Tunggu sedetik lagi!”
Setumpuk pakaian dan seorang perempuan kembali
Melipat kesalahan
Serupa gema unit gawat darurat
Ia mengusap gambar Ayah yang buram
Menandai tanggal-tanggal menyala
Kenangan kemarin malam
Pada jadwal keberangkatan kampung halaman
Tempat Adam dan Hawa terlempar tawa makhluk bertanduk kelpie
Seorang perempuan menahan bendungan awan
Menyimpan sembab bola matanya yang susut tajam
“Selamat jalan Ayah, tunggu aku di gerbang Tuhan!”
Setumpuk pakaian tersenyum sore hari
Dan seorang perempuan terlelap di sampingnya
Mendekap kisah sepotong roti yang baru pulang melawat layanan rawat inap
Palembang, 19 Mei 2024
Puisi Orang Mati
Kutulis puisi ini
Saat malam tiba
Sebagai lagu Nina Bobo
Pengantar ke dunia seni peran
Dan bulan tersenyum
Serupa peluk dan amin doa
Semoga aku menjadi putri yang cantik jelita
Kutulis puisi ini
Saat lampu meredup
Dan seekor cicak
Mengejar nyamuk
Bagai singa yang lapar
Menggertakkan taringnya
Wahai nyamuk
Jangan bertelur
Di keriput kulit legamnya
Jarum-jarum suntik
Menyentuh urat nadi
Tangan-tangan lembut
Membelai rambut
Membaca kerut wajah
Sakit yang tak kunjung reda
Seribu sayap orang baik
Jatuh menimpa jendela
Katanya, sudah waktunya
Dan dengan pakaian putih
Seorang laki-laki
Baru saja pergi
Bersama kitab puisi
“Selamat jalan Ayah!”
Palembang, 3 Mei 2024
_____
Penulis
Nyayu Agustina Dewi, seorang guru TK/TPA kelahiran Palembang, 14 Agustus 1982. Anggota Kelas Puisi Bekasi (KPB) dan ruang kata.