Friday, June 14, 2024

Puisi-Puisi Nyayu Agustina Dewi

Puisi Nyayu Agustina Dewi 




Laki-laki Tua dan Tuberkulosis


Di luar berisik

Sepertinya hujan sedang asyik bermain bunyi


Di sebuah ruang rawat inap

Seorang laki-laki terbaring


Mulutnya terbuka

Mungkin mencari berkah gemercik

Tangan-tangan keriput ikut bersidekap seakan membujuk perut untuk mengerti


Dan, oh dia kembali menarik selimut penutup kaki


Hari-hari lembab di sini

Matahari tak pernah kemari

Bakteri asing menguap setiap inci

Sisa makanan kemarin tak sabar menanti pembersih

Jarum infus membusung

Mengejek laki-laki itu yang tak bisa pergi meninggalkannya sendiri


Lalu, langit malam dengan warna warni cahaya

Menambah gigil pada tubuh yang rontang


Oh, tuberculosis

Mengapa kau ambil kebahagiaan laki-laki tua yang renta?

Bisakah kita kompromi untuk kau pergi saja?


Palembang, 12 April 2024



Setumpuk Pakaian dan Kisah Sepotong Roti


Setumpuk pakaian dalam keranjang

Dan seorang perempuan

Duduk di sampingnya


Perempuan itu 

Menatap tumpukan kusut benang dan kain panjang

Dia melihat Ayah

Ia melihat keranda


Dan di suatu siang yang hujan

Para pelayat

Berdatangan

Membawa setangkup doa 

Pengantar menuju taman musim bunga


Di suatu malam yang hilang

Setumpuk pakaian kembali memetakan wajah Ayah


Memakai sarung dan peci

Ayah menjahit kancing bajunya sendiri 

Lalu bersandar di atas kursi


Kata Ayah,


“Ayo ikut pergi!”


Sambil menunjuk ke arah mobil putih

Sedang Ibu bersiap mengambil kunci di balik lemari


Tiba-tiba dari kamar mandi

Anak-anak bersuara lirih

Air tujuh dupa berbisik

Pelan sekali


“Tunggu sedetik lagi!”


Setumpuk pakaian dan seorang perempuan kembali

Melipat kesalahan 

Serupa gema unit gawat darurat


Ia mengusap gambar Ayah yang buram

Menandai tanggal-tanggal menyala

Kenangan kemarin malam


Pada jadwal keberangkatan kampung halaman

Tempat Adam dan Hawa terlempar tawa makhluk bertanduk kelpie

Seorang perempuan menahan bendungan awan

Menyimpan sembab bola matanya yang susut tajam


“Selamat jalan Ayah, tunggu aku di gerbang Tuhan!”


Setumpuk pakaian tersenyum sore hari

Dan seorang perempuan terlelap di sampingnya

Mendekap kisah sepotong roti yang baru pulang melawat layanan rawat inap


Palembang, 19 Mei 2024



Puisi Orang Mati


Kutulis puisi ini

Saat malam tiba

Sebagai lagu Nina Bobo

Pengantar ke dunia seni peran

Dan bulan tersenyum

Serupa peluk dan amin doa

Semoga aku menjadi putri yang cantik jelita


Kutulis puisi ini

Saat lampu meredup

Dan seekor cicak 

Mengejar nyamuk 

Bagai singa yang lapar

Menggertakkan taringnya

Wahai nyamuk 

Jangan bertelur 

Di keriput kulit legamnya


Jarum-jarum suntik 

Menyentuh urat nadi

Tangan-tangan lembut

Membelai rambut

Membaca kerut wajah 

Sakit yang tak kunjung reda 


Seribu sayap orang baik 

Jatuh menimpa jendela

Katanya, sudah waktunya

Dan dengan pakaian putih

Seorang laki-laki

Baru saja pergi

Bersama kitab puisi

“Selamat jalan Ayah!”


Palembang, 3 Mei 2024


_____


Penulis


Nyayu Agustina Dewi, seorang guru TK/TPA kelahiran Palembang, 14 Agustus 1982. Anggota Kelas Puisi Bekasi (KPB) dan ruang kata.



Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com