Puisi Arip Senjaya
Yang Begitu
Yang begitu itu sekali atau dua dan jarang terjadi
Sebaiknya ditangkap jadi
Sebab yang begitu itu memang membuang sampah sembarangan di surganya sendiri
Caranya macam itu bagian dari caranya menjadi bebas sebebas gerak apa saja darinya yang ciptakan nyanyian untuk dirinya pula
Sesuatu yang tidak dijahit tapi dapat dilihat: yang berpadu-padu adalah bermacam dunia dalam satu tanpa harus lebur dan hilang bagian-bagian
Yang begitu itu akan hilang diterkam yang lain-lain sebentar nanti
Jika dicari suatu hari yang begitu itu akan tetap begitu
Kita tidak pula inginkan semua
Untuk apa semua hal dari semua
Kita tidak hidup untuk mengundang bahaya di sisi semua
Cukup dua dimensinya dari balik debu dan waktu
Yang semuanya sudah kita punya
Yang tak untuk diapa-apakan selain dibiasakan
Seperti Baru Tahu
Menembus pasar ternyata pasar
Sudah tahu tapi seperti baru saja tahu
Pernah sekali bahkan sempat katakan pada tamu jauh—seakan agen wisata: di sana ada pasar ternyata
Menembus pasar ternyata lagi
Ternyata pasar yang sama
Lebih ramai adalah bedanya
Malam itu juga ramai sebenarnya
Apa dong bedanya
Malam apa ini kamu tak peduli
Ternyata kamu tak peduli malam apa ini
Tapi yakin bukan malam hari-hari libur
Dan waktu itu juga bukan malam-malam hari libur
Jalanan sudah dikeraskan
Jauh lebih kaku
Penerangan ditambah
Terang sekali
Tapi sejak pertama tahu sudah seperti itu
Yang tidak pernah kamu beli dari dulu tak pernah kamu beli hingga malam ini
Lewat saja
Tapi tahu apa saja yang bisa dibeli jika kamu memang mau beli sesuatu
Jajanan pasar sudah terbayang yang macam-macam itu
Seperti baru tahu itu mungkin penting mungkin tak penting
Yang penting adalah entah apa tapi yang kamu kira penting dan itu kamu tak pernah mengerti apa
Terus untuk Apa
Misalkan kamu kembali ke tukang jahit membawa celana yang kamu ceritakan ada masalah
Di sini, katamu, bagian yang harus diperbaiki
Tukang jahit itu pun mengerti dan seperti janjinya ia bisa perbaiki dan akan langsung memperbaiki
Duduklah, kata dia
Misalkan kamu duduk di kursi—sebenarnya itu beberapa kursi plastik rapuh yang disusun jadi satu—dan kamu sudah tahu salah satu kaki kursi itu diikat jadi satu dengan tali bekas yang sama rapuhnya
Misalkan dunia beberapa tahun ke depan masih serapuh itu, untuk apa dunia dan waktunya, dan masalah-masalahnya
Misalkan kamu tidak kembali kepada tukang jahit itu dan tukang jahit itu ingat kamu janji akan kembali dan kamu pun ingat dengan janji itu
Jika kamu dan dia saling ingat dengan janji masing-masing tapi tak pernah semua itu jadi kenyataan, terus untuk apa di dunia ini ada kamu dan tukang jahit
Dunia ini menciptakan celana untuk kalian bertemu kembali dan jika kalian tak saling bertemu sampai masing-masing mati, terus untuk apa celana
Puisi Juga
Bukan untuk siapa-siapa tapi untuk yang mungkin menangkapnya sebagai semoga ini untuk siapa di mana dirinya merasa bagian dari mungkin
Bukan untuk apa yang terjadi tetapi untuk yang mengapa harus terjadi dan mengapa pula jika tidak terjadi
Buka pula tentang hal-hal yang tidak disengaja karena boleh jadi segala yang tidak disengaja merupakan kesengajaan yang sesungguhnya
Kita tidak mengharapkan berkata tidak kecuali tidak yang berarti mengapa tidak
Hidup terlalu berbelat-belit tapi puisi juga
Pasti
Pasti karena tak ada kerjaan lain
Mikir sudah tak mikir sudah
Pasti karena gitar bosan ukulele bosan membersihkan kolam bosan mencuci motor malas
Pasti karena ini sudah malam dan tak mungkin lagi menyalakan gerinda listrik dan mengangkat lagi pagar besi lantas memotong bagian tertentu yang membuatmu bosan
Pasti karena rindu mendengar suara ember-ember semen dilemparkan dari lantai dua jam dua siang dan debu dari potongan-potongan keramik mengotori jemuran dan ayam di pagar besi ingin keluar tapi tidak dikeluarkan
Pasti karena tak bisa menulis puisi lagi
Sepi Makin tak Pasti
Sepi makin tak pasti seperti suara-suara toa yang tak harus malam jumat
Sepi makin sulit ditemukan seperti rokok-rokok murah yang sudah enak di mulut dicari lagi sampai ke Padang sampai ke Madura sampai ke ujung dunia tak ada yang menjual lagi
Sepi makin seperti puisi dibeginikan dibegitukan ujung-ujungnya semakin tak dapat dimengerti
________
Penulis
Arip Senjaya, dosen sastra dan filsafat FKIP Untirta, anggota Komite Buku Nonteks Pusbuk, pemenang Literasi Terapan Lokal Perpusnas 2022, pengarang sejumlah buku, editor berbagai buku. Esai, puisi, cerpennya dimuat di berbagai media nasional.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com