Friday, July 26, 2024

Puisi-Puisi Arip Senjaya

Puisi Arip Senjaya




Yang Begitu


Yang begitu itu sekali atau dua dan jarang terjadi

Sebaiknya ditangkap jadi


Sebab yang begitu itu memang membuang sampah sembarangan di surganya sendiri


Caranya macam itu bagian dari caranya menjadi bebas sebebas gerak apa saja darinya yang ciptakan nyanyian untuk dirinya pula


Sesuatu yang tidak dijahit tapi dapat dilihat: yang berpadu-padu adalah bermacam dunia dalam satu tanpa harus lebur dan hilang bagian-bagian


Yang begitu itu akan hilang diterkam yang lain-lain sebentar nanti


Jika dicari suatu hari yang begitu itu akan tetap begitu


Kita tidak pula inginkan semua 

Untuk apa semua hal dari semua


Kita tidak hidup untuk mengundang bahaya di sisi semua

Cukup dua dimensinya dari balik debu dan waktu


Yang semuanya sudah kita punya 

Yang tak untuk diapa-apakan selain dibiasakan



Seperti Baru Tahu


Menembus pasar ternyata pasar 

Sudah tahu tapi seperti baru saja tahu

Pernah sekali bahkan sempat katakan pada tamu jauh—seakan agen wisata: di sana ada pasar ternyata


Menembus pasar ternyata lagi

Ternyata pasar yang sama

Lebih ramai adalah bedanya

Malam itu juga ramai sebenarnya

Apa dong bedanya


Malam apa ini kamu tak peduli

Ternyata kamu tak peduli malam apa ini

Tapi yakin bukan malam hari-hari libur

Dan waktu itu juga bukan malam-malam hari libur


Jalanan sudah dikeraskan

Jauh lebih kaku

Penerangan ditambah

Terang sekali


Tapi sejak pertama tahu sudah seperti itu


Yang tidak pernah kamu beli dari dulu tak pernah kamu beli hingga malam ini

Lewat saja

Tapi tahu apa saja yang bisa dibeli jika kamu memang mau beli sesuatu 

Jajanan pasar sudah terbayang yang macam-macam itu


Seperti baru tahu itu mungkin penting mungkin tak penting

Yang penting adalah entah apa tapi yang kamu kira penting dan itu kamu tak pernah mengerti apa



Terus untuk Apa


Misalkan kamu kembali ke tukang jahit membawa celana yang kamu ceritakan ada masalah

Di sini, katamu, bagian yang harus diperbaiki


Tukang jahit itu pun mengerti dan seperti janjinya ia bisa perbaiki dan akan langsung memperbaiki

Duduklah, kata dia


Misalkan kamu duduk di kursi—sebenarnya itu beberapa kursi plastik rapuh yang disusun jadi satu—dan kamu sudah tahu salah satu kaki kursi itu diikat jadi satu dengan tali bekas yang sama rapuhnya


Misalkan dunia beberapa tahun ke depan masih serapuh itu, untuk apa dunia dan waktunya, dan masalah-masalahnya


Misalkan kamu tidak kembali kepada tukang jahit itu dan tukang jahit itu ingat kamu janji akan kembali dan kamu pun ingat dengan janji itu


Jika kamu dan dia saling ingat dengan janji masing-masing tapi tak pernah semua itu jadi kenyataan, terus untuk apa di dunia ini ada kamu dan tukang jahit


Dunia ini menciptakan celana untuk kalian bertemu kembali dan jika kalian tak saling bertemu sampai masing-masing mati, terus untuk apa celana



Puisi Juga


Bukan untuk siapa-siapa tapi untuk yang mungkin menangkapnya sebagai semoga ini untuk siapa di mana dirinya merasa bagian dari mungkin


Bukan untuk apa yang terjadi tetapi untuk yang mengapa harus terjadi dan mengapa pula jika tidak terjadi


Buka pula tentang hal-hal yang tidak disengaja karena boleh jadi segala yang tidak disengaja merupakan kesengajaan yang sesungguhnya


Kita tidak mengharapkan berkata tidak kecuali tidak yang berarti mengapa tidak


Hidup terlalu berbelat-belit tapi puisi juga



Pasti


Pasti karena tak ada kerjaan lain

Mikir sudah tak mikir sudah


Pasti karena gitar bosan ukulele bosan membersihkan kolam bosan mencuci motor malas


Pasti karena ini sudah malam dan tak mungkin lagi menyalakan gerinda listrik dan mengangkat lagi pagar besi lantas memotong bagian tertentu yang membuatmu bosan


Pasti karena rindu mendengar suara ember-ember semen dilemparkan dari lantai dua jam dua siang dan debu dari potongan-potongan keramik mengotori jemuran dan ayam di pagar besi ingin keluar tapi tidak dikeluarkan


Pasti karena tak bisa menulis puisi lagi 


 

Sepi Makin tak Pasti 



Sepi makin tak pasti seperti suara-suara toa yang tak harus malam jumat 


Sepi makin sulit ditemukan seperti rokok-rokok murah yang sudah enak di mulut dicari lagi sampai ke Padang sampai ke Madura sampai ke ujung dunia tak ada yang menjual lagi 


Sepi makin seperti puisi dibeginikan dibegitukan ujung-ujungnya semakin tak dapat dimengerti


________


Penulis


Arip Senjaya, dosen sastra dan filsafat FKIP Untirta, anggota Komite Buku Nonteks Pusbuk, pemenang Literasi Terapan Lokal Perpusnas 2022, pengarang sejumlah buku, editor berbagai buku. Esai, puisi, cerpennya dimuat di berbagai media nasional.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com