Wednesday, August 21, 2024

Berita: Komunitas Kembali Angkatan 2024 Siap Menggelar Teater "Fragmen Segare"

 


NGEWIYAK.com, SERANG -- Komunitas Kembali dalam waktu dekat akan menggelar "Fragmen Segare", yakni sebuah pertunjukan seni teater. Kegiatan ini akan berlangsung pada 31 Agustus dan 1 September, pukul 20.00 WIB, di Umah Budaya Kaujon, Serang, Banten. 


Para aktor pertunjukan teater ini adalah peserta program open recruitmen Komunitas Kembali Indonesia tahun 2024. Peserta telah mengikuti serangkaian workshop penciptaan teater yang difasilitasi oleh beberapa pelaku seni dari Banten (teater, tari, sastra dan rupa).


"Fragmen Segare" merupakan penutup program open recruitmen yang telah dilaksanakan selama kurang lebih enam bulan. Para peserta diinisiasi melakukan pertunjukan sebagai hasil akhir dari kegiatan dengan mempresentasikan karya melalui pementasan teater. Sebelumnya para peserta ditugaskan mengunjungi wilayah pesisir untuk melakukan observasi dan pengamatan di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa. 


Pementasan “Fragmen Segare” mengangkat tema tentang laut dan kehidupan yang berhubungan dengan laut. Melalui hasil temuan lapangan, para peserta mencoba merakit adegan demi adegan menjadi satu pertunjukan yang utuh sebagai fragmen. Upaya mengajak audiens bersama-sama menumbuhkan kesadaran menjaga serta merawat lingkungan (baca: laut). Laut adalah bagian dari masyarakat. Apalagi jika merujuk bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan maritim sebagai identitas Nusantara. 


Melalui wawancara dan pengamatan observer, peserta mencoba menggali kondisi kultur sosial serta isu terkait. Lontar sendiri adalah wilayah pesisir Serang Utara yang masyarakatnya didominasi oleh nelayan. Masyarakat Lontar menggunakan teknologi tradisional, seperti jala dan bubu untuk menangkap ikan dan perahu kayu untuk berlayar ke laut. Namun, melalui pengamatan dan observasi yang dilakukan, sebagian masyarakat Lontar juga bekerja sebagai petani. Pasalnya, di Lontar terdapat aliran sungai sebagai irigasi dan pengairan lahan pertanian padi. Namun, saat observasi dilakukan, sungai di Lontar terlihat sudah tidak berfungsi akibat sedimentasi sampah sehingga terjadi pendangkalan dan menghambat aliran sungai yang berdampak pada kondisi pertanian. 


Menurut pengakuan salah satu narasumber saat ini--yang tidak mau disebutkan namanya--, petani di Desa Lontar hanya mengandalkan air hujan ketika hendak bertani sehingga aktivitas bertani di Lontar hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun.


Di Lontar juga ditemukan makam dengan nisan bertuliskan aksara Cina. Menurut cerita yang didapat dari masyarakat sekitar, dulu Lontar pernah dihuni oleh etnis Tionghoa dan salah satu dari mereka pernah menjadi saudagar ikan yang mempekerjaan masyarakat lokal desa tersebut. 


Dari informasi yang didapat, etnis Tionghoa terakhir yang tinggal di Lontar meninggal pada tahun 2018. Pemakaman Cina berada di sebelah selatan dari akses jalan utama menuju Desa Berangbang. 


Selain itu, temuan-temuan lain, seperti teknologi nelayan dan kondisi lingkungan menjadi hal menarik untuk diolah menjadi sebuah pertunjukan.


Melalui peristiwa pengamatan dan data hasil observasi, para peserta recruitment (dalam hal ini observer) mengemas dan me-recall hal tersebut menjadi sebuah seni pertunjukan teater dalam persentasi karya nanti. Tidak hanya mengolah memori dari data untuk dipentaskan, peserta juga mencoba menjadikan tubuh sebagai medium recording, menyelaraskan apa yang peserta rasakan di lapangan, serta mencoba merekam setiap elemen yang bersentuhan dengan tubuh menjadi data yang tercatat meski bukan dalam bentuk teks.   


Saksikan pertunjukan "Fragmen Segare" dalam rangka pelestarian budaya dan pagelaran seni, pada tanggal 31 Agustus dan 1 September pukul 20.00 WIB di Umah Budaya Kaujon, Serang, Banten. 



Info lebih lanjut, silakan hubungi kontak yang tertera di pamflet!