Friday, August 9, 2024

Puisi-Puisi Agus Widiey

Puisi Agus Widiey




Amsal Merdeka


hidupku lebih merdeka, sayang

jika melihatmu kenyang

tanpa harus menunggu

program makan siang gratisan.


Yogyakarta, 2024



Buku 


bukumu tampak kedinginan, sayang

barangkali kesepian,

karena jari-jarimu sudah jarang menggenggamnya.


padahal bukumu rindu menatap 

matamu; tapi mahal menangkap.


apakah kau lupa cara memeluk bukumu

yang sebenarnya adalah kata lain dari aku.


Yogyakarta, 2024



Memetik Sepi


ingin aku memetik sepi

yang telah matang

di pematang hatimu 

yang hijau. 


sebelum musim gugur tiba

aku akan datang padamu

menjelang senja.


senyummu adalah penghijauan

paling menyehatkan bagi mataku.


entah kapan,

sepimu itu bisa kudapatkan,

karena aku hanya ingin memetiknya tanpa henti.


aku masih tak tahu,

bisakah aku memetiknya

tanpa tangan gemetar?


tapi itulah yang aku inginkan

sejak angan dimerdekakan.


Yogyakarta, 2024



Asumsi


janji hanyalah repetisi

yang kerap kita konsumsi.


Joglo, 2023



Cintaku Jangan Pernah Kau Seret ke Dalam Politik dan Agama


karena di sana, 

cinta akan gagal jadi sederhana.


Yogyakarta, 2024


______


Penulis 


Agus Widiey, Lahir di Sumenep 17 Mei. Menulis puisi dengan dwibahasa, Indonesia-Madura. Anggota Komunitas Damar Korong, Sumenep.

Email: aguswidiey@gmail.com.