Buku yang
diluncurkan dalam kegiatan tersebut berjudul Aksara-Aksara Lugu karya
para penyair Kubah Budaya Banten. Narasumber yang diundang adalah Wahyu Arya
(jurnalis) dan Sulaiman Djaya (penyair).
Wahyu mengatakan
bahwa puisi jangan dipahami sebagai teori, tapi utamakan dari pengalaman.
”Ambil diksi yang
dekat dengan kita. Ajak siswa keluar kelas untuk menangkap ide,” ujarnya.
Ketua Kubah
Budaya periode awal tersebut juga menambahkan bahwa siswa yang berhasil menulis
puisi karena di belakangnya ada guru yang hebat.
”Guru juga harus
menjadi role model bagaimana menghasilkan puisi yang baik,” ujar Wahyu lagi.
Narasumber kedua,
Sulaiman Djaya, menjelaskan konsep puisi dari Al-Qur’an. Ia pun membacakan
potongan surat An-Najm. Menurutnya Al-Qur'an memiliki kekuatan sastra yang luar
biasa.
”Al-Qur’an bisa
dihafal karena ada harmoni, mukjizat bahasanya, keindahannya. Kita bisa
belajar sastra dari Al-Qur’an,” ujarnya.
Disela-sela
diskusi, Sulaiman juga berkelakar bahwa PUISI itu akronim dari Penyair Umumnya
Imajinasinya Selalu Inspiratif. Para
peserta pun tersenyum mendengar definisi dari narasumber yang berprofesi
sebagai petani tersebut.
Para peserta
dalam ruangan sangat antusias bertanya-jawab dan saling berbagi kepada
narasumber. Salah satunya Khaeriyah, guru SMPN 9 Kota Serang. Ia bercerita
tentang pengalamannya mengajarkan puisi kepada anak-anak didiknya yang tentu saja mempunyai kepribadian yang berbeda.
”Karena berbeda,
guru harus memberikan banyak pancingan, misalnya menayangkan gambar, video, atau
objek yang anak sukai sehingga mereka terinspirasi,” ujar Khaeriyah.
Ketua MGMP Bahasa
Indonesia SMP Kota Serang, Yati Suryati, mengatakan bahwa kegiatan semacam ini
sangat penting dilakukan, terutama bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
”PR kita bersama
adalah kita sebagai guru, tidak hanya mengajari anak-anak menulis. Kita juga
perlu belajar menulis puisi dengan baik, salah satunya dengan kegiatan
hari ini. Semoga kita bisa mendapatkan banyak ilmu, juga ke depannya bisa menghasilkan karya berupa buku, khusus karya guru-guru MGMP ini,” pungkasnya.