Friday, October 11, 2024

Puisi-Puisi Faris Al Faisal

Puisi Faris Al Faisal




Sinar


Masih mencari sinar dari Samudra Hindia

Lintas di kaki langit  

di hadapan maut, meliuk mengikuti banyak cerita

yang melimpah 


Selama pencarian kuratapi pancaran 

yang hilang, 

pekerjaan menjadi berat 

ditusuk ngeri, ditusuk ngeri

mengoleksi tangis


Sirip-sirip ikanku menyusuri 

Pesan-pesan kukirimkan, berlari mengejar informasi     

laut menghitam, dukacita kelam

hati tak boleh menyerah, 

mengambil bunga-bunga, mawar laut



Tutup


Pada cangkang moluska, tutup seluruh tubuhku.

Sembunyi dari bolak-balik matamu, 

menumpuk sedih.

Kaki siputku akan berjalan, 

entah kapan 

sampai. Lama, rencana-rencana tumbang.

Tongkang mengambang.

Apa coba?   

Tiba, tapi kondisi mungkin sudah berbeda.

Rumah-rumah spiral, 

keras.

Aku tetap melunak, 

dalam ketertutupanku.



Shower


Setelah satu siraman, menyelesaikan semuanya.

Kelembutan busa sabun pergi, yang tertinggal wangi 

berwarna-warni.  

Selembar handuk mengangkat banyak hal,

kering ke asal.

Pancaran itu, kembalikan semangat 

yang berpeluh, berkeluh.

Kepala yang diguyur, 

tangan yang dicuci,

kaki yang dibasuh.

memperlihatkan kerja air

terus mengalir.

Seperti ibu merawatku dulu, 

dengan air mata. 



Telur     


Pagi ini aku menetaskan telur

Hanya lima butir dan setelahnya tak pernah bertelur lagi

Meski tidur di jerami berbulan-bulan, 

tahun ke tahun

Terjadilah!

Kehendak Tuhan, telur-telur itu 

jadi bocah   

mungil; kecil  

Seperti ayam berkokok membuka hari

Jalunya meninju keheningan

Ekornya mengangkat cerita

Cairkan ribuan soneta

Ambil bunga rimba

Nyanyikan merdu dunia

kepadaku, 

yang anggapnya surga



Seni


Seni menginap di kamarku

menetap hinggap 

jadi jiwa

Aku menyukainya—para pencipta gila

Mengisi kepalaku

Ide liar 

sifat artistik

dari dunia dan kata

menghendaki resital puisi

di pagi buta

di siang bolong

di sore senja kala  

di malam gulita

keajaiban

kutemukan pintu

membuka hal-hal yang menyenangkan


______

Penulis


Faris Al Faisal, penyair. Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu dan Ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com