Puisi Syauqi Robbil Afief
Lorong Tak Berujung di Toko Ritel I
Memotong roti,
Menyalakan teflon
Menawarkan secarik kertas
Bertransaksi, menghitung untung dan rugi.
Di laci, aku menyimpan suatu rahasia, sebuah kotak yang berisikan dunia dan aku menimbun kesumat di dalamnya.
Berharap ada kafilah, perompak, penyair atau filsuf yang bertanya
Adakah dunia?
21-11-2024
Lorong Tak Berujung di Toko Ritel II
Panjang ceritanya, bahkan sebelum aku menculik kesumat itu dadamu, sudah kusimpan beribu rahasia, seperti Pandora yang aku potong-potong tubuhnya, dan Sisilia yang aku Culik dari ibukotanya.
Menjadi seorang pedagang toko ritel mestilah begitu, sedikit kreatif, dan juga kejam dalam menentukan harga, pun harus penuh rahasia, agar tidak merugi.
Tidak banyak yang bisa diharapkan dari sisa-sisa orang kota, tempat yang becek.
21-11-2024
Lorong Tak Berujung di Toko Ritel III
Sebagai pedagang tentu harus pandai menentukan harga, sebelum menjual ia pun harus pandai bernegosiasi dengan sales-sales ibukota.
Selayaknya, aku menjual segalanya.
Segala macam kebutuhan manusia dalam bentuk eceran.
Seperti; Tanah(-)Air dan termasuk batu bata semuanya tersedia, kecuali kesadaran.
21-11-2024
________
Penulis
Syauqi Robbil Afief, bukan penulis apalagi penyair, sebatas manusia yang dipenuhi dengan simbol-simbol tak berujung dan disebut identitas, berkelahiran di Pulau Madura Kabupaten Sumenep, menempuh pendidikan sarjana di STKIP PGRI Sumenep dan Pascasarjana di Kampus UM Surabaya, tidak banyak menulis tetapi suka membaca, tidak juga dikenal sebagai sesiapa sebatas penikmat dunia sastra.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com