Friday, November 22, 2024

Puisi-Puisi Terjemahan Eka Ugi Sutikno

Puisi Terjemahan Eka Ugi Sutikno



Puisi Billy Collins

Pengantar Puisi


Aku minta mereka untuk mengambil puisi

dan mendekatkannya pada cahaya

warnanya tampak ke sana kemari


bahkan menekan telinga di dekat sarang lebah.


Lalu aku bilang untuk menjatuhkan tikus ke dalam puisi

lalu menyeledikinya bagaimana ia keluar,


ia mondar-mandir di ruang puisi

sambil merasakan saklar yang terang.


Aku meminta mereka untuk bermain ski air

dengan menyusuri permukaan puisi

melambai ke arah nama pengarang di tepi pantai.


Tapi yang mereka mau

adalah mengikat puisi di kursi itu

lalu menyiksanya dengan sebuah pengakuan.


Mereka mulai menamparnya dengan siraman

untuk menemukan makna sesungguhnya.



Puisi W. H. Auden

Puisi


Ia betul-betul memperhatikan semua bagian tubuhnya

Melihat bagaimana putra-putra raja itu berjalan 

dan mendengar apa yang para istri dan anak-anak itu ujarkan;

Membuka kembali makam-makam tua di jantungnya

Untuk mempelajari hukum mana yang telah dilanggar oleh si mati;


Lalu, tibalah pada sebuah keputusan yang memberatkannya:

"Filsuf si tukang duduk di kursi berlengan itu memang gadungan,

Karena untuk mencintai seseorang malah menambah masalah,

Dan lagu sendu waltz adalah musik iblis."


Lalu patuh pada keberhasilan takdir, 

Yang menjadikannya raja segala raja:

Tapi melihat mimpi buruk di musim gugur itu membuatnya bergidik,


Mendekati lorong yang asing,

Wajah yang meringis itu tengah menangis,

Lalu tumbuh besar sembari berteriak CELAKA. 



Puisi Elizabeth Alexander

Ars Poetika #100: Percaya Sajalah


Puisi, mulaiku pada semua muridku,

itu Istimewa. Puisi


itu diri kita

(seperti yang diujarkan Sterling Brown


bahwa “Setiap ‘aku’ lirik memiliki sifat 

   yang dramatis”),

yang menggali di permukaan kerang


untuk memeriksa dataran retak,

lalu meluangkan pepatah dari sakunya.


Puisi adalah apa yang kau cari di sudut lumpur, 

apa yang kau dengar di dalam bus, 

apa yang kau renungkan perihal Gusti Allah, 


adalah sebuah pencapaian.

Puisi (suaraku mulai bangkit)


bukan cinta yang remah dan apa-apa tentang cinta 

juga duka perihal anjing yang mati.


Puisi (dengan meninggikan suara)

Adalah suara kemanusiaan.


Sebentar. Memangnya kita tidak tertarik ya? 



Puisi Olav H. Hauge

Puisi


Semestinya kau bangga 

Ketika kau dapat menulis puisi 

yang berguna untuk petani.

Tapi kau tak memahami tukang besi.

Dan orang yang menyebalkan adalah tukang kayu 



Puisi Audre Lorde

Hiburan


Mari

ini mudah dilakukan

setelah tubuh kita 

bertemu

kertas dan pena

baik kepedulian atau keuntungan

Apakah kita menulis atau tidak

tapi Ketika tubuhmu bergerak

di bawah tanganku yang menggenggam dan menunggu

kita potong tali pengikatnya

kau membuatku berada di atas pahamu

yang membukit juga imaji

yang melampaui bahasa kita

tubuhku 

yang tertoreh di dalam dagingmu

adalah sebuah puisi

yang kau ciptakan untukku.


Menyentuhmu adalah malam yang kugapai

ketika api yang membakar kerongkonganku

aku mencintai daging yang menjelma bungamu itu

aku adalah ciptaanmu

yang merenggutmu 

menjadi diriku.


______


Penulis


Billy Collins atau William James Collins adalah penyair Amerika Serikat. Ia pernah menjabat sebagai Poet Laureate of the United States dari tahun 2001 sampai 2003. Puisi di atas diterjemahkan dari buku The Apple that Astonished Paris (1996).


W. H. Auden (21 February 1907 – 29 September 1973) adalah penyair Amerika-Inggris. Puisi di atas diterjemahkan dari majalah Poetry Vol. LVII, No. 1, bulan Oktober 1940.


Elizabeth Alexander adalah penyair Amerika Serikat. Puisi di atas diterjemahkan dari buku American Sublime (2005).


Olav H. Hauge (1908–1994) adalah penyair Norwegia. Puisi di atas diterjemahkan dari versi Inggris Robert Hedin (2017).


Audre Lodre adalah penulis Amerika Serikat. Puisi di atas diterjemahkan dari buku The Collected Poems of Audre Lorde.



Penerjemah


Eka Ugi Sutikno,  dosen di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) dan bergiat di Kubah Budaya. Karya terjemahannya sering dimuat di Koran Tempo.



redaksingewiyak@gmail.com