Puisi Hamimie
Nimas
pernikahan adalah pentas
penggorokan dua manusia
demi menghibur orang-orang
selama dua jam.
dadaku adalah Karbalaku-Asyuraku
hiduplah di hatiku
sebagai Husein bin Ali
sebagai Husein Al-Hallaj
kini sarang tanpa burung
mendidih dadaku
di perapianmu
kau boleh datang sebagai siapa saja
ke ranjang mimpiku
dan sial! bangunku lelah
kau seperti tak pernah ada
demi pelukan
yang kau tambatkan ke tubuhku
demi ciuman
yang menghias langit mulutku
demi bunga-bunga
dalam vas batinmu
rahasia masa depan
pernah kita bicarakan masak-masak
tapi seperti misteri hidup
selalu ada yang luput
cinta yang tahu diri
merayakan kembang api
sesekali menabur lili
di tambang kehidupan
seorang perempuan adalah lelaki
dalam banyak jiwa. sebab
rahim tak pernah pamrih
November 2024
Yang Terpilih
: Mustafa
malam menghisap rasa takut
waktu kau datang sebagai korban
tak dikenal dalam daftar kasus Sherlock Holmes
atau peta imajinatif Ibnu Batutah
sepi mengosongkan cangkirmu
saat kebebasan melayarkan perahu
ke pantai dadamu. sungguh naas,
burung tak mengajari ikan terbang
keyakinanmu mengantar diri
ke tiang gantung. gambar yang
terpampang di dinding penjara
kau sulap jadi pasar Ukaz
meski al-Muallaqot terjadi sekali
dalam perayaan keterasingan ini
karena setiap orang terlahir dua kali
kelahiran kedua adalah
ketika ajaranmu diterima
liyan
jantung mendidih
mengiring hari pembebasan
dendam menyelipkan pisau
di punggung waktu
demi salib yang kau wariskan
kepada umat
sebab cinta tak pandang nadi!
(Subuh 26 Oktober 2024)
Fitrah Penciptaan
beginilah aku
tak ada yang terahasia;
telanjang empat arah
jika pun ada noda
dalam hidup sofhis ini
saksikan mata anak-anak;
keselamatan yang dijanjikan para nabi
memikat Jaka Tarub
telaga di dadanya
pecah
dan sekerat hati
yang tak bisa kau lukai
murung seperti pohon willow
ketakutan memaku kakiku ke tanah
malam selalu melahirkan matahari baru setiap pagi
aku mencintaimu sampai habis nadiku ke vena
pandangannya melepuhkan parit jiwaku
senyum kesedihan telah mati di sarang bibirnya
karena setiap pria
adalah milik perempuan
dalam bayangan
mereka
2024
Cerita Akhir Seorang Perwira
: Władysław Szpilman
ketika kekejaman menyatakan perang
hati berlutut di seberang keindahan
tuts menari dalam iringan jemari
sepotong roti beradu bom molotov
pembangkangan di hari yang buruk
"sebab melawan perkabungan
tidak akan berakhir
di sini, di Warsawa ini"
aku mainkan kesedihan pada
G minor. rumah sakit tak menyembuhkan
trauma penindasan panjang
sisifus dalam tong
menggelinding, seperti mata
dadu yang tidak pernah Tuhan lempar
peluru menembus jaket
kutukan sihir Ballade
mengetuk pintu kasih
seorang Nazi
(Oktober 2024)
dipantik Film "The Pianist"
_______
Penulis
Hamimie, lahir di Malang. Selain menerjemah puisi Arab, ia juga terhibur dengan memasak. Puisi-puisinya terbit di Radar Banyuwangi, Buletin Jejak Literasi dan sejumlah portal daring. Alumnus Mahad Aly An-Nur II. Sekarang menyelesaikan studi di UNUJA Probolinggo.