Puisi Diana Rustam
Jadilah Saksi
tengok kulit dan tulang belulangku
dan sorot mataku. tataplah
dan hela napasku. simaklah
percuma menunggu kata-kata
kata-kata sudah mengubur diri
meninggalkan rumpun
kudaki gunung
di puncak hening
berdiri aku dalam perenungan
kupandangi wajah di air
membaca aku
jadilah saksi. jadilah saksi
apabila tak menitik lagi air mata
tapi menggema gelak tawa
hatta maka itu sebuah pertanda
telah kuangkat bendera
dan kukokang senjata
Jadilah saksi
engkau, yang mengetahuinya
Makassar, November 2024
Dormansi
andai sekarang ini
aku adalah sebutir benih di dalam tanah
niscaya aku ingin dormansi
karena matahari telah memanggang
karena air telah kering
karena udara telah bernoda
tapi aku adalah janin manusia dalam rahim ibuku
yang akan memasuki dunia yang sudah binal dan lucu
sungguh aku takut lahir
aku takut akan tumbuh menjadi anjing
Makassar, November 2024
Apa yang Akan Kau Lakukan?
apabila suatu hari
air hujan yang turun dari langit adalah kata-kata
maka, kata apakah yang kau harapkan?
apabila kata yang kau suka itu jatuh
lalu ia mengalir bersama deras banjir
apakah kau akan berenang untuk memeluknya?
apabila kata yang kau benci menimpa kepalamu
apakah kau akan marah dan menyepaknya?
dan apabila kata itu adalah aku
akankah kau bertanya "mengapa"?
Makassar, Desember 2024
_______
Penulis
Diana Rustam, saat ini berdomisili di Makassar. Penulis menyukai puisi, cerita pendek, dan belajar menuliskannya. Facebook : SuaraTonggeret.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com