Friday, January 24, 2025

Puisi-Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe

Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe





Nordik; Ragnarök

inti kegelapan Niflheim, es dan salju bersatu,
bangitkan Fenrir, serigala langit.
Jörmungandr, ular laut, mengamuk di dasar,
Mengguncang Asgard, takhta dewa-dewa.

Odin, All-Father, memanggil Valkyrie,
pilihlah prajurit terbaik, Einherjar.
Thor, dewa petir, memegang Mjolnir,
mereka yang tak takut mati.

Freya, dewi cinta, menangis, saksi kehancuran, Ragnarök.
Loki, dewa kejahatan, tersenyum.

Asgard jatuh, dewa-dewa mati, kehancuran Ragnarök, tiada henti.

lihatlah, dari abu, baru akan lahir,
dunia baru, cahaya fajar biru.

Kubang Raya, Desember MMXXIV


Rempah Cerita

dalam lubang rasa, bayang-bayang Majapahit tersembunyi,
kunyit cahaya memecah kekosongan, jagakan jiwa.

jahe merah getarkan darah terpendam,
kenangi perjuangan Gajah Mada pada Tiongkok.

di labirin bumbu-bumbu, kekuatan dan kebijaksanaan berperang,
Demak dan Portugis, cengkeh merah berkobar.
kayu manis Maluku isyarat kekuatan raja-raja.

sedang lada putih menari di atas abu kemiri, pertahankan takhta.

ah, di balik tirai kekuasaan, ada bayang-bayang takhta, intrik dan khianat;
Radèn Patah--Pati Unus, mengukir sejarah kita dengan darah dan air mata.

Kubang Raya, Desember MMXXIV


Pora-pora
: Manila Sirait

kulihat perempuan kuning langsat di tv, hinggap di rumah perempuan pora-pora,
Manila Sirait. perempuan yang menjala Toba saban hari, tak henti-henti,
sebab hidup harus tetap makan agar tak mati.

Puti, perempuan kuning langsat itu bertanya asal,
bagaimana mula bu Sirait menebar jala, wanita yang berjuang
dengan ikan-ikan yang kini langka.

mula-mula, pagi buta. sebelum bapakku jaga,
aku gegas mengambil jala, berminggu-minggu kucoba,
sebab hidup kami tidak kenyang dengan menunggu.

berhari-hari, aku diketawai kabur dari kelambu,
tapi bagiku berguru cara hidup adalah penghindar tangis.

pora-pora didapat, perutnya dibelah, digarami dan dijemur.

bila tiba saatnya, bu Sirait menjual ke dermaga,
tempat orang-orang menyeberang danau guna wisata.
empat bungkus sepuluh ribu, peluh luruh ikan susah laku.

perempuan kuning langsat menangis, tak tega pada Sirait bernapas amis.
baginya, hidup adalah segunung tawa, kini runtuh jadi puing-puing tangis.

salam kepada ikan pora-pora di dalam air,
di atas air hidup masyarakat Toba, jangan porak-poranda.

Kubang Raya, 18 Agustus 2023


Tanya

kau dibesarkan ketiadaan, berjalan di antara bimbang,
tak tahu koordinat pulang. ibumu pergi ke bulan, ayahmu ditelan malam.
sedang silsilahmu pecah belah.

kau dituakan waktu yang menipu, hari-harimu pucuk randu bisu,
menguning tanpa dikenang, gugur tanpa dikubur.

tuhan, keadilan itu warna tanah yang mana,
jika seluruh manusia lebih busuk dari kentut hara.

Kubang Raya, Desember MMXXIV


Kepada Ton

Ton, aku melihat dirimu yang melarat dalam bangkai masalalu yang jahat.
orang-orang hujat, hajatmu mampat, mulutmu sumbat. tapi Ton,
kau percaya Tuhan bukan penonton, hidup tidak mungkin menonton.

saat tepuk dan tangan menyatu dalam telingamu,
ingatlah keringatmu telah berlipat lelah, sebab tak ada yang mustahil,
di dunia yang serba ganjil ini.

congrats, Ton. kau layak hidup layak, kayak siapa pun yang berada di puncak.
maaf Ton, berton-ton terimakasih baru kuucapkan sekarang, kepadamu yang cukup
dalam cakap. kamu benar-benar cakep.

Kubang Raya, Desember MMXXIV

_______

Penulis

Muhammad Asqalani eNeSTe, kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Merupakan alumnus Pendidikan Bahasa Inggris - Universitas Islam Riau (UIR). Mengajar English Acquisition di TK Islam Annur Bastari. Menulis puisi sejak 2006. Puisi-puisinya terangkum di berbagai media dan memenangkan sejumlah lomba. Ia merupakan Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya Rumah. Pendiri Community Pena Terbang (COMPETER). Ia mengikuti Residensi Seniman Riau 2023 & 2024. Salah satu Emerging di Balige Writers Festival (BWF) 2023. Adalah Laskar Rempah RI melalui Muhibbah Budaya Jalur Rempah 2024. Buku puisinya Ikan-ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang, memenangkan lomba buku internasional melalui Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2024. Ia pernah liburan gratis ke Singapura karena satu puisi dan membacakan puisinya di Nasional University of Singapore 2019. Kini ia menjadi pembicara atau motivator yang diundang ke berbagai sekolah dan helat sastra, baik di Riau maupun nasional. IG: @muhammadasqalanie


Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com