Puisi Ujang Saepudin
Lagu Luka Laut
:rempang
sekat-sekat luka dipasang para pelancong
mataku dan matamu putus pandang
dan laut dilipat suatu godaan, ambisi
dan hasrat
adakah laut terombang, tanah mengambang
di lidah orang-orang adat yang hilang tempat
cerita itu mengekal pasir atau angin berhembus
menyeret perahu-perahumu
ke sebuah kutub yang tandus penuh sendu
seorang ibu berlagu
lantas mengubah arah langkahnya
yang tadinya menuju lautmu
lagu itu mendarah daging di tubuh kita
bagai garam dan pasir
lalu seorang piatu berteriak meminta tempatnya
menyatukan alir dari perbedaan jadi satu
rekam jejak kunjunganmu, padaku
padaku yang berjuang melawan godaan,
rasa takut dan ambisi
seluruhnya serupa debu menggaruk matamu
hingga tumpah asinmu, asihmu terlempar
ke pinggir eco batu
2024
________
Penulis
Ujang Saepudin, beraktivitas sebagai pendidik di salah satu sekolah swasta di Cianjur. Beberapa puisinya pernah dimuat di koran Pikiran Rakyat, Riau pos, kurungbuka, ruangliterasip dan di beberapa buku antologi bersama. Terakhir puisinya masuk 30 besar Payakumbuh Poetry Festival.
Kirim naskah
redaksingewiyak@gmail.com