Thursday, March 13, 2025

Cerpen Pagar Laut | Wahyudin | Kekasihku Tapi Bukan Milikku



Di pagi hari aku di bangunkan oleh si gendut [ IBU ] dia menyuruhku untuk sekolah aku bangun dari kasur yang terbuat dari kapuk-kapuk yang membatu aku berjalan ke kamar mandi yang berlumut dan membasuh muka yang kusam ini.aku memakai seragam putih  abu-abu sebelum berangkat aku sarapan terlebih dahulu yang sudah di sajikan si gendut  setelah sarapan aku berangkat bersama adikku ia memakai seragam putih biru.

Sesampai di sekolah, pintu gerbang yang sudah tertutup aku kebingungan dan bertanya pada adikku “ ini jam berapa sih kok sudah di tutup.” ia menjawab “enggak tahu.”sambil menggelengkan kepalanya, lalu ada seseorang berjalan di dalam gerbang, ia mendekati kita,ternyata ia adalah guru kami guru itu membukakan pintu gerbang sambil berkata “menghadap guru piket dulu, jangan langsung masuk kelas.”  ”ia ka.” kataku.

Aku menghadap guru piket ia bertanya “kenapa terlambat.”aku beralasan “habis tambal ban bu.” ia bertanya lagi “emang kenapa ban nya.”aku ber alasan lagi. “kena paku.” ia percaya begitu saja. “yasudah kalian berdua kelapangan dan hormat ke tiang bendera sampai jam ganti pelajaran usai.”kata guru piket itu, aku dan adikku bejalan ke lapangan dan hormat ke tiang bendera.

Dalam hatiku berkata. “mengapa aku harus hormat ke bendera merah putih saat di hukum, bukannya,harusnya menghormati bendera merah putih itu hal yang wajib,sebagai mana kita mengenang para pahlawan yang sudah berjuang demi kita para bangsa indonesia. ko ini malah jadi hukuman?. Memangnya tidak ada hukuman lain.”seketika lamunan ku terhenti karna mendengar suara bel “ kriiing…..kriiing…..”.

Aku dan adikku masuk ke kelas masing masing di kelasku aku melihat ada kekasihku tapi bukan milikku. hatiku sangat senang melihat ia ada di bangku kelas,aku mendengar nyamuk bergemuruh di telingaku. bel pun berbunyi” kriiiing….. kriiing….. kriiiing…. “ itu tandanya istirahat telah tiba.  aku pergi ke warung di pinggir sekolah melewati tembok yang sudah runtuh,di sebelah warung itu ada gardu yang sudah reot, aku duduk di situ bersama teman-temanku ada yang sedang bermain handpone (hp) ada juga yang sedang merokok termasuk aku kita tertawa bersama bercanda gurau dan tentunya menggibah. 

Salah satu temanku yang sedang bermain handpon menunjukan kilasan vidio yang  tak lain dan tak bukan tentang “pagar laut di Tangerang-Banten”kata temanku “eh nih masa laut di pagar” sambil tertawa. “ mana lah iya ya, ngapain  laut di pagar?.” Kataku dengan penasaran. Ia menengok ke handpon nya lagi dan berkata “katanya pagar itu jadi batas wilayah,tidak tahu siapa yang membangun pagar itu,warga desa kronjo menyebut pagar laut itu dengan sebutan “cerucuk.” “kata temanku sambil ketawa setelah mendeng nama panggilan pagar laut itu. “terus nelayan setempat bagai mana responnya” kataku penasaran.” katanya para nelayan sih di rugikan, karena sering menabrak pagar itu” kata temanku sambil bermain handpone. “lah emang gak kelihatan?.” kataku.”kan malam gimanasih”jelas temanku. Tiba-tiba obrolanku terhenti karna mendengar suara bel “kriiiing….kriiing…kriiing…kriiiing….”

aku berjalan ke kelas sambil memikirkan “pagar laut.” tadi. “zaman sekarang orang-orang semakin serakah laut aja di pagar apalagi nanti tahun emas? Mungkin lautan akan menjadi daratan?.” pkirku. Akupun duduk di kelas sambil memandangi kekasihku tapi bukan milikku,  setelah mendengar nyamuk bergemuruh. bel pulang pun berbunyi “kriiiiing…..” aku pulang bersama adikku.

Sesudah sampai di rumah si gendut sedang menyusui gadis kecil aku pergi ke ruangan yang mengetahui semua gerak-gerikku aku berganti baju dan aku makan makanan yang sudah di sajikan si gendut setelah makan aku pergi memancing. Sebelum memancing aku menyelamatkan cacing-cacing yang terkubur di dalam tanah, setelah menyelamatkan cacing-cacing itu aku mulai berjalan menyusuri pepohonan dan sawah-sawah yang begitu indah sesampai di tempat biasa aku memancing aku memandikan cacing-cacing itu menggunakan kail ku, di saat itu aku dapat ikan yang lumayan banyak setelah sekian lama aku memancing senja mulai menyinari muka kusam ini  akupun pergi ke rumah.

Sesampai aku dirumah si gendut  meyambutku dengan senyuman manisnya ia bertanya “dapet berapa ikannya”. “lumayan lah buat makan” kataku sambil duduk. Si gendut itu mulai membersihkan ikan-ikan hasil tangkapanku ia muai memasak ikan-ikan itu semua keluargaku berkumpul di teras rumah manunngu si gendut menghidangkan lauk pauk si gendut itupun mulai menghidangkan lauk pauknya semua keluarga ku makan dengan lahap.

Seusai makan aku pergi ke ruangan yang mengetahui semua gerak gerikku sebelum tidur aku merokok sebatang dan menulis puisi yang hinggap di pikiranku  setelah aku  selesai memberi asupan ke paru-paru dan melatih otakku aku lanjut tidur aku terleap di dalampi aku berada di atas bambu-bambu melayang di air bersama kekasihku tapi bukan milikku aku bermain begitu senang berpegangantangan berlari ke sana kemari dan duduk bersama dia ia menyenderkan kepalanya ke pundakku lalu aku berkata padanya “aku ingin terus bersamamu sampai tua nanti,tertawa bersama,melewati masalah-masalah yang ingin menghancurkan hubungan kita dan melewati masa tua bersamamu.” akan tetapi  itu hanya akan menjadi angan angan ku saja aku bersyukur telang mengenalnya aku bisa melihatnya tersenyum saja itu sudah cukup bagiku tiba-tiba aku terbangun dari mimpiku karna gara-gara si gendut menyuruh ku sekolah 

Di saat itu perasaanku sangat senang pundakku masih terasa hangat bekas kepala kekasihku tapi bukan milikku yang menyender di pundakku aku senyum-senyum tidak jelas tiba-tiba si gendut berkata “awas nanti gila.” sambil berjalan ke dapur. terkadang aku terbayang bayang tentang mimpi itu. itu adalah mimpi terindah sepanjang hidupku aku mulai berangkat ke sekolah untungnya saat itu au tidak terlambat aku masuk ke kelas dan menemui kawan-kawanku dan melihat kekasihku tapi bukan milikku.

Di saat itu ada pelajar yang di harus kan berkelompok maksimal dua orang aku lihat teman-temanku sudah mendapatkan pasangan nya hanya aku dan kekasihku tapi bukan milikku yang tidak mendapatkan pasangan guru mulai berkata “ kamu sama dia aja ya “ dengan muka kebingungan sekaligus senang aku mulai mendekati kekasihku tapi bukan milikku saat itu hari yang palingggg bahagia dalam hidupku setelah mengerjakan tugas kelompok. Bel pun berbunyi” kriiiing…kriiiiing kriiing” aku berangkat ke gardu yang sudah reot dan menceritakan yang aku alami tadi malam ke teman ku teman ku cuma berkata “terkadang hidup itu seperti burung- burung melayang walaupun kita menyukai burung-burung itu tapi kita tidak bisa memilikinya.”aku kaget kenapa teman ku begitu bijak aku menanyakannya “lah sejak kapan kamu bijak seperti itu.” ia berkata “lah kamu baru tau, udah dari dulu kali.” sambil membanggakan dirinya sendiri.” Yasudah terimakasih ya kata-kata bijak mu.” kataku sambil terheran heran.aku berfikir mungkin kata-katanya benar  aku harus lebih iklas karna tidak bisa memiliki kesasihku tapi bukan milikku.