Saturday, March 15, 2025

Cerpen Lomba | Anggun Rizka Febiola | Pagar Laut, Saksi Cinta yang Abadi

Cerpen Anggun Rizka Febiola 



(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)  |


Ketika aku berusia 10 tahun , aku sangat suka bermain di pantai bersama keluargaku. Di satu hari , ketika aku asyik bermain di pantai bersama sahabatku , mataku tertuju pada ujung lantai yang terdapat sesuatu seperti dinding. Aku berlari ke Ayahku lalu bertanya “Ayah , yang ada di ujung pantai itu apa ? terlihat seperti dinding “ tanya Alea dengan polosnya. “itu namanya pagar laut, Lea” jawab ayah Lea sedikit terkekeh. “hah , pagar laut? Apa itu” Alea kembali bertanya. “ iya pagar laut , itu berguna untuk mencegah erosi dan banjir, pagar laut juga bisa mengurangi resiko kecelakaan laut “ jawab ayah lea dengan tersenyum.  


Setelah umurku 15 tahun ayahku berpamitan untuk bekerja ke luar kota selama seminggu. “Azalea, ayah akan bekerja di luar kota , tenang saja ayah disana hanya seminggu saja setelah itu ayah akan pulang dan membawakan miniatur laut untukmu” pamit ayah Lea. Lea dan ibu nya lalu mengantar ayah ke pelabuhan, setelah kapal yang akan dinaikin Ayah Lea sudah datang ayah berpamitan kembali ke Lea dan ibu nya . Mereka benar benar menunggu hingga kapal itu menjauh sambil melambaikan tangan.  


Sesampainya dirumah, aku bermain bersama sahabatku. Argha , tetanggaku yang berusia 1 tahun lebih tua dariku dan juga Kaka tingkatku. Di tengah keasikan ku dengan ka Argha, dia bercerita bahwa dulu paman nya mengalami kecelakaan pada saat perjalanan di laut yang menyebabkan paman nya meninggal dunia, mendengar itu aku menjadi khawatir pada ayahku. “Bye leaaa,besok kita bertemu di sekolah ya “ ucap Argha ketika ia ingin pulang dari rumah  Lea.  


Seminggu berlalu, aku berangkat sekolah bersama ka Argha dengan perasaan senang karna hari ini ayahku pulang. Aku melalui pembelajaran hari ini dengan gembira. Ka Argha yang melihatku senyum senyum sendiri , menepuk dahiku. “hei , kamu senyum senyum sendiri ngapain ? kaya orang stres tau “ ucap Ka Argha terheran. “ hari ini ayahku pulang , maka dari itu aku sangan bahagia” jawabku   


Kring..... 


Suara bel pulang sekolah, Seperti biasa aku menunggu Ka Argha di parkiran sekolah dan selang beberapa menit ka Argha datang den bergegas mengantar ku pulang. Hari ini ka Arga mengendarai motornya lebih cepat dari biasanya, “ngebut banget ka, Ka Argha lagi buru buru ga ? “ tanya Lea agak takut. “udah , kamu pegangan aja gausa nanya Mulu” jawab ka Argha.  


Sesampainya dirumah Ka Argha ikut masuk bersamaku , “ ka Argha tumben banget ikut masuk , ada urusan sama ibu ? “ tanya lea dalam hati. Sampai di rumah ibuku ternyata tidak ada di dalam, aku fikir ibuku mungkin keluar sebentar. “Lea kamu cepat ganti baju ya, aku akan membawamu pergi sebentar “ perintah ka Argha yang tengah duduk di ruang tamu.  


Ka Argha kembali mengendarai motor dengan cepat tanpa berbicara sedikitpun. Ternyata KA Argha membawaku ke pelabuhannya “ kok ka Argha bawa aku kesini? Memangnya ayah sudah sampai ya ka?” tanya Lea. Argha tidak menjawab Lea dan kemudian menarik tangan Lea untuk menuju ke pusat informasi, disana aku bertemu dengan ibuku. Ia sedang menangis , aku bertanya tanya mengapa ibu menangis sambil berlari menuju ibuku. “ibu kenapa menangis, apa yang terjadi “ tanya ku sambil berusaha menenangkan ibu ku, namun ibu tidak berkata apa apa. Ka Argha yang semula menundukkan kepala nya kemudian menatapku, “Lea, aku harap kamu tidak sedih mendengar kabar. Ayahmu di nyatakan hilang saat kecelakaan kapal yang terjadi pada hari ini, aku tau ini berat bagimu “ ucap Ka Argha sedikit bergetar.  '


Bruk...  Azalea pingsan karena kaget mendengar kabar itu , ibu dan ka Argha segera membawa Lea ke ruangan yang telah di sediakan untuk orang sakit. Lea terbangun dan langsung memeluk ibunya “ibu, ini Cuma mimpi kan Bu. Ayah nanti pulang kan ya?” ucap Lea dengan berlinang air mata. “Lea yang sabar ya , ayah gasuka liat kamu sedih” jawab ibu Lea.  


Lea pulang dengan perasaan sedih , ia selalu memilih menyendiri di kamar dan menangis setiap mendengar kabar dari tim pencarian. Sudah beberapa hari ini mreka belum menemukan sedikitpun jejak ayah Lea. 4 hari pencarian hasilnya nihil, tim sar memutuskan untuk menutup pencarian dan ayah Lea dinyatakan meninggal dunia. Lea yang mendengar itu sangat syok dan terus menangis. Ibu Lea segera menyuruh Lea ganti baju dan menuju ke pantai.mreka pergi ke pantai bersama dengan kluarga ka Argha.   


Dengan perasaan sedih ia menuju pantai tempat dimana ayahnya dinyatakan meninggal dunia. “Ayah, kata ayah nanti kalo pulang akan membawakan ku miniatur laut kepada Lea? Mana yah “ ucap Lea sambil menabur bunga di sekitar pantai. 


Setelah dari pantai keluarga ka Argha datang kerumah dan berpamitan untuk pindah kota krna kperluan pekerjaan.  


10 tahun berlalu ketika aku sudah bekerja, aku melakukan hal yang tiap tahun aku lakukan bersama ibuku . “ hai ayah , hari ini ak datang lagi, bagaimana kabarmu disana? Sekarang ak suda sukses loh yah “ ucap Lea tersenyum dengan air mata yang menetes perlahan.  


Setelah dari pantai aku memutuskan untuk mampir sebentar ke suatu tempat yang tak jauh dari area pantai tersebut. Terlihat ada beberapa orang yang sedang membicarakan mengenai pagar laut di sana . “bagaimana dngn proyek pagar laut menggunakan beton agar lebih kokoh dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan “ ucap salah satu laki laki di meja samping Lea . Lea yang mendengar itu langsung tertarik pada proyek pagar laut itu.  


“Permisi, bolehkan aku ikut berpartisipasi dalam proyek pembuatan pagar laut itu ? aku juga bersedia menjadi investor “ ucap Lea menawarkan diri. “ tentu saja , Azalea ranisya tediast” jawab salah satu laki laki dengan jas rapi mampu membuat Alea syok mendengar ia menyebut nama lengkapnya.” “bagaimana kamu bisa tau nama lengkapku”tanya Alea sambil mengerutkan alis nya . “ haha .... ternyata Lo lupa sama gue ,pikun banget sih le” jawab laki laki itu terkekeh. “Lo Argha? Wah parah beds banget” reflek Lea. Setelah itu mereka lanjut membicarakan proyek pagar laut yang akan di buat nantinya.  


Lea pulang di antar oleh Argha “istirahat ya, jangan kecapean le” ucap Argha setelah menurunkan Lea di depan rumahnya. Lea membuka pintu dan mendapati ibunya yang sedang duduk dan kemudian bertanya “ siapa tuh, pacar ya??” sambil tertawa kecil. “ih apasi Bu , itu ka Argha” jelas Lea pada ibunya.”loh itu Argha ? tambah ganteng dan sukses ya sekarang , kenapa ga kamu ajak masuk tadi leaaa” ucap ibu Lea.  


Keesokan harinya Lea dan Argha serta rekan yang lain berkumpul kembali untuk membahas perancangan pembuatan pagar laut. “ buset bener kata ibu ya, ka Argha cakep banget” batin Lea. “ bagaimana menurutmu , Lea” tanya Argha di tengah hayalan Lea. “ehm, eh .... idemu bagus gha! Jadi kapan kita akan memulai proyek nya” tanya Lea gugup.  


Setelah rapat itu selesai Argha dan Lea pergi ke lantai untuk mengunjungi tempat terakhir ayah Lea. Mereka menaburi area laut dengan bunga bunga cantik dan di iringi doa doa baik. “ hai pa , aku kembali mengunjungimu . kali ini ak membawa sahabatku loh pa , ka Argha ini nantinya akan menjalani proyek pembuatan pagar laut bersamaku , alasan ku tertarik pada proyek ini itu karna ayah dulu pernah bilang bahwa pagar laut itu bisa mengurangi potensi kecelakaan laut kan yahh “ ucap Lea sembali menatap indahnya laut dengan taburan bunga.  


“ Alea ..... aku menyayangimu , maukah kamu menikah denganku? Dan biarkan pagar laut itu menjadi saksi cinta kita?” ucap Argha dan di terima oleh Azalea.  


Akhirnya mereka mengadakan pesta pernikahan yang sangat mewah diatas kapal sekaligus acara keberhasilan proyek pagar laut yang sudah di rencanakan.