Cerpen Gabriel Pratama
Di sebuah desa pesisir yang damai, hiduplah
seorang gadis bernama Sintia Angel Puspita Sari. Sejak kecil, hidupnya akrab
dengan gemuruh ombak dan aroma asin yang dibawa angin laut. Rumah kayunya yang
sederhana berdiri di tepi pantai, menghadap cakrawala biru yang seakan tak
berujung. Hidup di desa kecil tidaklah mudah. Ayahnya, Pak Tarmo, adalah
seorang nelayan yang setiap pagi berangkat melaut dan baru kembali menjelang
siang dengan hasil tangkapan yang tak selalu pasti. Ibunya, Bu Sekar, mengelola
warung kecil di depan rumah, menjual makanan laut dan jajanan untuk warga desa.
Pagi itu, Sintia berdiri di depan rumahnya, membiarkan angin laut memainkan
rambut panjangnya yang tergerai. Ia menatap lautan yang berkilauan diterpa
matahari, matanya menerawang jauh, seperti menyimpan sebuah harapan yang tak
terucapkan. Dari kejauhan, ia melihat ayahnya berjalan menuju rumah, membawa
keranjang berisi ikan segar. Namun, ada seseorang yang berjalan di sam..