Cerpen Kaikak (Ika Permata Hati)
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Di sebuah negara yang terkenal negara kepulauan dengan garis Pantai terpanjang kedua setelah negara maple terdapat keberagaman ekosistem pesisir dimulai dari Pantai berpasir, hutan mangrove, terumbu karang serta estuari yang memberikan banyak keuntungan bagi kehidupan Masyarakat pesisir dalam sektor perikanan, pariwisata dan pelayaran. Ata, seorang tenaga kontrak konsultan dokumen perencanaan suatu Dinas, menemukan kendala penyusunan dokumen RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).
Ata merupakan salah seorang alumni lulusan Perencanaan Wilayah dan Kota dari Institut yang yang berada wilayah pesisir. Bergerak bagai ombak dengan mengikuti Program Fast-Track untuk menempuh Pendidikan magister sembari mengejakan Tugas Akhir. Namun kapal itu karam dan tumbang dihempas nakhoda yang telah berpulang.
Merintis dari bawah mengabaikan tangga Pendidikan magister yang telah dimulai, ombak itu akhirnya menjadi tsunami yang menggulung dirinya sendiri. Terjebak dalam zona aman dan nyaman mengantarkan Ata dalam menahun pengabdian.
Di suatu ketika Ata menghadap atasannya pada suatu Badan
“Sudah berapa lama saudara Ata bekerja di badan ini?”, tanya Kepala Badan
“Sudah lima tahun pak belum termasuk pengalihan dari satuan kerja selama tiga tahun” “Olah sudah cukup lama juga ya berati. Namun belum masuk pendataan honor p3k ya?”
“Iya pak karena ijin saya merupakan jasa konsultasi individual yang dikontrak tahunan sesuai dengan ketersediaan kegiatan beserta dengan anggaran”
“Emm begitu ya. Seperti yang kamu tahu saat ini kita sedang melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil). Karena keterbatasan dana dari anggaran yang ada. Kami memutuskan untuk penunjukkan langsung dengan menunjuk kamu sebagai penyusun? Apakah kamu bersedia”
“Ijin bapak, apakah sebaiknya tidak lebih baik diserahkan kepada ahlinya karena walau latar belakang Pendidikan saya berasal dari kampus wilayah pesisir untuk pengalaman professional saya berkecimpung pada dokumen perencanaan lainnya sperti Kajian Investasi, ANDALALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas), RP2KPKPK (Dokumen Penanganan Pencegahan Kumuh Permukiman), RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman), RKP (Rencana Kawasan Permukiman)?”
“Tapi saya percaya dengan kemampuan kamu dengan pengalaman mu yang sudah banyak walau bukan pada bidangnya, lagi pula pada tahun anggaran ke depan saya sudah memprioritaskan untuk di kontrak dibandingkan rekan kerja kamu lainnya.”
“Ijin apakah boleh saya berpikir terlebih dahulu pak? Mengingat saya harus mempelajari kembali hal ini”
“Silahkan tapi karena ini mendesak dokumen perencanaan harus segera diselesaikan sesuai progress karena mengingat investasi kedepannya dengan harapan dapat mengakomodir program-anggaran pemerintah daerah”
“Baik bapak namun sebagai rekomendasi untuk melibatkan Masyarakat sekitar yang ada di wilayah pesisir pak”
“Nanti tetap akan ada Focus Group Discussion (FGD), namun tidak perlu terlalu diindahkan. Karena nantinya dokumen perencanaan ini hanya sebatas diatas kertas. Saya kira kamu terlalu banyak mepertanyakan hal ini Ata, kamu cukup mengerjakan nanti saya akan mendisposisikan orang kepercayaan saya sebagai Tim Leader untuk memantau penyelesaian dokumen ini. Mengerti, mohon dipahami dan kamu dapat meninggalkan ruangan ini”
Ata meninggalkan ruangan pimpinan badan dengan penuh pertimbangan diumurnya yang tidak lagi memasuki kriteria dalam melamar pekerjaan dan hanya mengharapkan pengangkatan tentu tidak mudah.
Setiap tahunnya sudah lima kali pergantian kepemimpinan pekerjaan selalu mendapatkan evaluasi tajam oleh pimpinan seakan kesalahan kecil akan menjadi cambukan dan perpajangan kontrak selalu menjadi ancaman sehingga kritisi pun dianggap sebagai bantahan ke atasan.
Seiring dengan berjalan waktu, Ata melaksanakan tugas penyusunan Dokumen RZWP3K yang mengatur tata ruang di wilayah laut dan Pantai, yang akan berlaku pada lima tahun mendatang. Ditahap perencanaan diarahkan oleh Team Leader kepercayaaan Pimpinan Badan, mereka mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi wilayah, potens sumber daya alam dari Dinas-dinas terkait di daerah perencanaan. Namun terkadang untuk beberapa data dan informasi dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan dari kepentingan dinas.
Dalam hal tersebut penyusunan Dokumen RZWP3K harus memiliki beberapa persyaratan diantaranya adalah adanya pembahasan dan konsultasi dengan stakeholder dan penyempurnaan serta pengajuan nstansi terkait
“Pak Dinas mohon map ijin bertannya apakah sudah sesuai dengan di lapangan” tanya Ata “Oalah ini disesuaikan saja dik Ata karena kami dinas Pemerintah Daerah dengan pendanaan terbatas mengharapkan bantuan dana dari pusat atau bahkan pendanaan diluar pemerintah seperti investor”
“Apakah sebaiknya melibatkan aspirasi Masyarakat Pak Dinas?” tanya Ata yang langsung dipelototi Team Leadernya
“Baiknya Masyarakat tidak usah ikut campur terlalu banyak karena mereka hanya mengharapkan bantuan Pembangunan. Dengan SDM yang ada mereka tidak tahu alokasi sesuai untuk pendanaan melalui sumbernya” jawab Pak Dinas
“Dan untuk program-anggaran akan lebih baik lagi kamu karang saja Ata, karena kita terbats dengan Uang Perjalanan Dinas” timpal Team Leader
Namun dikarenakan keabsahan data untuk validasi dokumen perencanaan ini Ata tetap melakukan Perjalan Dinas mejaring aspirasi Masyarakat walau tanpa akomoasi Perjalanan Dinas menggunakan Akomodasi Pribadi agar penyusunan tetap optimal.
Disalah satu Lokasi daerah perencanaan pesisir Ata mengumpulkan data terkait kondisi sosial, ekonomi, lingkungan dan geografi wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil. Hal ini diharapkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang dan sumber daya alam kesejahteraan Masyarakat, memastikan ketersediaan lahan ynag cukup untuk kebutuhan pengembangan ekonomi dan sosial serta menjamin keberlangsungan hidup dan keseimbangan ekosistim. Berdasarkan hasil survey lapangan pada Masyarakat
“Kalau di daerah sini Sebagian besar Masyarakat bermapencaharian sebagai nelayan dik” jawab salah satu Masyarakat
“Untuk kesejahteraanya bagaimana pak?”
“Itulah untuk ekonomi saat ini sedang lesu sangat kurang pendapatan ikan akibat adanya pagar bambu”
“Pagar bambu bagaimana pak maksudnya?”
“Iya kami menemukan deretan pagar bambu sehingga kami sulit melaut bahkan kami takut pagar laut dan petak-petak itu untuk proyek reklamasi”
“Apakah sudah dikoordinasikan ke Dinas terkait pak terkait hal ini? Bagaimana tanggapan mereka pak?” tanya Ata ke Pak Nelayan
“Sebetulnya sudah dik kami telah melaporkan hal tersebut ke Dinas melalui perwakilan Kelompok. Pagar tersebut didirikan tanpa izin namun dari Dinas sendiri tidak berani mengamil Keputusan untuk melakukan pencabutan”
“Tidak kah lebih baik adanya kejelasan dari Lembaga lain pak apabila dari Dinas tidak ada kepastian pak?”
“Saat ini kami sedang mengusahakan pelaporan kepada LSM karena Pagar Laut itu merupakan hal yang illegal”
“Baik semoga ada jalan yang ditempuh untuk Solusi ini”
Hasil dari survey tersebut diiidentifikasi sebagai masalah isu-isu terkait pesisir yang menjadi dasar perumusan kebijakan
Setelah penyelesaian dokumen RZWP3K yang seikhwalnya berprinsip kepada Perlindungan Kawasan Konservasi, Kegiatan Pesisir yang Berkelanjutan dan Interaksi antara kegiatan pesisir dan darat pada tahun penyusunan, dilanjutkan proses persetujuan dan Keputusan dari Pemerintah Daerah.
Sembari dengan proses pemberlakuan Perda, permasalahan mengenai Pagar Laut mulai viral di media sosial. Dengan mengangkat permasalahan di Forum melibatkan beberapa Dinas dan Oknum terkait mengenai mencuatnya permasalahan ini yang awalnya hanya diam saja.
Nelayan yang ada harus memutar jarak apabila harus melaut sehingga membuat bahan bakar yang digunakan meningkat namun pendapatan ekonomi yang didapat tidak pernah mencuat. Hal ini pun sejalan dengan Ata yang dirumahkan dikarenakan belum ada pendanaan untuk pengadaan jasa sebagai tenaga kontrak tahunan akibat pemangkasan anggaran sampai waktu yang tidak ditentukan.
Seperti kasus pagar laut yang belum berakhir.
Dengan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pesisir Maka begitupulah nasib Ata di Batas Akhir.