Cerpen Kania Pranintha Barus
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Gadis dengan paras nya yang rupawan tampak sedang berlari lari sambil Menerbangkan layangan nya
"Astaga.. jangan lari lari Magie! Nanti jatuh!" Kata sang ibu dengan nada sayang, sambil mencuci kerang yang baru di dapatkan nya tadi
"Ibu! Ibu! Layangan nya terbang tinggi!" Kata Magie dengan semangat
Gadis itu terus berlari lari, menarik benang layangan nya agar terus seimbang dengan kencangnya angin. Dia terus tertawa sambil berlari, sampai...
BRUK!
Magie mengelus lutut nya yang terasa sakit
Mendengar suara ringisan dari Magie, sang ibu lansung menoleh dan langsung menatap sang anak dengan sorot mata khawatir
"Astaga.. Kan udah ibu bilang, jangan lari lari.. luka kan kakinya" kata ibu sambil menghampiri Magie dan mengelus elus lembut kakinya dengan penuh sayang
Setelah beberapa menit berlalu, Magie memilih untuk membantu sang ibu mencari kerang
Kini, tepat jam 17.32 WIB
Langit hampir gelap, sudah saat nya pulang
Sedari tadi, ibu sangat fokus membersihkan kerang, agar semua nya bersih
Sedang kan Magie hanya termenung, dan menatap jauh ke arah laut
Tunggu.. apa itu?
Magie sedikit memiringkan kepalanya bingung
Saat hendak ingin bertanya dengan sang ibu, ibu langsung berdiri sambil memegang wadah berisi kerang yang sudah di bersihkan dari tanah tanah yang menempel
"Kenapa Masi bengong? Ayo pulang, Magie" kata ibu sambil tersenyum lembut ke arah anak kesayangan nya itu
"Heheh" Magie tertawa kecil sambil mengaruk leher belakang nya
Saat perjalanan pulang, Pandangan Magie tak kunjung lepas dari hal yang dilihat nya dari kejauhan
Kayu kayu di tancapkan satu persatu.
Memang tak terlalu banyak, tapi untuk apa itu di tancapkan disana? Ah! Ngapain aku pikirin? Ga penting juga
Selama perjalanan pulang, Magie terus bergumam pada dirinya sendiri
Bulan berganti bulan, aku selalu memperhatikan, pagar itu bertambah banyak..
Dan kini, pagar itu sudah hamper
Menyelubungi seluruh laut
Aku selalu mencoba mengabaikan hal itu, dan tak pernah mengatakan hal yang ku lihat kepada ibuku
Kini tepat jam 14.53 aku berjalan menuju rumah dengan mengendong tas di punggung ku, tapi pandangan mataku tiba tiba teralihkan ketika kerumunan berkumpul di pemerintahan daerah
"BAGAIMANA KINERJA KALIAN?! MENGAPA TAK ADA TANGGAPAN KALIAN TENTANG INI?!"
suara kuat dari toa yang di pegang salah satu nelayan yang sering kulihat menjelajahi laut untuk mencari ikan dan di peejual belikan nantinya
Aku kenal dia, pak Andro.
Dia orang yang baik.. dia sering membantu ku untuk mencari kerang padahal dia juga mempunyai kegiatan untuk menangkap ikan
Namun kali ini, aku melihat nya semarah itu, memegang toa dan berteriak dengan keras.
Tapi.. kenapa semua orang berkumpul di depan pemerintahan daerah dengan raut wajah penuh Amarah?
Magie terus berjalan sambil perlahan mendengar apa saja yang di katakan oleh para pendemo
Kini magie sudah berada di rumah, magie duduk di kursi dan langsung meletakan tasnya
Dapat Magie lihat, ibu sedang sibuk menjemur pakaian
"Ada masalah apa itu Bu di pemerintahan daerah?" Tanyaku, dengan Sorot mata penasaran ku
"Ah itu.. ada pagar laut terpasang di laut, Udah menuhin laut pagarnya dan ganggu kerjaan nelayan"
Kata ibu, sambil terus melanjutkan kegiatan nya, menjemur pakaian
"Pagar laut?" Tanya Magie penasaran, entah kenapa pikiran nya langsung ke pagar yang tersusun rapat di lautan itu
"Kemarin, tepat saat kita mengambil karang, bukan kah kau melihat pagar yang berjejer di laut itu?" Kata itu, kini mata ibu menatap Magie
"Yang itu nama nya pagar laut?" Tanya Magie kepada sang ibu
Mendengar pertanyaan Magie, ibu membalas dengan anggukan kecil
Magie terus menatap ibu dengan tatapan penasaran
"Dia ngapain sih Bu? Buat pagar laut?"
Tanya Magie lagi dengan Sorot mata penasaran
Kali ini, ibu menyudahi kegiatan menjemur pakaian
Ibu melangkah ke arah Magie dan duduk, tepat di samping Magie
"Orang yang membangun pagar laut itu Pengen melindungi ekosistem laut, hanya saja dengan cara yang sangat salah.."
Kata ibu sambil mengusap lembut rambut Magie
"Tanpa sengaja mereka mengklaim itu milik mereka, ngebuat pekerjaan nelayan itu terhambat" sambung ibu
Magie mengangguk paham
"Pantes saja pak Andro keliatan sangat marah banget!" Kata Magie kepada ibu
Mendengar perkataan dari sang anak, ibu tersenyum kecil
"Wajar saja magie, Pak andro adalah nelayan. menjadi nelayan kan cuma satu satunya pendapatan pak Andro" jelas ibu
Magie mengangguk paham.
Hari berganti hari
Misteri sosok di balik pemasangan pagar laut itu, tak ada petunjuk. Warga berganti gantian untuk mencari petunjuk dari pagar yang terus bertambah.
Para TNI juga berusaha melepaskan pagar itu satu persatu di tengah kencangnya ombak laut
Tapi, tak ada perkembangan. Pagar itu terus bertambah!
Kini, Magie berada di laut, mengambil kerang dan mencuci nya satu persatu dengan bersih
Ibu sedang sibuk menyiapkan makan malam
Namun persediaan kerang, sudah sedikit. Jadi, mau tak mau Magie mengambil kerang di pinggir laut untuk makan malam.
Saat sudah selesai mencuci satu persatu kerang, Magie mendongak menatap lurus ke arah luas lautan itu
Lagi lagi, Magie melihat sekelompok orang dengan perahu yang terlihat canggih nya
"Ah mungkin mereka sedang menangkap ikan" gumam Magie pada dirinya sendiri, lalu hendak melanjutkan kegiatan nya, membersihkan kerang kerang yang akan menjadi santapan malam nya dengan ibu
Magie berdiri, sedikit memijat kaki nya yang terasa kesemutan.
Magie kembali menatap lurus kedepan, tepat orang orang banyak dengan kapal sederhana namun canggih yang berjumlah banyak itu sedang menusuk kayu kayu yang panjang ke bawah laut serta mengikat nya dengan erat
Magie sedikit memiringkan kepalanya, ketika melihat pak Andro disana dengan orang yang Magie lihat berseragam TNI di hari hari sebelumnya, tepat di samping pak Andro. Magie dapat melihat mereka sedang berdiskusi, ah? Tampaknya sangat serius..
"Tapi.. tunggu dulu..? Mengapa pagar nya engga di cabut? Namun, malah di tambahin gitu?" Gumam Magie lagi pada diri nya sendiri.
Beberapa pendapat negatif mulai muncul satu persatu di otak Magie.
Sampai satu kalimat terpikir di benaknya, Membuat Magie tampak sedikit terkejut
Magie berlari sambil membawa kerang yang ia dapatkan tadi.
Sesampainya dirumah Magie melihat ibu yang tampaknya sudah menunggu lama
"Kenapa lama sekali, Magie?" Kata ibu sambil menatap Magie yang tampak terengah-engah
"Tadi Magie lihat, Bu! Beberapa orang menancapkan pagar pagar di lautan luas itu!"
Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Magie, ibu sedikit menaikan alisnya, tampak bingung
"Sudahlah, mana kerangnya? Biar kita makan malam dulu, itu galerlu di urus" kata ibu sambil meraih wadah yang berisi kerang kerang yang sudah di bersihkan
Magie hanya termenung, ia tau.. ibu tidak akan percaya dengan apa yang ia katakan
Hari berganti hari, Magie terus diliputi rasa penasarannya yang besar terhadap kapal yang Tampak canggih itu
Tak jarang juga ia terus melihat para nelayan yang terus demo di depan pemerintahan daerah
Namun, tak ada aksi dari para pemerintah.
Magie terus menatap perlahan, pagar laut yang tersusun dengan rapi
Setengah dari nya sudah di tarik paksa oleh para nelayan, tampak nya nelayan sudah sangat murka dengan hal itu.
Pikirannya Masi berada tepat saat ia melihat pak Andro dan orang yang berseragam TNI itu berbicara serius di atas kapal canggih itu
Namun, beberapa orang yang berada di kapal itu.. tidak mencabut pagar nya.. tetapi malah mencantumkannya lebih banyak lagi
Apa jangan jangan.. pak Andro dalang dari semua ini?
Bukan kah.. tak seharusnya Magie hanya berdiam diri disini? Sedang beberapa nelayan berteriak diatas kesengsaraan mereka
Magie hanya takut.. ia takut, yang ia lihat hanyalah kesalah pahaman
Dia hanya gadis 13 tahun yang tak tau apa apa..
Dia hanya gadis 13 tahun yang melihat kejadian di luar kepala nya..
Namun perlahan dia melangkahkan kaki nya menuju beberapa nelayan yang bersiap untuk pulang kerumah
Magie melihat, para nelayan itu sedang merapikan jala jalanya
Para nelayan itu, bisa merasakan keberadaan Magie disana
Mereka menyabut kedatangan Magie dengan senyuman hangat
Tanpa ragu lagi, Magie bercerita tentang semua yang ia lihat, bahkan.. tangan nya bergetar saat bercerita tentang itu semua
Saat Magie bercerita, sorot mata para nelayan itu Tampak sangat terkejut
la tak menyangka, pak Andro sosok yang ia kenal sangat baik dan murah senyum itu, adalah dalang dari semua ini
Namun, mereka tak langsung menghakimi, mereka mencoba akan melaporkan dugaan ini ke pihak berwajib
Setelah beberapa bulan
Hasil laporan keluar
Pak Andro dan tentara itu, dinyatakan bersalah
Kabar itu memicu amarah dan kekecewaan para nelayan maupun warga disana
Betapa kecewanya para warga maupun keluarga..
Begitupun dengan Magie, padahal yang ia kenal, pak Andro yang murah senyum dan sering membantu nya mengambil kerang
Tak hanya dengan pak Andro Tentara itu juga, memicu amarah dan kekecewaan para masyarakat
Padahal.. ia berjanji akan membantu warga dan menangkap semua dalang dari itu semua
Ternyata.. ia juga salah satu dalang itu
Semuanya berakhir, para sosok misterius dari pembangunan pagar pagar laut itu telah terungkap
Namun.. sampai hari ini.. pemerintah terus diam, seakan bisu dan tuli tentang hal ini.
Kuharap, negara ini tumbuh lebih baik lagi.