Saturday, March 8, 2025

Cerpen Lomba | Kencana Perak | Aqua Legacy

Cerpen Kencana Perak



(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)


Glareus menatap layar ponsel pintar di hadapannya dengan jantung berdebar. AquaLegacy baru saja merilis level tersembunyi dan ia menjadi salah satu dari sedikit pemain game yang mendapat akses spesial. Game ini bukan sekadar permainan biasa, dunia lautnya begitu nyata, dengan ombak jernih yang berkilau dan terumbu karangbercahaya. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. 


Saat Glareus menekan Masuk ke Level Rahasia, layar ponsel pintarnya mendadakberkedip. Tubuhnya merasakan gravitasi hilang dalam sekejap. Cahaya biru keemasanmuncul menyelimutinya dan seolah ia tertarik masuk ke dalamgame. Perlahan, pandangannya mulai menjadi gelap. 


Kini, ia tidak ada lagi di kamarnya, hilang tanpa meninggalkan jejak. 


Saat gelap dalam pandangannya mulai pudar, air asin menyelimuti tubuhnya, namunia tidak merasa sesak atau tenggelam. Ia bisa bernapas normal, seperti di daratan. Saat matanya terbuka, ia melihat pemandangan luar biasa, terumbu karang bercahaya, ikan-ikan raksasa penuh warna melayang bebas seperti di angkasa, dan di kejauhan, sebuah dinding raksasa berpendar biru. Pagar Laut. 


“Sebenarnya apa yang terjadi padaku saat ini?” Glareus bergumam, mencobamemahami situasinya sambil menggaruk-garuk kepalanya, tetapi yang ia rasakanjustru sebuah helm berbentuk sirip ikan yang terlihat familiar baginya. HelmOcea, sebuah item SR yang ia dapat saat menjalankan level 50 dari game Aqua Legacy. 


“Apakah aku masuk dalam dunia game Aqua Legacy? Tapi ini tidak mungkin, ditambah rasanya ini terlalu nyata…” 


Panik, ia mencoba mencari menu utama atau tombol keluar dari game, tetapi tidakadahasil. Tidak ada UI, tidak ada tombol untuk keluar dari game ini. 


"Tidak mungkin... Aku tidak mungkin benar-benar ada di dalam game!" Nafasnyatercekat, pikirannya kacau. 


Tiba-tiba, suara lembut namun menggema terdengar. Dari balik air, muncul sosokperempuan yang membelah arus. Wanita itu berambut putih bersisik ikan, dengan mahkota karang dan permata sekelam laut dalam. Ia juga mengenakan sebuah jubahtransparan yang berkilau indah seperti permukaan air di bawah sinar bulan purnama. 


"Akhirnya, seorang Phylax datang. Pasti kau yang diramalkan oleh Sang Oracle..." 


"Apak maksudmu? Siapa kau? Dan apa yang terjadi sebenarnya padaku saat ini?"Glareus bertanya, setengah yakin ini bukan hal yang nyata. 


"Salam kenal, aku Thetis, dewi laut dari zaman kuno yang amat jauh. Dan kau adalahPhylax, penjaga dan pelindung dunia lautan. Kau adalah sosok yang diramalkan olehSang Oracle. Kau adalah sosok yang akan memperbaiki Pagar Laut dan mengalahkanmonster kegelapan yang disegel ribuan tahun yang lalu, Erenyx yang kini akanbangkit." 


Glareus mengerutkan kening. Ini pasti hanya mimpi kan? Tapi, saat ia mencobamencubit lengannya sendiri, rasa sakit nyata menyadarkannya. Ini bukan mimpi, ini nyata. 


Thetis melayang mendekat. "Ini bukan sekadar mimpi atau permainan. Ini dunia nyatayang tersambung dengan duniamu. Pagar Laut adalah penghalang antara duniamanusia dan dunia lautan. Jika Pagar Laut hancur, kegelapan akan menguasai segalanya yang ada di dunia manusia dan dunia lautan." 


Tiba-tiba, sebuah getaran hebat mengguncang lautan. Dari kejauhan, Pagar Laut perlahan mulai retak. Cahaya biru yang seharusnya bersinar kuat itu, kini mulai meredup menjadi kelabu. 


"Tidak! Erenyx sudah mulai bangkit, ini bisa menjadi masalah besar!" Thetis bergegas mendekati Glareus. "Kita harus memperbaiki retakan Pagar Laut denganFragmen Cahaya Laut sebelum terlambat." 


Glareus mengangguk. Entah mengapa, tubuhnya terasa ringan. Ia melesat di air seolah-olah telah menjadi bagian dari lautan itu sendiri. 


Mereka berdua melaju menuju titik retakan pertama, di mana retakannya terlihat sangat parah. Di sanalah mereka melihatnya, sosok makhluk hitamdengan matamerah menyala bak api yang menyala dalam air. Pasukan Erenyx, para Tenebris. Makhluk-makhluk itu melayang seperti bayangan di air, merayap menuju celah pagar.


"Kita harus melawan para Tenebris!" seru Thetis. 


Glareus yang sadar bahwa dunia game Aqua Legacy telah menjadi kenyataan, mencoba membayangkan sebuah item yang pernah ia dapat saat bermain game. Dalam sekejap, sebuah cahaya mengelilinginya. Perlahan cahaya itu memadat menjadi sebuah armor keperakan yang menyelimutinya dari ujung kepala hinggaujung kaki. Armor God Poseidon, sebuah item SSR yang mengandung kekuatanPoseidon, dewa lautan. 


"Berhasil!" Ia merasakan kekuatan mengalir dalam dirinya. "Tapi, bagaimana caramenggunakannya?" 


"Percayalah pada laut," jawab Thetis. 


Tanpa berpikir panjang, Glareus melesat ke arah para Tenebris. Dengan satu hentakantangan, gelombang ombak lautan berputar dan menghantam makhluk-makhlukitu, menghempaskan mereka sejauh mungkin. 


Satu per satu, para monster bayangan itu lenyap, berubah menjadi Fragmen CahayaLaut. Kini, retakan pagar perlahan mulai pulih dan kembali bercahaya terang. 


"Kita berhasil Thetis!" Glareus tersenyum lega, tapi senyumannya sirna seketika saat Thetis menegang. 


"Ini belum selesai, bos terakhirnya belum kalah..." 


Dari kedalaman lautan, muncul sesuatu yang jauh lebih besar dengan aura yang lebihpekat. Sebuah bayangan hitam raksasa, dengan mata emas menyala dan tentakel yangmenggulung air menjadi pusaran gelap. Erenyx telah bangkit, wujud dari kebencian, dendam, dan kegelapan laut dalam. 


"Phylax... kau akan mati!" Suara Erenyx menggelegar, seperti badai puting beliung. "Dunia manusia akan tenggelam dalam kegelapan dan dunia lautan akan menghilangdalam bayangan!" 


Glareus menelan ludah. Ia baru saja belajar menggunakan kekuatannya, bagaimanamungkin ia bisa menghadapi makhluk raksasa sekuat ini? 


"Jangan dengarkan dia! Percayalah pada lautan..." ulang Thetis.


Erenyx mengayunkan tentakel raksasanya, menciptakan gelombang badai hitamyangmenghancurkan Pagar Laut menjadi puing-puing. Glareus merasakan air bergetar di sekelilingnya. Ia harus segera bertindak. 


Dengan segenap keberanian yang ia kumpulkan, Glareus melesat ke depan dengancepat, mengangkat tangannya. Sebuah trisula muncul, Trident of Neptune, itemtingkat SSR amat langka yang ia dapat dengan suah payah dalam game. Bersamaandengan arus laut yang terus mengalir, muncul aliran cahaya emas dari dalamtrisulaitu. Tanpa memunda waktu lagi, Glareus melesat ke arah jantung Erenyx. 


Sebuah pertarungan terjadi. Dua gelombang ombak bertabrakan, cahaya kebaikandankegelapan kejahatan beradu kekuatan. Glareus merasakan kekuatannya hampir habis, tetapi ia tidak menyerah. 


"Kau bukan pemilik lautan ini!" teriaknya. 


Dengan mengeluarkan seluruh tenaga terakhir, ia berhasil menghunjamkanterisulanya ke jantung Erenyx. Percikan dan cahaya emas menyebar ke segala penjurulautan, menghapus kegelapan yang ada. Erenyx menghilang dalamledakan cahaya, menjadi Fragmen Cahaya Laut yang amat banyak. 


Tiba-tiba, Glareus terbangun di kamarnya. Layar game masih menyala, menampilkansebuah pesan: 


"Pagar Laut telah dipulihkan. Phylax yang diramalkan oleh Oracle telah berhasil menyelesaikan level rahasia. Hadiah pada level rahasia ini bisa anda buka di bagianstorage." 


Tangannya masih gemetar. Ia melihat ke luar jendela kamarnya, laut di kejauhanterlihat lebih jernih, lebih damai, lebih indah. 


Apakah semua itu hanya mimpinya saja? Atau ia benar-benar berhasil menyelamatkan dunia? Satu hal yang pasti. Glareus tidak akan pernah melihat lautandengan cara yang sama lagi, ia akan melihat lautan sebagai dunia keduanya.