Cerpen Mozza
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Pagi hari angin berhembus menyapu helaian rambut seorang gadis yang tengah berdiri dibutiran pasir dengan kaki putih indahnya, dengan mata yang tertuju kedepan .
" Apa yang kau lakukan eli "sapa seorang pria yang tidak lain adalah juna sahabat nya, " melihat penghalang yang mengganggu luasnya laut"Dengan mata yang masih sama tertuju kedepan.
" maksudmu pembagunan pagar itu ” melirik eli lalu juna melanjutkan perkataannya "sudah lah jangan bersedih lebih baik kita mencari ikan " Lalu juna mengenggam tangan eli dan menariknya untuk ikut bersamanya ke perahu. Eli yang ditarik secara tiba tiba hanya menghela napas pelan dan mengikuti langkah juna agar tidak tertinggal.
Setelah tiba mereka menaik Perahu yang cukup untuk mereka berdua naikin .
Tidak lama juna mulai membawa perahu itu pergi meninggalkan pesisir pantai.
"Juna mengapa pendapat kita tidak didengar oleh pak bojo. Apakah mereka tidak melihat jika membangun pagar laut akan berdampak pada ekosistem ,bukannya hanya itu bahkan dapat menghambat pergerakan nelayan ,atau dampak lainnya , apakah mereka tidak berfikir seperti itu" Dengan suara yang bergetar menahan amarah, dan wajah tertunduk yang menyiratkan kekecewaan serta rasa amarah .
Melihat sahabatnya yang seperti itu tentu saja juna mengerti, Karena dia juga merasakan hal yang sama rasa kesal, marah, bahkan juga sedih akan keputusan yang telah diputuskan.Namun nasi sudah menjadi bubur kini pagar itu telah membentang disepanjang mata memandang.
" Eli kini yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah, ketika kita dewasa nanti jadilah orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan, serta tindakan .Karena semua yang kita lakukan pasti memiliki dampak entah dalam segi apapun" Dengan
senyum di akhir ucapannya.
Cerpen Mozza
Mendengar perkataan juna yang begitu bijak membuat hati eli sedikit lega, eli pun mengangkat wajahnya yang sebelumnya tertunduk dan tersenyum tipis menatap juna yang duduk tepat didepannya.
Tidak lama ada desiran ombak menghantam perahu yang mereka naiki " Wah Sepertinya laut menghibur mu eli " gurau juna pada eli,lalu menghentikan perahu tersebut yang telah jauh meninggalkan pesisir pantai.
"Hahahah" tawa kecil itu keluar dari mulut eli, juna yang melihat tentu saja senang ,karena eli tidak pernah tertawa ataupun tersenyum semenjak pagar itu dibangun ' akhirnya sosok eli yang tertawa kembali ' gumam juna.
Setelah itu, mereka memulai penangkapan ikan dengan menurunkan jaring sembari mengobrol akan hal hal yang menyenangkan.
Laut tahukah engkau,aku berharap hal ini segera berakhir agar aku bisa melihat luasnya dirimu , serta keindahan mu tanpa adanya pengahalang itu.
Bagiku laut itu melambangkan kebebasan tanpa adanya kekangan ataupun paksaan, tempatnya menghilangkan rasa lelah.
Jadi aku berharap suatu saat nanti manusia mampu lebih mencitai alam dan menjaga nya serta melindungi nya. Dan semoga kejadian seperti pagar alam tidak terjadi lagi dimanapun itu.