Cerpen Raihan Al Hafidzi
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Blue East Ocean,nama yang tepat untuk kerajaan laut biru barat.Kerajaan yang maju nan sejahtera yang dihuni oleh ras aquarious,ras yang hanya bisa hidup di air.Tidak memerlukan teknologi,Kerajaan ini menangandalkan alam sekitar untuk menjadikan Kerajaan ini maju.Permasalahan politik maupun dimasyarakat sangat jarang terjadi di Kerajaan Ini
Rakyatnya adil dan memiliki akal,tentu saja memiliki pemimpin yang jauh lebih baik dari rakyatnya.Ratu Seagara IV,nama yang sangat dihormati sekaligus dikagumi rakyatnya.Beliau dijuluki sebagai “Sang bijaksana dari laut barat”.Bukan hanya itu,beliau juga dianggap pahlawan bagi rakyatnya.Kalau sewaktu-waktu terjadi masalah di Kerajaan,beliaulah yang turun tangan.Jikalau ada permasalahan di tengah masyarakat,beliaulah yang menyelesaikannya dengan damai,bagaikan seorang ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya.
Sedangkan di daratan tanah yang kuinjak ini.Tang Erang,Kerajaan yang ditinggali oleh manusia,termasuk aku,tidak begitu mirip dengan Blue East Ocean.Dimana rakyatnya diatur oleh hierarki.Aku yang terlahir dari rakyat kelas bawah tidak bisa berbuat apapun.Hanya rakyat kelas atas dan Rajanya yang bisa mengatur semaunya.Itulah mengapa,Kerajaan ini tidak termasuk kerajaan maju.
Aku hanya tinggal bersama Ayahku di pinggir pantai.Karena Ayahku bekerja sebagai nelayan,ikan sudah menjadi makanan sehari-hari bagiku.Kalau masih lapar,biasanya aku berburu dihutan ketika Ayahku bekerja.Malangnya,Ayahku tidak memiliki cukup uang untuk menyekolahkan aku di lingkuangan menengah.Jadi, Ayahku lah yang mengajariku tentang kehidupan ini.
Mentari sedeang dimakan bumi,menandakan waktu sudah memasuki malam hari yang membuatku menutup koran yang sedang kubaca di bawah pohon kelapa.Koran itu berjudul “Biografi Blue East Ocean” yang ku temukan di pinggir rumah kayuku.Aku perlahan berjalan mendekati rumahku setelah meletakkan koran di bawah pohon kelapa.
Ingin sekali ku tinggal di Kerajaan itu,kata “Adil” dan “Damai” sangat akrab dengan penduduk setempat.Merasakan hidangan bawah laut selain ikan tentu sangat nikmat.Mempunyai teman juga salah satu keinginanku sejak kecil,seperti berita yang kubaca,di sana juga hampir atau bahkan tidak pernah ada pertikaian politik dan semua rakyat bisa hidup berdampingan tanpa memandang kasta manapun.
Aku membuka pintu depan rumahku dengan tangan kananku dan perlahan memasuki rumahku.Suasana ruang tamu selalu menyapaku dengan hangat setiap kali ku memasuki rumah.Biasanya,Ayah datang kerumah jam sepuluh keatas.Itulah alasan kenap aku selalu tidak makan malam akibat tertidur lelah.Malam ini,aku memutuskan untuk tidur lebih awal karena lelah beburu terus-menerus hari-hari ini.Aku mulai naik menuju ranjangku dan berbaring diatasnya.Mataku mulai memberat yang menandakan aku mulai mengantuk,perlahan ku mulai mengantuk,perlahan ku mulai memejamkan mata dan tidur dengan sendirinya.
***
“Mitsa,bangunlah,cahaya matahari sudah menyinari kerajaan”ujar Ayahku yang sedang membangunkanku dalam tidur.Aku perlahan membuka mataku yang cukup berat ini.Aku mengambil posisi duduk dengan kaki diselonjorkan.Tapi,entah kenapa,udara yang kuhirup sekarang lebih segar daripada biasanya.Aku beranjak bangkit dari kasurku dan menuju ruang tamu sekaligus ruang makan.
“Ayah?,kenapa udaranya sekarang lebih segar sekarang?.”Ucapku selagi mengucek-ucek mataku dengan rambut panjang sebahu yang berantakan.
“Kau ini,selalu saja mengada-ada.”Timpal Ayahku sambil membawa 2 piring putih dengan kedua tangannya.
“Apa yang dibawah Ayah itu?.”Aku duduk dikarpet tipis berwarna biru tua,tapi,sejak kapan karpet ini berwarna biru?bukannya merah ya?.”Ayah meletakkan 2 piring putih yang berisi gurame yang dilumuri kecap.
“E-eh?! Iya ya...”Ucapku sambil menggaruk-garuk kepala sebelah kiri
“makanlah,setelah itu,kamu bisa main diluar.”Ucap Ayah kepadaku.
“Baiklah.”Aku perlahan memakannya,Dimulai dari mengambil sendok dan garpu.
Sesudah sarapan,aku membuka pintu depan untuk mencari udara segar.Krek!,seketika pupilku mengecil dengan sendirinya,pemandangan apa ini?!,bukannya didepanku adalah lautan?,sekarang berubah menjadi metropolitan.Namun,bangunannya berupa bebatuan dengan orang-orang yang mengendarai hewan laut seperi lumba-lumba,kuda laut,atau ubur-ubur,Apakah aku harus tanyakan ini pada ayah?sebaiknya jangan.
Aku mendengar suara keributan,aku menoleh kedepan dan belakang,kekanan dan kiri,tapi....Aku secara otomatis berpindah menuju ranjangku dengan mataku yang terbuka.Apakah tadi itu mimpi?,sepertinya begitu.Aku segera bangkit dari ranjangku,suara apa itu,seperti ada proyek bangunan saja.
Aku berjalan perlahan sambil mengucek-ucek mata kananku,tentunya dengan rambut yang berantakan.Eh?dimana Ayah?biasanya Ayah membuatkan sarapan untuk kita berdua?.Aku tidak sengaja melihat kebawah danpandanganku teralihkan oleh karpet merah tipis,dimimpiku,karpet ini berwarna biru,sudahlah,itu kan hanya mimpi,kenapa harus dipikirin.?.
Aku berjalan menuju pintu depan karena mungkin itulah sumber suaranya.Aku membuka pintu dan berbanding balik dengan dimimpiku tadi,pemandanganku malah sekelompok pekerja,aku memutuskan untuk menghampirinya.
“Setidaknya,beri aku kemudahan,ku mohon.!”Ucap Ayahku sambil memegang lengan kiri salah satu arsitek.
“Tidak bisa!,ini sudah ketentuan dari pihak kerajaan!,kalau kau memberontak,kau akan dipenjara.!”Timpal salah satu pekerja yang dipegang Ayah.
“Ayah? Apa yang terjadi.?”Aku menengok kanan kiri melihat pagar yang semakin banyak.
“Suadahlah.!”Pkerja itu mendorong badan Ayah yang membuat Ayah tersungkur.
“Intinya,kau tidak bisa mengatur pihak kerajaan.!”Mataku terbelalak dan menghampiri Ayah yang sedang tersungkur
“Sudahlah Ayah,tidak ada gunanya berurusan dengan mereka.”Aku membopong badan ayah menuju rumah kami.
Apa yang sedang dilakukan oleh pihak kerajaan?,sampai-sampai mereka membuat pagar besi di pinggir laut yang tidak tahu apa fungsinya.Kami sampai di depan rumah dan berjalan memasukinya melewati pintu depan yang terbuka sedari tadi.Aku meletakkan badan ayah di karpet tipis berwarna merah di ruang tamu.
“Ayah,jelaskan pada Mitsa,apa yang sebenarnya terjadi.?!”Ucapku yang sedang duduk didepan ayah dengan posisi menyilang.
“Mitsa,mungkin sudah waktunya Ayah memberitahumu.”Ucap Ayah dengan nada pelan.Aku hanya memiringkan kepalaku karena penasaran..
“Sejak kecil,kamu selalu bertanya pada Ayah,DImana Ibu?,apakah mitsa punya Ibu.?”Wajah ku berubah 180 derajat daripada sebelumnya.Ibu?,pertanyaan yang selalu menghantuiku akan dijawab sekarang?.
“Jawabannya,ya,kamu mempunyai Ibu.”Mataku terbelalak seketika
“di_dimana ia sekarang yah?”Ucapku dengan wajah cemas.
“Ayah rasa,Ibumu sedang berada di Kerajaan Blue East Ocean.”Kerajaan laut barat?,itulah pertanyaan yang terlintas di pikiranku.
“Tapi,bukannya itu tiada benarnya ya?”Keringat sebiji jagung berada didahi ku.
“Bukan begitu,pihak kerajaan hanya tidak ingin rakyatnya mengetahui itu.”Ayah mengebas sisa-sisa pasih di kaos putih oblongnya.
“Maksud Ayah?”Tanyaku dengan rasa bingung.
“Dulu,Ayah dan Ibumu bertemu di depan pantai.Saatku pulang bekerja,Ibumu terlihat sedang berenang dilaut dari arah rumah kita.Dia menghampiri perahu kecilku dan memperkenalkan dirinya.Kejadian itu berlangsung cukup lama,sekitar 2 tahun.Akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dalam.Beberapa bulan kemudian,Ibumu mengandung.Untung saja,Ibumu terlahir dari keluarga bangsawan sehingga sangat memungkinkan untuk mengasuhmu.”Ucap Ayah dengan panjang lebar.
“Lima tahun berlalu,kamu sudah menjadi balita,dan secara bersamaan,Kerajaan Tang Erang mengganti rajanya tanpa alasan yang jelas.Raja Ablahu III,membangun perkotaan ditenah hutan yang membuat rusaknya lingkungan,pabrik-pabrik dimana-mana yang membuat limbah pabrik semakin banyak.Ketika Ayah sedang bekerja,Sring menjumpai kapal-kapal yang mengangkut limbah pabrik untuk membuangnya.Ibumu sering bertanya padaku,kenapa Kerajaan Tang Erang begitu jahat dengan kerajaannya?.Ayah yang hanya rakyat kelas bawah tidak bisa menjawab pertanyaan itu.”Ayah menjelaskan,aku hanya bisa terkejut mendengar fakta buruk Kerajaan kita
“Pagi-pagi buta,Ayah terbangun karena suara aneh di luar rumah.Ternyata itu proyek dari pihak kerajaan,Ayah coba membujuk para pekerja untuk menghentikan proyek tersebut,yaitu proyek membangun pagar laut yang entah apa fungsinya.Tapi,Ayah bisa menebaknya,saat limbah pabrik sering dibuang di lautan,laut tidak sebersih dan sebiru dulu dan itu membuat ibumu hilang entah kemana.Akhirnya,ayah hidup sendirian lagi,tapi tidak sepenuhnya sendirian,karena ada kamu yang menemaniku.”Ayah lanjut menjelaskan,aku tidak bisa berkata apa-apa.
“Ayah bekerja banting tulang demi merawatmu sang buah hati.Sekali-kali Ayah mengajarimu tentang kehidupan.Ayah bisa menebak,kalau pihak kerajaan membangun pagar laut untuk melindungi wilayahnya dari ancaman.Mungkin kamu akan bertanya,ancaman apa itu ya?.Yaitu ancaman deklarasi perang,Ayah bisa menebaknya karena kejadian limbah pabrik tersebut.Pihak Blue East Ocean tidak terima dengan hal itu.Mulai saat itulah sering terjadi gelombang laut yang tidak normal,badai berkeliaran,dan bahkan tsunami yang hampir menenggelamkan kita berdua.”Entah kenapa,Keringat bercucuran di kepalaku.
“Kamu bertanya-tanya dan mungkin lupa dengan hal itu,tapi,memang itulah kejadiannya.Setelah itu,kami hidup tanpa rumah.Ayah mengajarimu cara berburu dan mau tidak mau,Ayah kembali membangun rumah dengan kayu-kayu yang ada di hutan”
“Mitsa,Ayah mempunyai tugas untukmu.”Aku mendengarnya dengan seksama
“Bisakah kamu melakukan ekspedisi mencari ibumu?”
“Tenang saja,kamu terlahir dari perkawinan antar ras jadi kamu bisa hidup di dua alam.”
“Ingat tiga hal,Tekad,Berani,Percaya diri,itulah bekalmu nanti.
“Kalau begitu,Mitsa akan berjalan sekarang.”
Aku bangkit dari dudukku dan mencium tangan ayah sekaligus memeluknya,air mataku mengalir bagai sungai nil.Menuruni tangga dan memberi hormat pada ayah,itulah yang ku lakukan sebelum meninggalkannya.Untung saja,pagarnya belum 100% jadi,kesempatan bagus karena para pekerja tertidur.
Lautan membuatku berhenti didepannya.Kupejamkan mataku dan berjalan lurus.Terdengar percikan air namun,selang lama kemudian tidak terdengar lagi.Ku perlahan membuka mataku dan benar saja,aku bisa hidup di dua alam.Tidak ada alasan lain kecuali berjalan lurus kedepan.
Singkat cerita Kerajaan mulai terlihat,bangunan dimana-mana.Saatku berjalan,seseorang menabrakku dari depan dan dia langsung pergi begitu saja.Aku melihat dompet yang terjatuh di tanah,mungkin dia adalah orangnya.Aku memutuskan untuk mengembalikan Dompet ini kepadanya
Ternyata dia adalah keluarga bangsawan sesuai dari kartu identitasnya yang membuatku berjalan menuju Istana.Aku diberhentikan oleh penjaga pintunya dan menyerahkan dompetnya.Salah satu penjaga itu menanyakanku darimana aku berasal karena dilihat dari pakaiannya yang beda dengan rakyat biasa.Kujawab dengan singkat kalau aku berasal dari Kerajaan Tang Erang.Tanpa.Berpikir lama,kedua penjaga itu menodongkan tombak kapaknya kepadaku.
Seseorang menyuruh penjaga itu untuk menurunkan senjatanya.Dia memakai gaun bagai ratu dan mahkota.Penjaga itu langsung tunduk dihadapannya dan menanyakan apa yang terjadi.Setelah dijelaskan,aku disuruh untuk masuk kedalam istananya.
Aku dibawa menuju keruang rapat untuk membahas sesuatu.Setelah menceritakan semuanya Baru terungkap bahwa seseorang didepanku adalah Ratu Seagara IV.Aku menceritakan tujuanku kesini,untuk mencari ibuku dan meminta bantuan Kerajaan ini untuk melengserkan Raja Ablahu III
Aku memberitahu Sang Ratu bahwa nama ibuku adalah Aurora.Sang ratu menyuruh penjaganya untuk memanggilnya.Benar saja,wajahnya mirip denganku.aku berpelukan untuk yang pertamanya kalinya.Sang Ratu bilang bahwa perang dilaksanakan esok dini hari.
Hari yang ditunggu tiba.Semua sudah siap,Sang Ratu membuat portal besar didepan Istana yang membawa kami ke depan Istana Tang erang.Perang dimulai,Pihak Tang Erang tidak memiliki cukup persiapan yang membuat gampang di kalahkan.Istana sudah ditaklukkan,Keluarga bangsawan ditahan oleh para prajurit.Ratu Seagara IV memersatukan kembali 2 kerajaan ini.Aku dan ibuku juga diberi izin untuk menjumpai dengan ayah.Akhirnya,selama 18 tahun,baru pertama kalinya aku merasakan apa itu kata damai dan adil.