Saturday, March 8, 2025

Cerpen Lomba | Muhammad Sulaiman Rasyid | Misteri Pagar Laut

 Cerpen Muhammad Sulaiman Rasyid



(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)


Di sebuah desa nelayan yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, hiduplah seorang remaja bernama Joko. Joko adalah anak dari keluarga nelayan yang hidupnya pas-pasan. Ayahnya telah lama meninggal dunia, dan ibunya harus bekerja keras sebagai buruh tani untuk menghidupi Joko dan kedua adiknya. Joko sendiri masih bersekolah di sebuah SMK di kota kecamatan. Namun, karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit, Joko harus membantu ibunya mencari nafkah. Setiap sore, setelah pulang sekolah, Joko selalu pergi ke laut untuk mencari ikan bersama pamannya, Gagah.

 

Gagah adalah seorang nelayan yang cukup sukses di desa itu. Ia memiliki sebuah perahu motor yang cukup besar dan peralatan memancing yang lengkap. Joko sangat beruntung bisa bekerja dengan pamannya, karena ia bisa belajar banyak tentang seluk-beluk dunia nelayan. Setiap hari, Joko dan Gagah selalu berangkat ke laut untuk mencari ikan. Mereka biasanya berangkat pada sore hari dan kembali ke desa pada keesokan harinya. Hasil tangkapan mereka kemudian dijual ke pasar ikan atau ke tengkulak yang datang ke desa.

 

Namun, beberapa bulan terakhir, Joko dan Gagah semakin sulit mendapatkan ikan. Hal ini disebabkan oleh adanya pagar laut misterius yang muncul di sekitar perairan desa mereka. Pagar laut ini terbuat dari anyaman bambu yang sangat kuat dan membentang sepanjang beberapa kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang membangun pagar laut tersebut. Namun, banyak orang yang menduga bahwa pagar laut itu dibangun oleh orang-orang kaya yang ingin menguasai sumber daya laut di wilayah itu.

 

Adanya pagar laut ini membuat para nelayan di desa Joko semakin kesulitan mencari ikan. Mereka tidak bisa lagi berlayar jauh ke tengah laut karena terhalang oleh pagar tersebut. Akibatnya, hasil tangkapan mereka semakin menurun dan pendapatan mereka pun semakin berkurang. Joko sangat sedih melihat kondisi ini. Ia tahu bahwa jika pagar laut itu tidak segera diatasi, maka kehidupan keluarganya dan keluarga nelayan lainnya akan semakin sulit. Joko pun bertekad untuk mencari tahu siapa yang membangun pagar laut misterius itu dan apa tujuan mereka.

 

Suatu malam, Joko tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan tentang pagar laut itu. Tiba-tiba, ia teringat akan sebuah cerita yang pernah ia dengar dari kakeknya. Cerita itu tentang sebuah kerajaan kuno yang hilang di dasar laut, yaitu kerajaan Atlantis. Menurut cerita kakeknya, kerajaan Atlantis adalah sebuah kerajaan yang sangat maju dan kaya raya. Namun, karena kesombongan dan keserakahannya, kerajaan itu akhirnya ditenggelamkan oleh dewa laut.

 

Joko berpikir, mungkinkah pagar laut itu ada hubungannya dengan kerajaan Atlantis? Mungkinkah orang-orang yang membangun pagar laut itu adalah keturunan dari bangsa Atlantis yang ingin bangkit kembali? Joko tidak tahu jawabannya. Namun, ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dan misterius di balik pagar laut itu. Ia pun bertekad untuk mencari tahu kebenarannya.

 

Keesokan harinya, Joko menceritakan tentang cerita kerajaan Atlantis kepada pamannya. Gagah awalnya tidak percaya dengan cerita tersebut. Namun, setelah dipikir-pikir, ia merasa ada benarnya juga. Gagah kemudian mengajak Joko untuk pergi ke sebuah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari desa mereka. Pulau itu dikenal dengan nama Pulau Ular. Menurut cerita masyarakat setempat, di pulau itu terdapat sebuah gua yang konon pernah menjadi tempat persembunyian bangsa Atlantis.

 

Joko dan Gagah pun berangkat menuju Pulau Ular. Setelah sampai di pulau itu, mereka langsung mencari gua yang dimaksud. Setelah beberapa jam mencari, mereka akhirnya menemukan gua tersebut. Gua itu ternyata sangat besar dan gelap. Joko dan Gagah harus menggunakan obor untuk menerangi jalan mereka. Setelah berjalan cukup jauh ke dalam gua, mereka menemukan sebuah ruangan yang luas. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah kolam air yang sangat jernih. Di dasar kolam itu, terdapat sebuah benda yang berkilauan. Joko dan Gagah pun mendekati kolam itu dan melihat benda apa yang ada di dasarnya.


Ternyata, benda itu adalah sebuah kristal yang sangat indah. Kristal itu memancarkan cahaya yang berwarna-warni. Joko dan Gagah pun terkejut melihat kristal itu. Mereka tidak pernah melihat benda seperti itu sebelumnya. Tiba-tiba, kristal itu mengeluarkan suara yang aneh. Suara itu seperti suara orang yang sedang berbicara. Joko dan Gagah pun mendengarkan dengan seksama.


"Selamat datang, wahai manusia," kata suara itu. "Aku adalah penjaga kristal Atlantis. Aku telah menunggu kedatangan kalian selama ribuan tahun."


Joko dan Gagah pun semakin terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu dengan penjaga kristal Atlantis.


"Siapa kamu?" tanya Joko.


"Aku adalah keturunan dari bangsa Atlantis," jawab suara itu. "Aku adalah salah satu dari sedikit orang yang selamat dari bencana yang menimpa kerajaan kami."


"Apa tujuanmu membangun pagar laut?" tanya Joko.


"Aku membangun pagar laut untuk melindungi kerajaan Atlantis yang akan bangkit kembali," jawab suara itu. "Kami akan membangun sebuah kota baru di bawah laut dan kami membutuhkan tempat yang aman untuk melakukannya."


Joko dan Gagah pun terdiam. Mereka tidak tahu harus berkata apa.


"Kami tidak ingin mengganggu kalian," kata Joko akhirnya. "Kami hanya ingin mencari ikan untuk menghidupi keluarga kami."


"Kalian tidak perlu takut kepada kami," kata suara itu. "Kami tidak akan menyakiti kalian. Kami hanya ingin hidup berdampingan dengan kalian."


Joko dan Gagah pun merasa lega. Mereka tahu bahwa bangsa Atlantis tidak berniat jahat kepada mereka.


"Baiklah," kata Joko. "Kami akan membantu kalian."


"Terima kasih," kata suara itu. "Kalian adalah orang-orang yang baik."


Joko dan Gagah pun kemudian kembali ke desa mereka. Mereka menceritakan tentang pertemuan mereka dengan penjaga kristal Atlantis kepada masyarakat desa. Masyarakat desa pun awalnya tidak percaya dengan cerita tersebut. Namun, setelah melihat kristal Atlantis yang dibawa oleh Joko dan Gagah, mereka pun akhirnya percaya.

 

Sejak saat itu, masyarakat desa Joko hidup berdampingan dengan bangsa Atlantis. Mereka saling membantu dan saling menghormati. Pagar laut yang menghalangi jalur pelayaran menjadi masalah bagi para nelayan, kini menjadi simbol persahabatan antara manusia dan bangsa Atlantis.


Namun, kehidupan berdampingan dengan bangsa Atlantis tidak selalu berjalan mulus. Suatu hari, munculah sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka ingin memanfaatkan keberadaan bangsa Atlantis untuk kepentingan pribadi mereka. Mereka mencoba untuk mencuri kristal Atlantis dan menjualnya ke pasar gelap. Joko dan teman-temannya pun berusaha untuk mencegah aksi pencurian tersebut. Mereka bekerja sama dengan bangsa Atlantis untuk melindungi kristal tersebut. Setelah melalui perjuangan yang panjang dan sulit, mereka akhirnya berhasil menggagalkan aksi pencurian tersebut.

 

Sejak saat itu, Joko dan teman-temannya semakin erat bersahabat dengan bangsa Atlantis. Mereka saling membantu dalam segala hal. Joko pun menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Ia belajar banyak tentang kehidupan dari bangsa Atlantis. Joko akhirnya menjadi seorang pemuda yang sukses. Ia berhasil menyelesaikan sekolahnya dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Namun, ia tidak pernah melupakan jasa bangsa Atlantis. Ia selalu mengenang persahabatannya dengan mereka.

 

Joko pun akhirnya kembali ke desa nelayan tempat ia dilahirkan. Ia ingin mengabdikan dirinya untuk membangun desa tersebut. Ia ingin membuat desanya menjadi lebih maju dan sejahtera. Joko bekerja keras untuk mewujudkan impiannya. Ia membangun sekolah, rumah sakit, dan berbagai fasilitas umum lainnya. Ia juga membantu para nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan mereka.

 

Berkat kerja keras Joko, desa nelayan itu pun menjadi semakin maju dan sejahtera. Masyarakat desa sangat berterima kasih kepada Joko atas segala yang telah ia lakukan. Joko pun hidup bahagia di desa nelayan itu. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang ia cintai. Ia juga selalu ingat akan persahabatannya dengan bangsa Atlantis.