Nursiyah Faa, akrab disapa Nur. Dilahirkan di Serang 16 Maret 1992. Awal mula bergelut di dunia kepenulisan pada tahun 2014 dengan mengikuti even kepenulisan di medsos (FB). Dari hasil hasil even tersebut beberapa puisinya dibukukan dalam antologi bersama November Rain yang diterbitkan oleh My Management Creative Writing (2014). Pada tahun 2016 ia bergabung dengan #Komentar (Komunitas Menulis Pontang Tirtayasa). Pada tahun yang sama pula ia kembali mengikuti even kepenulisan di media sosial dan beberapa puisinya dibukukan dalam antologi bersama: Sajak Kaki-Kaki Mungil (Sabana Pustaka, 2016), Monolog Seekor Monyet (Sabana Pustaka, 2016), Kutub Pelangi: Adakah Pelangi di Kutub-Kutub Salju (2016). Cerpen pertamanya “Hari Ini Air Begitu Dingin dengan Asin yang Memerihkan Mata” dibukukan dalam antologi bersama Gelorakan Hati dengan Cinta (2016). Beberapa cerpennya saat mengikuti kelas menulis di #Komentar dibukukan dalam antologi bersama #Komentar angkatan-1, Kekasih Baru di Malam Minggu (2017). Cerpennya “Sekerikil Batu yang Tenggelam di Dasar Sungai” masuk dalam Antologi Pamali Festival Literasi Tangsel (FLT, 2019). Buku Kumcer pertamanya berjudul Lelaki yang Memenjarakan Puisi (#Komentar, 2019). Selain itu, ia juga menulis puisi. Beberapa puisinya terbit di Majalah Sastra (Mastra) Kandaga Kantor Bahasa Provinsi Banten, Pikiran Rakyat. Saat ini ia memiliki cita-cita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak dan menjadi rumah bagi yang terkasih. Nur bisa dihubungi di surel nursiyahfaa@gmail.com, FB dan IG Nursiyah Faa.